PT. Rothm
2. Menghindari biaya dari pengembangan produk baru. PMI dapat langsung memiliki manajemen, pabrik, jalur distribusi, pemasok dan sumber daya
manusia yang berkompeten dari perusahaan yang telah diakuisisi. 3. Meningkatkan kecepatan memasuki pasar dan melewati barriers to entry. PMI
yang sudah memiliki akses menuju pasar, akan mendapatkan kemudahan baik dari segi perijinan, regulasi, serta brand equity. PMI tinggal meneruskan yang
sudah ada sebelumnya dari perusahaan yang telah diakuisisi. Adapun merek-merek yang dihasilkan perusahaan ini terdiri dari merek
lokal dan merek internasional. Merek lokal yang paling dikenal adalah Sampoerna Hijau dan Dji Sam Soe. Sementara itu merek internasionalnya adalah Marlboro.
c. an of Pall Mall Indonesia RPMI
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 13 Juni 1931 dengan nama “NV. Tot Exploitatie Van Cigaretten Fabrieken Faroka”. Pendirinya adalah NV. Tabacofina
dari Belgia. Semasa pendudukan Jepang, sekitar tahun 1942-1945, Faroka berada di bawah kekuasaan Jepang. Menjelang tahun 1949, NV. Tabacofina kembali
mengelola perusahaan ini. Pada tanggal 12 Februari 1958, perusahaan ini berganti nama menjadi PT. Faroka SA dengan saham tetap NV. Tabacofina.
Berdasarkan Ketetapan Presiden No.6 tahun 1965, terhitung sejak tanggal 13 Mei 1965 perusahaan dikuasai oleh pemerintah RI. Pada tanggal 7 Maret 1986,
NV. Tabacofina-Belgia menjual sahamnya di PT. Faroka SA kepada Rothmans of Pall Mall Australia Limited. Tanggal 28 April 1986 telah terjadi perubahan
susunan pemegang saham dari NV. Tabacofina-Belgia menjadi Rothmans Of Pall
Mall Australia Limited. Nama perusahaan juga telah diganti secara resmi menjadi PT. Rhotmans of Pall Mall Indonesia pada tanggal 17 September 1987
11
. Keberadaan Rothmans kemudian dihapus dan bergabung secara penuh
dengan BAT pada tahun 2005. Hal ini merupakan konsekuensi atas pembelian saham Rothmans oleh BAT yaitu sebesar 99,99 persen secara global. Proses
merger baru bisa dilaksanakan pada tahun tersebut karena menghadapi sejumlah kendala. Sebelum melakukan merger, manajemen BAT Indonesia masih
mengamati pergerakan pasar rokok putih di Indonesia. Hasilnya, pabrik milik Rothmans yang berlokasi di Malang, Jawa Timur, ditutup. Pihak manajemen
kemudian memutuskan untuk memusatkan semua produksi rokok putih buatan Rothmans, mulai dari Lucky Strike, Ardath, Kansas, Dunhill, dan lain-lain
bergabung dengan BAT Indonesia Tbk
12
.
11
Avriyani. 2000. “Sistem Kearsipan dalam Melancarkan Administrasi di PT. Rothman of Pall Mall Indonesia”. http:elib.unikom.ac.id. [6 Mei 2011].
12
Mahimza, et al. 2001. “Bergabung Melawan si Koboi”. http:www.majalahtrust.com. [19 Juni 2011].
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Struktur Industri Rokok di Indonesia
5.1.1. Analisis Konsentrasi
Struktur suatu industri dapat dianalisis melalui tingkat konsentrasinya. Alat analisis yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat konsentrasi
adalah rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar CR4. CR4 ini merupakan indikator yang menunjukkan persentase penjualan empat perusahaan terbesar
terhadap penjualan total dalam industri. Adapun produsen yang dianggap mewakili empat perusahaan terbesar dari
industri rokok kretek meliputi PT. Gudang Garam Tbk, PT. Djarum, PT. H.M. Sampoerna Tbk, serta Bentoel Group. Sebenarnya jumlah produsen rokok kretek
terus meningkat setiap tahun. Jumlah produsen terbanyak berasal dari produsen- produsen berskala kecil, kemudian menengah, baru setelah itu produsen berskala
besar. Namun demikian, penguasaan pasar terbesar tetap dikuasai oleh produsen dengan skala besar. Penguasaannya bahkan mencapai persentase sebesar 90
persen. Produsen-produsen tersebut tetap bertahan, meskipun banyak produsen baru yang masuk dalam industri seperti, PT. Karya Niaga Bersama, PT. Wikatama
Indah, dan PT. Nojorono
13
. Jumlah produsen rokok putih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah produsen rokok kretek. Meskipun demikian, terdapat pula produsen- produsen dengan skala besar diantaranya PT. BAT Indonesia Tbk, PT. Philip