Uji Normalitas Uji Multikolinearitas

rokok kretek dan 0,000144 industri rokok putih. Hal tersebut menandakan bahwa minimal terdapat satu variabel independen yang signifikan terhadap variabel dependen, sehingga model penduga tersebut layak untuk dijadikan parameter dalam fungsi.

5.4.3. Uji t

Hasil uji t dapat diidentifikasi dari nilai probabilitas masing-masing variabel independennya. Variable Growth, Usaha, dan Xeff memiliki probabilitas masing-masing sebesar 0,0290; 0,0012; dan 0,0043. Koefisien tersebut memiliki nilai yang lebih kecil dari taraf nyata 5 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa Growth, Usaha, dan X-eff pada industri rokok kretek signifikan terhadap PCM. Adapun variabel Growth dan Usaha untuk industri rokok putih tidak signifikan terhadap PCM, karena probabilitasnya lebih besar dari taraf nyata 5 persen. Sementara itu variabel X-eff memiliki probabilitas sebesar 0,0000, yang lebih kecil dari taraf nyata 5 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa X-eff industri rokok putih signifikan terhadap PCM.

5.4.4. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dianalisis melalui nilai probabilitas guna menentukan apakah error term pada model terdistribusi normal. Uji ini digunakan karena, jumlah data dalam penelitian kurang dari 30 atau hanya berjumlah 18 observasi. Adapun setelah dilaksanakan uji normalitas, didapatkan nilai probabilitas industri rokok kretek sebesar 0,408329. Nilai ini lebih besar dari taraf nyata 5 persen, artinya error term pada model tersebut terdistribusi normal. 1 2 3 4 5 6 -7.5 -5.0 -2.5 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 Series: Residuals Sample 1991 2008 Observations 18 Mean -4.44e-15 Median -1.791381 Maximum 9.363236 Minimum -6.352329 Std. Dev. 4.683647 Skewness 0.715437 Kurtosis 2.415980 Jarque-Bera 1.791362 Probability 0.408329 Gambar 5.1. Grafik Hasil Uji Normalitas pada Industri Rokok Kretek Sedangkan nilai probabilitas pada uji normalitas industri rokok putih sebesar 0,087414. Nilai ini lebih besar dari taraf nyata 5 persen, artinya error term pada model tersebut terdistribusi normal. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -1.00 -0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 Series: Residuals Sample 1991 2008 Observations 18 Mean 3.57e-16 Median 0.163487 Maximum 0.410477 Minimum -0.909908 Std. Dev. 0.331734 Skewness -1.170395 Kurtosis 4.009763 Jarque-Bera 4.874190 Probability 0.087414 Gambar 5.2. Grafik Hasil Uji Normalitas pada Industri Rokok Putih

5.4.5. Uji Multikolinearitas

Pada uji kebaikan model, seringkali ditemui masalah multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi apabila terdapat hubungan kausalitas pada variabel- variabel independennya. Gejala multikolinearitas dapat dianalisis dengan memperhatikan nilai korelasi parsial antar variabel independennya. Ketentuannya yaitu, jika nilai korelasi parsial antar variabel independennya lebih besar dari │0,8│, maka model mengalami masalah multikolinearitas. Tabel 5.10. Matriks Korelasi pada Industri Rokok Kretek GROWTH USAHA XEFF GROWTH 1.000.000 0.166551 -0.145777 USAHA 0.166551 1.000.000 -0.547457 XEFF -0.145777 -0.547457 1.000.000 Pada industri rokok kretek tidak terdapat nilai korelasi parsial antar variabel independen yang lebih besar dari │0,8│. Hal ini berarti, model pada industri rokok kretek terbebas dari masalah multikolinearitas. Tabel 5.11. Matriks Korelasi pada Industri Rokok Putih GROWTH USAHA XEFF GROWTH 1.000.000 0.034097 -0.250157 USAHA 0.034097 1.000.000 0.001081 XEFF -0.250157 0.001081 1.000.000 Pada industri rokok putih juga tidak ditemukan variabel independen yang nilainya lebih besar dari │0,8│, sehingga bebas dari masalah multikolinearitas.

5.4.6. Uji Autokorelasi