34
4.5.3 Estimasi Kerugian Ekonomi
4.5.3.1 Cost of Illness
Lingkungan yang tercemar menyebabkan kesehatan masyarakat terganggu dengan  menimbulkan  berbagai  macam  penyakit.  Ketika  seseorang  menderita
sakit, akan menimbulkan biaya-biaya untuk mengobati penyakit tersebut. Menurut Dwight  et  al,  2004  pendekatan  Cost  of  Illness  atau  biaya  penyakit  dapat
digunakan  untuk  mengukur  nilai  dari  kerugian  kesehatan  karena  pencemaran, pendekatan ini didasarkan kepada keterkaitan fungsi kerusakan yang berhubungan
dengan tingkat pencemaran dan pengaruhnya terhadap kesehatan fisik. Metode ini digunakan  untuk  memperkirakan  biaya  morbiditas  akibat  perubahan  yang
menyebabkan orang menderita sakit. Cost  of  Illness  terdiri  dari  Direct  Cost,  Indirect  Cost,  Opportunity  Cost,
serta  Intangible  Cost.  Dalam  penelitian  ini  mengestimasi  Cost  of  Illness  melalui Direct  Cost,  Indirect  Cost,  dan  Opportunity  Cost.  Direct  Cost  merupakan  biaya
langsung  yang  dikeluarkan  penderita  apabila  terjangkit  penyakit.  Indirect  Cost merupakan  biaya  yang  dikeluarkan  oleh  seseorang  yaitu  kepala  keluarga  apabila
anggota  keluarganya  menderita  penyakit.  Opportunity  Cost  merupakan  biaya kesempatan produktivitas yang hilang akibat menderita penyakit.
Direct  Cost dan Indirect Cost dalam penelitian ini dianggap sebagai nilai dari  biaya  pengobatan  untuk  menyembuhkan  penyakit  baik  diderita  responden
maupun  anggota  keluarganya.  Opportunity  Cost  adalah  hilangnya  pendapatan responden  karena  tidak  dapat  bekerja  akibat  sakit  yang  diderita.  Nilai  Cost  of
Illness dapat dilihat pada persamaan 3 berikut ini.
35 Keterangan:
C = biaya penyakit
P = hilangnya pendapatan
MC = biaya pengobatan
a Nilai Pendapatan yang Hilang
Nilai  pendapatan  responden  yang  hilang  karena  sakit  dihitung berdasarkan Cost of Time. Cost of Time adalah kerugian responden yang tidak
masuk kerja pada saat terkena sakit. Perhitungan nilai Cost of Time dibedakan pada responden yang bekerja sebagai pegawai dan non-pegawai.
Bagi  responden  yang  bekerja  sebagai  pegawai,  pendapatan  tetap mereka  saat  ini  tidak  dipengaruhi  oleh  jumlah  waktu  tidak  bekerja  karena
sakit.  Namun,  untuk  mengetahui  kehilangan  pendapatan  tersebut  dapat diestimasi melalui pendekatan Value of Sick Leave sebagai proxy dari Cost of
Time. Value of Sick Leave menjelaskan bagaimana mengestimasi nilai aktual dari  cuti  sakit  yang  dapat  digunakan  untuk  mengurangi  premi  asuransi
kesehatan  pada  masa  pensiunan.  Cost  of  Time  pada  responden  non-pegawai sama  dengan  nilai  hilangnya  pendapatan  per  hari.  Nilai  ini  diperoleh  dari
jumlah  hari  tidak  bekerja  responden  non  pegawai  dikalikan  dengan  tingkat pendapatan responden per hari. Jadi, nilai pendapatan responden yang hilang
dapat dihitung dengan persamaan 4 berikut ini: ∑
Keterangan: P
= nilai kerugian reponden tidak masuk kerja Rp
36 JHTK  = jumlah jamhari tidak kerja responden ke-i
TPR  = tingkat pendapatan responden ke-i per jamhari Rp n
= jumlah responden i
= responden ke- i 1, 2, 3,…, n
b Biaya Pengobatan
Biaya  pengobatan  yang  ditanggung  oleh  responden  dihitung  dari jumlah uang yang dikeluarkan untuk berobat, terdiri dari biaya kunjungan ke
dokter  atau  puskesmas  dan  atau  biaya  pembelian  obat.  Biaya  pengobatan responden  merupakan  biaya  yang  dikeluarkan  responden  untuk  mengobati
sakit  pada  saat  responden  tersebut  atau  anggota  keluarga  responden  yang menderita sakit yang menjadi tanggungan responden, karena dalam penelitian
ini responden adalah kepala keluarga, bukan hanya terdiri dari satu  individu saja.  Biaya  pengobatan  yang  dikeluarkan  responden  dapat  dilihat  pada
persamaan 5 berikut ini: ∑[
]
Keterangan: MC   = biaya pengobatan per responden Rp
BKD  = biaya kunjungan ke dokter Rp BO
= biaya pembelian obat Rp n
= jumlah responden i
= responden ke-i 1, 2, 3, ..., n Nilai Cost of Illness dapat diestimasi melalui persamaan 4 dan 5, maka
persamaan 3 dapat diubah menjadi berikut ini:
37 ∑[
[ ]]
4.5.3.2 Averting Behavior Method Pendekatan Preventive Expenditure