16 d
Memisahkan limbah padat dari limbah cair sehingga limbah padat tidak bercampur dengan limbah cair;
e Mengolah limbah cair industri sehingga dapat digunakan kembali sistem
daur ulang; f
Membangun Instalasi Pengolahan Limbah Cair IPLC sehingga kualitas limbah cair yang dibuang ke perairan umum tidak melampaui baku mutu
yang berlaku; g
Mengurangi atau mengganti bahan kimia penolong dalam proses produksi sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan;
h Mengumpulkan limbah bahan berbahaya dan beracun dan diolah secara
khusus.
2.5 Banjir
Pengertian banjir menurut Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2003, adalah aliran air di
permukaan tanah surface water yang relatif tinggi dan tidak dapat ditampung oleh saluran drainase atau sungai, sehingga melimpah ke kanan dan kiri serta
menimbulkan genanganaliran dalam jumlah melebihi normal dan mengakibatkan kerugian pada manusia. Yayasan IDEP 2005, menyebutkan bahwa banjir
merupakan ancaman musiman yang terjadi apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang ada dan menggenangi wilayah sekitarnya. Banjir juga merupakan
ancaman alam yang paling sering terjadi dan paling banyak merugikan, baik dari segi kemanusiaan maupun ekonomi.
Menurut Naryanto dkk. 2009, penyebab banjir pada dasarnya disebabkan tiga hal. Pertama, kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata
17 ruang dan berdampak pada perubahan alam. Kedua, peristiwa alam seperti curah
hujan sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya. Ketiga, degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada daerah
aliran sungai, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai dan sebagainya.
Masalah banjir cenderung meningkat dari tahun ke tahun terutama disebabkan oleh adanya perubahan watak banjir serta pesatnya pembangunan
berbagai kegiatan manusia di dataran banjir. Perkembangan tersebut sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan pesatnya pembangunan di daerah
dataran banjir.
2.6 Konsep
Cost of Illness
Cost of Illness COI studi merupakan salah satu dari alat yang ada dalam evaluasi ekonomi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai dan menghitung
biaya-biaya yang timbul oleh berbagai masalah kesehatan yang ada. Meskipun studi COI bukanlah sebagai suatu teknik evaluasi ekonomi yang lengkap, akan
tetapi studi ini dapat digunakan untuk memberikan informasi mengenai pemilihan alokasi sumberdaya yang akan dipergunakan dengan mempertimbangkan estimasi
dan konsekuensi dari permasalahan kesehatan yang timbul dan saling
berhubungan Yanuar, 2003.
Menurut Dixon et al. 1996, pendekatan Cost of Illness dapat digunakan untuk mengukur nilai dari kerugian kesehatan karena pencemaran, pendekatan ini
didasarkan kepada keterkaitan fungsi kerusakan yang berhubungan dengan tingkat pencemaran dan pengaruhnya terhadap kesehatan fisik. Metode Cost of Illness
telah digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomi dengan tujuan meningkatkan
18 kesehatan. Metode ini memperkirakan pengeluaran privat dan umum untuk
kesehatan dan nilai kehilangan pendapatan, dalam hubungan morbidity dan mortality serta tingkat pencemaran.
Pendekatan Cost of Illness umumnya digunakan untuk menilai biaya dari penyakit yang disebabkan oleh suatu pencemaran. Seperti pada pendekatan
perubahan dalam produktivitas, pendekatan ini didasarkan pada pokok fungsi kerusakan. Pendekatan ini berhubungan dengan fungsi dose-response, yang
berhubungan dari sakit dengan sehat atau kematian pada tingkat pencemaran. Pada kasus ini, fungsi kerusakan berhubungan dengan tingkat polusi
pencemaran terhadap kesehatan Dixon et al., 1996. Menurut Dosi 2000, metode ini dapat diterapkan ketika perubahan
lingkungan berakibat pada kesehatan manusia dan ketika diasumsikan bahwa individu tidak mampu bereaksi, yakni ketika mereka tidak dapat melakukan
tindakan defensif untuk mengurangi risiko kesehatan. Biaya dari peningkatan pencemaran dapat diestimasi dengan menggunakan informasi tentang: hubungan
i antara kualitas lingkungan perubahan dan perubahan tingkat morbiditas, dan ii biaya ekonomi manfaat terkait dengan perubahan di tingkat morbiditas.
Yanuar 2003, menyebutkan bahwa terdapat pokok-pokok dari metode COI, yaitu: pengenalan, identifikasi, listing, pengukuran, dan penilaian terhadap
biaya-biaya yang timbul karena sakit. Langkah pertama dalam studi COI ini adalah mengidentifikasi seluruh kasus-kasus penyakit yang ada, biasanya dilihat
dari data statistik yang ada atau dengan melakukan ekstrapolasi untuk seluruh populasi dari hasil survei yang sederhana. Langkah ini sangat terbatas sekali
karena ketersediaan data yang sangat terbatas, kesulitan untuk mendefinisikan
19 kasuspenyakit, pengetahuan yang kurang terhadap riwayat alamiah penyakit, dan
sebagainya. Langkah kedua dalam studi COI ini adalah mengidentifikasi biaya- biaya yang ditimbulkan oleh suatu penyakit. Identifikasi biaya ini dapat dilakukan
dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif untuk mendapatkan sumber-sumber biaya yang akan dihitung.
Menurut Karyana 2003, biaya-biaya yang dihitung dalam COI adalah sebagai berikut:
a Direct Cost Biaya Langsung, adalah biaya-biaya yang ada pada sistem
pelayanan kesehatan, masyarakatpasien, dan keluarga yang langsung berhubungan dengan penyakit yang diderita.
b Indirect Cost Biaya Tidak Langsung, adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh pasien, masyarakat, maupun keluarga pasien yang tidak langsung sebagai penyakit yang diderita.
c Opportunity Cost Biaya Peluang, adalah biaya-biaya untuk kesempatan
yang hilang selama pasien menderita sakit, ini dilihat dari hari kerja produktif pasien dan keluarga yang menunggui yang hilang akibat
penyakit yang diderita. d
Intangible Cost adalah biaya-biaya yang tidak dapat atau sulit dihitungdikuantifikasi,
yang biasanya
terdiri dari
rasa sakit,
kesedihandukacita, atau penderitaan. Pendekatan Cost of Illness mengabaikan pengaruh preferensi individu pada
kesehatan dan penyakit, dimana mereka sedia membayar. Pendekatan ini menganggap perawatan kesehatan individu sebagai keluaran dan tidak menerima
kemungkinan individu melakukan aksi pertahanan seperti suntikan flu atau
20 imunisasi lainnya, sistem filtrasi udara atau spesial dan mengadakan biaya untuk
mengurangi resiko kesehatan. Sebagai tambahan, pendekatan ini meniadakan kehilangan non pasar yang dihubungkan dengan penyakit, seperti rasa sakit dan
penderitaan pada individu dan perhatian lainnya, dan pembatasan pada aktifitas non kerja.
2.7 Konsep