Konsep Averting Behavior Methods

20 imunisasi lainnya, sistem filtrasi udara atau spesial dan mengadakan biaya untuk mengurangi resiko kesehatan. Sebagai tambahan, pendekatan ini meniadakan kehilangan non pasar yang dihubungkan dengan penyakit, seperti rasa sakit dan penderitaan pada individu dan perhatian lainnya, dan pembatasan pada aktifitas non kerja.

2.7 Konsep

Value of Sick Leave Berdasarkan form State of New York Departement of Civil Service, Value of Sick Leave VSL merupakan suatu pendekatan untuk mengestimasi nilai dari cuti sakit bagi pegawai. Bagi pegawai yang hendak pensiun sebaiknya melakukan estimasi terhadap nilai aktual dari cuti sakit mereka yang mana hal itu bisa digunakan untuk mengurangi premi asuransi kesehatan ketika masuk pada masa pensiun. Berikut adalah langkah-langkah menghitung Value of Sick Leave:  Hourly Rate of Pay HRP Langkah 1. Menentukan jumlah jam kerja per hari dengan cara membagi jumlah jam kerja perminggu dengan 5. Contohnya, 40 jam per minggu dibagi 5 sama dengan 8 jam per hari, walaupun seseorang bekerja dalam empat hari dengan jam kerja 10 jam per harinya. Langkah 2. Menentukan HRP dengan cara membagi total gaji dalam satu tahun dengan jumlah jam kerja dalam satu tahun.  Sick Leave Credit Langkah 3. Menentukan nilai rupiah cuti sakit dengan cara mengalikan HRP dengan akumulasi jam cuti sakit. Langkah 4. Menentukan kredit bulanan dengan cara membagi total rupiah dari nilai cuti sakit dengan harapan hidup ketika masa pensiun. 21

2.8 Averting Behavior Methods

The Averting Behavior Methods ABM menggambarkan pengeluaran yang dibuat atau dikeluarkan masyarakat dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi dampak negatif degradasi lingkungan. Metode ini menggunakan biaya dari pembelian barang produk tertentu untuk menilai kualitas lingkungan. Secara umum, metode ini sangat sesuai diaplikasikan untuk kasus-kasus dimana pencegahan kerusakan atau pengeluaran untuk barang-barang pengganti benar- benar ada atau benar-benar akan dibuat Jones, et al. 2000. Averting Behavior Methods didasarkan pada asumsi bahwa apabila orang menerima biaya untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh hilangnya jasa lingkungan atau mengganti jasa ekosistem, maka nilai jasa lingkungan tersebut setidaknya harus sama dengan harga yang dibayarkan individu untuk penggantian tersebut Jones, et al. 2000. Adapun asumsi lain dalam ABM adalah sebagai berikut :  Individu mengenali dampak negatif kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan mereka;  Individu mampu menyesuaikan kebiasaan mereka untuk mencegah atau mengurangi dampak tersebut. Jones, et al. 2000 menyebutkan bahwa terdapat tiga tipe Averting Behavior Methods, yaitu: a. Damage Cost Avoided atau Preventive Expenditure Metode Damage Cost Avoided mengestimasi nilai ekonomi berdasarkan biaya yang dihasilkan akibat hilangnya jasa lingkungan. Pendekatan ini menggunakan nilai properti yang dilindungi atau biaya dari tindakan yang diambil 22 untuk mencegah kerusakan sebagai sebuah ukuran dari manfaat yang disediakan ekosistem lingkungan. Pendekatan ini secara khusus sangat bermanfaat dalam penilaian ekosistem yang menyediakan suatu bentuk perlindungan alami. Tahapan pelaksanaan Damage Cost Avoided Method: 1 Mengenali jasa perlindungan yang disediakan dan menaksir area proteksi yang akan berubah sesuai skenario kehilangan ekosistem tertentu; mencakup informasi mengenai kemungkinan peristiwa kerusakan yang terjadi dan tingkat kerusakan dibawah skenario ecosystem loss yang berbeda. 2 Mengenali infrastruktur, properti dan populasi manusia yang akan terkena dampak perubahan proteksi menjelaskan batasan dampak yang tidak akan dianalisa. 3 Mengestimasi skala tambahan kerusakan di bawah skenario kehilangan ekosistem. 4 Mengestimasi biaya kerusakan tersebut dengan menggunakan informasi dari nilai aset yang mempunyai resiko. b. Replacement Cost Replacement Cost adalah metode yang mengestimasi nilai jasa lingkungan sebagai biaya penggantian jasa tersebut dengan barang dan jasa alternatif buatan. Metode ini menggambarkan jasa lingkungan yang bisa ditiru dengan menggunakan teknologi. Pada dasarnya, dalam metode ini diasumsikan bahwa sejumlah uang yang dikeluarkan masyarakat untuk mengganti aset jasa lingkungan secara umum sama dengan manfaat yang hilang dari jasa yang tersedia untuk masyarakat. 23 c. Substitute Cost Substitute Cost adalah metode yang mengestimasi nilai jasa lingkungan sebagai biaya yang dikeluarkan untuk mensubsitusi barang dan jasa yang hilang akibat kerusakan lingkungan, dapat dengan menggunakan teknologi. Barang dan jasa yang digunakan untuk mensubsitusi sebaiknya harus sama atau lebih baik dari kondisi yang ada. Averting Behavior Methods memiliki beberapa kelebihan sebagai metode dalam penilaian kerusakan Aravossis dan Karydis, 2004, antara lain: 1 Data yang dibutuhkan relatif sederhana; 2 Estimasi nilai menggunakan data pengeluaran aktual; Selain kelebihan diatas, Averting Behavior Methods memiliki permasalahan dan keterbatasan sebagai berikut Hadley, et al., 2011: 1 Metode ini bukan metode yang sering digunakan; 2 Metode ini hanya dapat memperkirakan use value dari sumberdaya alam dan lingkungan; 3 Penggunaan metode ini terbatas pada kasus-kasus dimana rumah tangga menghabiskan uang untuk mengimbangi penurunan kualitas lingkungan; 4 Penggunaan metode ini terbatas pada kasus-kasus dimana mereka yang terkena dampak langsung, bertindak mengurangi permasalahan kualitas lingkungan; 5 Sulit mendapatkan data yang sesuai.

2.9 Konsep Time Preference dan Discounting