Taman Margasatwa Pengelolaan Lanskap Taman Margasatwa Ragunan Jakarta Selatan

2. untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomik. Selanjutnya, menurut Fandeli 2001 manajemen satwa liar adalah seni membuat area kehidupan satwa liar yang lestari untuk manfaat rekreasional dan manipulasi populasi satwa liar serta habitatnya dan interaksi diantara keduanya dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu: 1. melindungi jenis satwa liar tertentu dan habitatnya 2. membuat taman satwa untuk tujuan wisata 3. membuat taman buru game hunting. Pengelolaan satwa sangat penting, karena: a. dapat melindungi satwa liar dan habitatnya dari bahaya kepunahan b. dapat menciptakan dan mengembangkan fasilitas-fasilitas untuk menikmati satwa liar c. berguna untuk kepentingan ilmiah, estetika dan nilai-nilai pendidikan d. memelihara ekosistem e. mengembangkan rekreasi.

2.2 Taman Margasatwa

Kebun Binatang menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.53MENHUT-II2006 tentang lembaga konservasi, adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi yang sehat. Selanjutnya, kriteria Kebun Binatang meliputi : 1. koleksi satwa yang dipelihara sekurang-kurangnya 3 kelas, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi undang-undang dan atau ketentuan Convention of International Trade on Endangered Spesies of Flora Fauna CITES; 2. memiliki lahan seluas sekurang-kurangnya 50 lima puluh hektar; 3. memiliki ketersediaan sumber air dan pakan yang cukup; 4. memiliki sarana pemeliharaan satwa, antara lain: kandang pemeliharaan, kandang perawatan, kandang karantina, kandang pengembangbiakan, kandang sapih, kandang peragaan, naungan dan prasarana pendukung pengelolaan satwa yang lain; 5. memiliki kantor pengelola dan sarana pengelolaan pengunjung termasuk pusat informasi; 6. tersedia tenaga kerja sesuai bidang keahliannya antara lain dokter hewan, ahli biologi atau konservasi, kurator, perawat dan tenaga keamanan. Taman Satwa atau Taman Margasatwa menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.53MENHUT-II2006, adalah Kebun Binatang yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan terhadap jenis satwa yang dipelihara berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi yang sehat. Taman Margasatwa adalah lembaga konservasi yang memelihara jenis-jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa yang terdiri dari jenisspesies dalam satu kelas tertentu. Kriteria Taman Satwa meliputi : 1. koleksi satwa yang dipelihara sekurang-kurangnya 2 dua kelas, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi undang-undang dan atau ketentuan Convention of International Trade on Endangered Spesies of Flora Fauna CITES; 2. memiliki lahan seluas sekurang-kurangnya 1 satu hektar; 3. memiliki ketersediaan sumber air dan pakan yang cukup; 4. memiliki sarana pemeliharaan satwa, antara lain: kandang pemeliharaan, kandang perawatan, kandang karantina, kandang pengembangbiakan pembesaran dan prasarana pendukung pengelolaan satwa yang lain; 5. memiliki kantor pengelola dan sarana pengelolaan pengunjung; 6. tersedia tenaga kerja sesuai bidang keahliannya antara lain dokter hewan, ahli biologi atau konservasi, kurator, perawat dan tenaga keamanan. Dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.53MENHUT-II2006 tentang Lembaga Konservasi mengenai perolehan tumbuhan dan satwa dalam Taman Margasatwa yaitu: 1. Lembaga konservasi dapat memperoleh spesimen jenis tumbuhan dan satwa untuk koleksi dari: a. hasil sitaan atau penyerahan dari pemerintah atau penyerahan dari masyarakat b. hibah atau pemberian atau sumbangan dari lembaga konservasi lainnya c. tukar-menukar d. pembelian untuk jenis-jenis yang tidak dilindungi e. pengambilan atau penangkapan dari alam. 2. Pengambilan atau penangkapan dari alam dapat dilakukan apabila: a. untuk kepentingan pemurnian genetik, dan atau b. untuk kepentingan penyelamatan jenis, dan atau c. tidak dapat memperoleh jenis dari sumber sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a, b, c, dan d. 3. bagi pemohon lembaga konservasi yang telah mempunyai koleksi satwa sebelum diterbitkan izin lembaga konservasi, harus dapat menunjukkan surat keterangan asal usul satwa secara sah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku, 4. tata cara perolehan jenis tumbuhan dan satwa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri. Spesimen jenis tumbuhan dan satwa koleksi lembaga konservasi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangbiakan, penelitian dan pendidikan, pertukaran, pelepasliaran di alam, dan peragaan.

2.3 Lanskap Taman Margasatwa Ragunan