Latar Belakang Pengelolaan Lanskap Taman Margasatwa Ragunan Jakarta Selatan

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, terdapat banyak flora dan fauna dari beragam spesies. Flora dan fauna tersebut keberadaannya menyebar di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa wilayah memiliki fauna yang unik dan menjadi ciri khas. Menurut Fandeli 2001, kawasan tropis yang ditempati negara Indonesia memberikan atribut yang spesifik tentang keadaan sumberdaya alami yang dimiliki, baik yang berupa flora maupun fauna. Sejumlah spesies satwa bersifat endemik, yang berarti hanya terdapat di Indonesia dan tidak ditemukan di tempat lain, antara lain burung cendrawasih di Papua, burung maleo di Sulawesi, komodo di Pulau Komodo, anoa di Sulawesi, dan masih banyak lagi. Hal tersebut menyebabkan banyak orang kagum. Salah satu upaya perlindungan flora dan fauna yaitu dengan metode konservasi ex-situ yang merupakan upaya melindungi spesies tumbuhan dan hewan di luar habitat aslinya di bawah perlindungan manusia. Salah satu bentuk konservasi ex-situ yaitu Taman margasatwa. Taman margasatwa tidak hanya berfungsi sebagai tempat konservasi, tetapi juga berfungsi sebagai tempat penelitian, edukasi, dan rekreasi, kawasan ini mempunyai konsep yang menyerupai habitat asli satwa. Beragam satwa dari banyak penjuru berada di taman margasatwa. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.53MENHUT-II2006 taman margasatwa adalah kebun binatang yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan terhadap jenis satwa yang dipelihara berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi yang sehat. Taman Margasatwa Ragunan TMR adalah salah satu taman margasatwa di Indonesia yang berada di Ibukota DKI Jakarta, tepatnya di daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. TMR memiliki beragam koleksi satwa yang menjadi objek utamanya. TMR juga menjadi salah satu pusat penelitian satwa langka yang ada di Indonesia. Selain itu, TMR menyediakan Ruang Terbuka Hijau RTH yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan dan secara tidak langsung turut mendukung penghijauan kota Jakarta. Fungsi TMR yaitu sebagai tempat konservasi, edukasi, penelitian, dan rekreasi. Fungsi konservasi yaitu pelestarian alam baik flora maupun fauna, terdapat banyak flora dan fauna dengan beberapa fauna yang bersifat endemik. Fungsi edukasi yaitu dengan memberikan pendidikan konservasi agar pengunjung mempunyai kesadaran akan pentinganya menjaga kelestarian alam dan lingkungan yang mencakup flora dan fauna. Fungsi penelitian yaitu sebagai pusat penelitian satwa-satwa langka yang ada di Indonesia. Fungsi rekreasi alam yaitu TMR merupakan tempat bernuansa alami dengan fasilitas, sarana, dan prasarana yang menunjang. Lanskap TMR bertema alami, terutama pada kandang satwa yang menyerupai habitat aslinya. Hal tersebut bertujuan untuk menyejahterakan satwa yang ada di dalamnya. Selain itu, TMR menciptakan suasana yang alami dan teduh untuk pengunjung. Lanskap TMR perlu dikelola dengan baik dan benar agar lingkungannya tetap lestari. Pengelolaan lanskap merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya Arifin dan Arifin, 2005. Terwujudnya pengelolaan yang baik di TMR membuat makhluk hidup yang ada dalamnya memperoleh kualitas lingkungan yang baik. Untuk pengunjung khususnya akan mendapatkan suatu kenyamanan dan pengalaman yang menyenangkan. Perlu adanya evaluasi terkait pengelolaan lanskap TMR untuk mengetahui pengelolaan yang berjalan sudah baik dan sesuai atau masih memiliki kekurangan. Pengelolaan yang sudah berjalan dengan baik harus dipertahankan dan ditingkatkan keberlanjutannya, sedangkan kekurangan dalam pengelolaan tersebut harus dapat diperbaiki dengan strategi-strategi pengelolaan. Oleh karena itu, diperlukan suatu studi untuk mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi pengelolaan lanskap TMR dengan kegiatan magang. Dengan demikian, dapat dihasilkan suatu strategi pengelolaan lanskap TMR.

1.2 Tujuan