dengan  meningkatkan  kebersihan  lingkungannya,  dengan  demikian  pengunjung akan merasa lebih nyaman Gambar 42
Gambar 42  Peta kenyamanan TMR
5.4  Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan  strategi  perusahaan  Rangkuti,  2011.  Analisis  ini  digunakan  untuk
merumuskan strategi pengelolaan lanskap TMR. Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor internal dalam dan faktor eksternal luar dengan metode
analisis  data  secara  kualitatif  dan  kuantitatif.  Faktor  internal  yaitu  kekuatan strengths dan kelemahan weakness dari TMR, sedangkan faktor eksternal yaitu
peluang opportunities dan ancaman threats dari TMR.
Tahapan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT yaitu identifikasi faktor internal dan eksternal, pembuatan matriks Internal Factor
Evaluation  IFE  dan  External  Factor  Evaluation  EFE,  pembuatan  matriks Internal-Eksternal IE, matriks SWOT, dan perangkingan alternatif strategi.
5.4.1  Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Tahap  pertama  yaitu  pengumpulan  data.  Data  dapat  dibedakan  menjadi dua,  yaitu  data  internal  dan  data  eksternal.  Faktor  internal  didapat  dengan
mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan yang berkaitan dengan pengelolaan lanskap  dalam  TMR.  Faktor  eksternal  dapat  diketahui  dengan  mendaftarkan
semua peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan luar TMR.
Faktor internal bagi TMR sebagai berikut: 1.
Kekuatan Strenght a.
TMR memiliki banyak jumlah koleksi satwa dan vegetasi TMR  memiliki  koleksi  satwa  sebanyak  220  jenisspecies  dan  dengan
jumlah 2 101 ekor. Sebagian besar pengunjung bertujuan datang ke TMR untuk  melihat  koleksi  satwa  tersebut.  Selain  itu,  TMR  memiliki  koleksi
vegetasi sebanyak 171 jenis dan dengan jumlah 15 389 pohon yang dapat memberikan keteduhan bagi pengguna tapak.
b. Harga tiket masuk TMR terjangkau
TMR  menawarkan  harga  tiket  masuk  yang  terjangkau,  yaitu  sebesar Rp3000 untuk anak-anak 3-12 tahun dan Rp4 000 untuk dewasa. Sebagai
UPT  BLUD,  TMR  wajib  memberikan  pelayanan  kepada  masyarakat berupa penyediaan barang danatau jasa  yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan. Oleh karena itu, TMR dijuluki sebagai tempat wisata
yang “murah meriah”, artinya dengan harga yang terjangkau pengunjung dapat berekreasi dengan menyenangkan.
c. TMR turut mendukung penghijauan kota Jakarta
TMR  memiliki  RTH  dan  berperan  dalam  melestarikan  vegetasi  yang secara  tidak  langsung  turut  mendukung  penghijauan  kota  Jakarta.  TMR
mengadakan  acara  penanaman  bibit  pohon  bersama-sama.  TMR merupakan  tempat  yang  representatif  untuk  dilaksanakannya  penanaman
bibit  pohon  tersebut.  Beberapa  perusahaan  CSR  Coorporate  Social Responsibility pernah melaksanakan kegiatan ini di TMR.
d. Satu-satunya taman margasatwa yang ada di kota Jakarta
Di  kota  Jakarta  terdapat  banyak  tempat  wisata,  namun  dengan  konsep Taman  Margasatwa  atau  Kebun  Binatang  hanya  ada  satu,  yaitu  TMR.
TMR merupakan salah satu tempat wisata incaran di kota Jakarta.
e. Tempat konservasi, edukasi, penelitian, dan rekreasi
Fungsi konservasi, yaitu pelestarian alam baik flora maupun fauna, dengan beberapa  fauna  yang  bersifat  endemik.  Fungsi  edukasi,  yaitu  dengan
memberikan  pendidikan  konservasi  agar  pengunjung  mempunyai kesadaran  akan  pentinganya  menjaga  kelestarian  alam  dan  lingkungan
yang  mencakup  flora  dan  fauna.  Fungsi  penelitian,  yaitu  sebagai  pusat penelitian satwa-satwa langka yang ada di Indonesia. Para peneliti, pelajar,
mahasiswa  baik  dari  dalam  dan  luar  negeri  melakukan  observasi  tentang satwa  sebagai  bahan  untuk  kajian  ilmiah.  Fungsi  rekreasi,  yaitu  TMR
merupakan  tempat  rekreasi  bernuansa  alam  dengan  fasilitas,  sarana,  dan prasarana yang menunjang.
f. Memiliki lahan yang luas dengan lanskap yang cukup indah dan nyaman
TMR  memiliki  lahan  seluas  147  ha.  Luasnya  lahan  TMR  dapat menampung  banyak  wahana  dan  dapat  menjadi  tempat  alternatif  bagi
pengunjung  untuk  melakukan  kegiatan  lain  seperti  berolahraga, memancing,  dan  berkumpul.  TMR  juga  memiliki  lanskap  yang  cukup
indah dan nyaman bagi pengguna tapak.
2. Kelemahan Weakness
a. Kurangnya kebersihan pada beberapa area
Pada sebagian area TMR terlihat kurang bersih. Terdapat sampah organik dan  nonorganik  yang  berada  tidak  pada  tempatnya.  Hanya  beberapa  area
yang  dipelihara  secara  intensif  dan  area  lainnya  kurang  terpelihara sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pada area-area tertentu.
b. Kebersihan pada beberapa kandang satwa kurang baik
Objek  yang  diminati  sebagian  besar  pengunjung  yaitu  peragaan  satwa. Peragaan  satwa  merupakan  satwa  yang  berada  di  dalam  kandang  untuk
dipertunjukkan  kepada  pengunjung.  Namun,  kebersihan  pada  beberapa kandang  satwa  tergolong  kurang  baik  karena  kurangnya  pemeliharaan
kandang tersebut.
c. Kurangnya anggaran biaya
Dari  hasil  wawancara  dengan  pihak  pengelola  TMR,  dikatakan  bahwa anggaran biaya operasional untuk TMR masih kurang mencukupi.
d. Kurang jelasnya informasi tentang lokasi untuk pengunjung
Area TMR yang luas harus memiliki papan petunjuk arah dan peta wisata yang  jelas  agar  pengunjung  tidak  kebingungan  atau  tidak  tersasar.  TMR
sudah  menyediakannya,  tetapi  untuk  beberapa  lokasi  masih  kurang memadai karena informasi yang disampaikan kurang jelas.
e. Kondisi sebagian fasilitas kurang baik
Beberapa  fasilitas  di  TMR  memiliki  kondisi  fisik  yang  kurang  baik. Terlihat  beberapa  fasilitas  yang  sudah  rusak,  terdapat  coret-coretan,  dan
tidak berfungsi dengan baik.
f. Kurangnya tempat parkir untuk pengunjung saat libur nasional
Pada  hari  libur  pendidikan  dan  hari  libur  nasional,  TMR  memiliki peningkatan  jumlah  pengunjung  yang  tinggi  dibanding  hari  biasa.  TMR
memiliki  tempat  parkir  dengan  kapasitas  sebanyak  400  unit  kendaraan roda  empat  dan  10  000  unit  motor.  Tempat  parkir  yang  disediakan  tidak
cukup  untuk  menampung  kendaraan  saat  terjadi  peningkatan  pengunjung yang tinggi.
Faktor eksternal bagi TMR sebagai berikut:
1. Peluang Opportunities
a. Banyaknya jumlah pengunjung dari berbagai kalangan
Dari data yang didapat, pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2011 TMR memiliki  peningkatan  jumlah  pengunjung.  Pengunjung  TMR  berasal  dari
dalam  kota,  luar  kota,  hingga  mancanegara.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa TMR  diminati  oleh  pengunjung  dari  berbagai  penjuru.  Selain  itu,  TMR
juga  diminati  oleh  pengunjung  dari  berbagai  kalangan  umur,  tingkat pendidikan, dan pekerjaan.
b. Dukungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
TMR  berada  dibawah  tanggung  jawab  Dinas  Kelautan  dan  Pertanian Provinsi  DKI  Jakarta.  Sumber  dana  untuk  biaya  operasional  TMR  lebih
banyak  didapat  dari  subsidi  pemerintah  yaitu  dari  Dinas  Kelautan  dan Pertanian  DKI  Jakarta.  Dalam  hal  ini  TMR  mendapat  bantuan  dari
Pemerintah  Provinsi  DKI  Jakarta  berupa  dana,  lahan,  kepegawaian,  dan kerja  sama.  Mendapatkan  dukungan  dari  pemerintah  daerah  merupakan
peluang  yang  baik, karena pemerintah daerah dapat  memberikan jaringan koordinasi  yang  luas  untuk  mengatur  suatu  program  atau  kegiatan  yang
berskala besar.
c. Isu pemanasan global
Saat ini, isu tentang pemanasan global sedang menjadi tren. Penyebab dari pemanasan  global  ini  yaitu  dari  faktor  alam  dan  penghuni  bumi.  Hal
tersebut  menyebabkan  banyak  orang  dan  suatu  instansi  melakukan beberapa  upaya  untuk  mengurangi  dampak  buruk  dari  pemanasan  global
tersebut,  salah  satunya  yaitu  dengan  program  penghijauan.  TMR  turut serta  dalam  penghijauan  kota  Jakarta  yang  secara  tidak  langsung  turut
mengurangi dampak dari pemanasan global.
2. Ancaman Threats
a. Persaingan dengan tempat wisata dan tempat hiburan lain di kota Jakarta
Jakarta  memiliki  beberapa  tempat  wisata  yang  memiliki  konsep  yang berbeda  dengan  TMR.  Tempat  wisata  tersebut  juga  menarik  untuk
dikunjungi.  Apabila  TMR  tidak  mempertahankan  dan  meningkatkan kualitasnya,  maka  khawatir  jumlah  peminatnya  akan  berkurang  dan  lebih
memilih  ke  tempat  wisata  lain.  Selain  itu,  Jakarta  merupakan  kota metropolitan  yang  memiliki  banyak  tempat  hiburan.  Hal  tersebut
merupakan ancaman untuk TMR.
b. Masuknya pedagang ilegal yang tidak bertanggung jawab
Terdapat  banyak  pedagang  ilegal  di  TMR  yang  tidak  ikut  serta  menjaga kebersihan  lingkungan  TMR.  TMR  tidak  memiliki  peraturan  yang  tegas
untuk pedagang ilegal. Akibat ulah pedagang ilegal tersebut, beberapa area di TMR menjadi kotor karena banyak sampah yang berserakan.
c. Masuknya virus penyakit hewan
Pada tahun 2005 TMR sempat mengalami  musibah  yaitu masuknya virus flu  burung  avian  influenza  yang  menyerang  satwa  unggas  yang  ada  di
dalamnya.  TMR  sempat  ditutup  selama  21  hari  untuk  melakukan penyemprotan desinfektan dan mengobservasi keberadaan virus flu burung
yang menjangkiti unggas penghuni TMR. Virus flu burung itu berasal dari burung  liar  yang  bersarang  di  kawasan  TMR.  Hal  tersebut  dapat
membahayakan  kesehatan  satwa  dan  manusia  yang  berada  di  dalam kawasan TMR.
5.4.2  Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation IFE dan External