Analisis Deskriptif Analisis Kenyamanan Pengunjung Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats

pihak yang berperan dalam kegiatan magang yang dilakukan. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka yang berasal dari buku, dokumen, brosur, internet, dan sumber pustaka lainnya. Data yang dibutuhkan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.2.3 Pengolahan Data dan Analisis

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data dari hasil inventarisasi dengan menggunakan analisis yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing data. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis kenyamanan pengunjung, dan analisis SWOT. Berikut penjelasan dari masing-masing analisis:

3.2.3.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengolah data inventarisasi yang dibutuhkan. Analisis ini dilakukan dengan pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Analisis deskriptif berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data, keadaan, atau persoalan. Penarikan kesimpulan pada analisis deskriptif ditujukan pada kumpulan data yang ada. Data ini didapat melalui studi pustaka, wawancara dengan pengelola dan pengunjung, penyebaran kuesioner kepada pengunjung sebanyak 30 orang Lampiran 2, dan pengamatan langsung pada tapak.

3.2.3.2 Analisis Kenyamanan Pengunjung

Analisis kenyamanan pengunjung digunakan untuk mengetahui tingkat kenyamanan dan keindahan TMR mengacu pada kuesioner yang disebarkan kepada pengunjung, meliputi persepsi tentang kenyamanan dan keindahan TMR. Menurut Yulianda 2007 dalam Khairunnisa 2011, tingkat keindahan dapat dihitung dengan rumus : Keterangan: Ka : nilai keindahan Ers : jumlah responden yang menyatakan indah dan sangat indah Ero : jumlah semua responden Kriterianilai keindahan: Ka ≥ 75 : indah 40 ≤ Ka ≤75 : cukup indah Ka 40 : tidak indah Selanjutnya, untuk mengetahui kenyamanan pengunjung dapat menggunakan rumus Yulianda 2007 dalam Khairunnisa 2011: Keterangan: Na : nilai kenyamanan Ers : responden yang menyatakan nyaman dan sangat nyaman Ero : jumlah semua responden Kriterianilai kenyamanan: Na ≥75 : nyaman 40 ≤ Na ≤75 : cukup nyaman Na 40 : tidak nyaman

3.2.3.3 Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan Rangkuti, 2011. Analisis ini digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan lanskap TMR. Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor internal dan faktor eksternal dengan metode analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Faktor internal yaitu kekuatan strengths dan kelemahan weaknesses, sedangkan faktor eksternal yaitu peluang opportunities dan ancaman threats. Tahapan dengan menggunakan analisis SWOT sebagai berikut: a. Identifikasi faktor internal dan eksternal. Pada tahap ini dilakukan pengumpulam data, yaitu data faktor internal dan data faktor eksternal Rangkuti, 2011. Faktor internal didapat dengan mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan yang berkaitan dengan pengelolaan lanskap dalam TMR. Faktor eksternal dapat diketahui dengan mendaftarkan semua peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan luar TMR. b. Penilaian faktor internal dan faktor eksternal. Setiap faktor internal dan faktor eksternal diberi nilai berdasarkan tingkat kepentingannya, penilaian tersebut dilakukan oleh pihak pengelola TMR. Tingkat kepentingan setiap faktor internal dan eksternal ditentukan oleh pengaruh setiap faktor terhadap pengelolaan lanskap TMR. Dari hasil penilaian tingkat kepentingan dilakukan penentuan bobot setiap variabel faktor internal dan faktor eksternal dengan menggunakan skala 1, 2, 3, dan 4, yaitu: 1: jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator faktor vertikal 2: jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal 3: jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor vertikal 4: jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada indikator faktor internal. Selanjutnya, bobot setiap variabel dapat diperoleh dengan rumus Kinnear dan Taylor, 1991: keterangan: ai : bobot variabel ke-i xi : nilai variabel ke-i i : 1, 2, 3, ….., n n : jumlah variabel c. Pembuatan matriks Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE yaitu dengan mengalikan nilai dari pembobotan dengan nilai peringkat dari hasil penilaian masing-masing faktor internal dan eksternal, nilai peringkat tersebut berskala 1-4 Tabel 1, 2 dan 3 Tabel 1 Skala penilaian peringkat untuk Matriks Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE Nilai Peringkat Matriks IFE Matriks EFE Strengths S Weakness W Opportunities O Threats T 1 Kekuatan yang sangat kecil Kelemahan yang sangat berarti Peluang yang rendah Ancaman sangat besar 2 Kekuatan sedang Kelemahan yang berarti Peluang yang sedang Ancaman besar 3 Kekuatan yang besar Kelemahan yang kurang berarti Peluang yang tinggi Ancaman sedang 4 Kekuatan yang sangat besar Kelemahan yang tidak berarti Peluang sangat tinggi Ancaman sedikit Tabel 2 Formulir matriks Internal Factor Evaluation IFE Simbol Faktor Internal Bobot Peringkat Skor Kekuatan Strenght S1 S2 Sn Kelemahan Weakness W1 W2 Wn Total Sumber: Rangkuti 1997 Tabel 3 Formulir matriks External Factor Evaluation EFE Simbol Faktor Internal Bobot Peringkat Skor Peluang Opportunities O1 O2 On Ancaman Threats T1 T2 Tn Total Sumber: Rangkuti 1997 d. Pembuatan matriks Internal – Eksternal IE. Skor yang didapat dari pembobotan rangking digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan pada kuadran tertentu yang dapat menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks IE. Menurut David 2010, skor bobot IFE total 1.0 sampai 1.99 menunjukkan posisi internal yang lemah; skor 2.0 sampai dengan 2.99 dianggap sedang; dan skor 3.0 sampai 4.0 adalah kuat. Serupa dengannya, skor bobot EFE total 1.0 sampai 1.99 dipandang rendah; skor 2.0 sampai dengan 2.99 dianggap sedang; dan skor 3.0 sampai 4.0 adalah tinggi. Pada sumbu merupakan skor bobot IFE total dan pada sumbu merupakan skor bobot EFE total. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda-beda. Pada kuadran I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun. Pada kuadran III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan. Pada kuadran VI, VIII, atau IX adalah panen atau divestasi. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 3. SKOR BOBOT TOTAL IFE Kuat Sedang Lemah 3.00 – 4.00 2.00 – 2.99 1.00 – 1.99 4.0 3.0 2.0 1.0 SK O R B O B O T T O T A L E F E Tinggi 3.00 – 4.00 3.0 I II III Sedang 2.00 – 2.99 2.0 IV V VI Rendah 1.00 – 1.99 1.0 VII VIII IX Sumber: David 2010 Gambar 3 Matriks Internal-Eksternal IE e. Pembuatan matriks SWOT dengan memanfaatkan semua informasi yang telah didapat kedalam model kuantitatif perumusan strategi. Matriks SWOT menggambarkan peluang opportunities dan ancaman threats eksternal yang dihadapi TMR yang disesuaikan dengan kekuatan strengths dan kelemahan weaknesses yang dimilikinya. Matriks SWOT dapat menghasilkan empat set alternatif strategis, antara lain strategi SO Strengths-Opportunities, strategi ST Strengths-Threats, strategi WO Weaknesses-Opportunities, strategi WT Weaknesses-Threats. Strategi SO merupakan strategi yang dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi WO dibuat berdasarkan pemanfaatan peluang dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WT didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 4. Eksternal Internal Opportunities O Threats T Strenghts S Strategi SO: Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST: Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Weaknesses W Strategi WO: Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT: Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber: Rangkuti 2011 Gambar 4 Matriks SWOT f. Perangkingan alternatif strategi. Penentuan prioritas dari strategi-strategi tersebut dengan penyusunan rangking. Rangking tersebut didapat dari hasil penjumlahan semua skor di setiap faktor strategis yang terkait. Skor yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menjadi prioritas. 3.2.4 Sintesis Sintesis yang diperoleh yaitu hasil dari analisis SWOT. Hasil tersebut berupa rekomendasi strategi pengelolaan lanskap TMR yang sesuai dengan urutan prioritas. Sintesis yang dibuat berisi strategi-strategi yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan meminimalisir kendala.

3.3 Alat dan bahan