pemeliharaan, apabila tidak masuk kerja honor dikurangi sesuai dengan jumlah ketidakhadiran. Khusus hari Sabtu, Minggu, dan hari libur, TMR memberlakukan
piket lapangan kepada tenaga kerja dari PNS. Kegiatan dari piket lapangan tersebut mencakup penjagaan loket tiket, pintu masuk, dan pengawasan lapangan.
Hal tersebut diberlakukan karena jumlah pengunjung meningkat pada akhir pekan dan hari libur sehingga membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak untuk
ditempatkan di lapangan. Pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu, waktu kerja dimulai pada pukul 08.00-16.00 WIB, sedangkan pada hari Jumat dan
Minggu waktu kerja lebih lama, yaitu pada pukul 07.00-16.30 WIB. Waktu istirahat untuk pegawai TMR yaitu pada pukul 12.00-13.00 WIB, kecuali hari
Jumat yaitu pada pukul 11.30-13.00 WIB. Petugas keamanan TMR bekerja secara bergiliran setiap 9 jam.
4.3.3 Sumber dan Anggaran Biaya
Sumber dana untuk biaya operasional TMR didapat dari subsidi Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, didapat dari retribusi
tiket masuk dan pemakaian fasilitassarana yang meliputi uang parkir kendaraan, satwa tunggang, Taman Satwa Anak, Pusat Primata Schmutzer, sewa panggung,
sound system, gedung, pedagang, penyediaan satwa jinak untuk berfoto, dan pembuatan film. Untuk jumlah nominalnya pihak TMR tidak memberikan data
tersebut, dikarenakan untuk menjaga kerahasiaan suatu instansi. Dari hasil wawancara, sumber dana TMR lebih banyak didapat dari subsidi Pemerintah yaitu
rata-rata sekitar 70 dari jumlah biaya operasional TMR dan 30 berasal dari retribusi pemakaian fasilitassarana dan tiket masuk. Realisasi pengeluaran TMR
sama dengan realisasi penerimaan sehingga TMR tidak pernah mengalami defisit, hanya saja penerimaannya selalu lebih kecil dari penerimaan yang dianggarkan.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 135 Tahun 2009 mengenai keuangan, dijelaskan bahwa belanja pelaksanaan tugas dan fungsi
unit pengelola dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pendapatan yang bersumber dari pelaksanaan tugas dan fungsi unit pengelolaan
merupakan pendapatan daerah.
Sejak tahun 2010, status TMR berubah menjadi Unit Pelayanan Teknis Badan Layanan Umum Daerah UPT BLUD, dimana
status UPT BLUD membolehkan TMR memiliki rekening sendiri sehingga birokrasi pengeluaran keuangan dapat lebih cepat. Selain itu, UPT BLUD juga
menuntut ke arah TMR yang mandiri sehingga dapat menutupi biaya operasionalnya sendiri.
4.3.4 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pada suatu tempat wisata perlu disediakan karena merupakan pelengkap kegiatan wisata. Sarana adalah semua bentuk fasilitas yang
dapat memberikan
pelayanan bagi
kedatangan wisatawan.
Prasarana infrastruktur adalah semua fasilitas yang memungkinkan suatu proses dapat
berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan pengunjung untuk memenuhi kebutuhannya. TMR menyediakan sarana dan prasarana untuk
menunjang kegiatan pengunjung. Fasilitas sarana yang disediakan TMR antara lain:
1. Peragaan satwa, merupakan wahana yang menempatkan satwa di kandang
yang mirip dengan habitatnya Gambar 16. Di TMR terdapat tiga macam kandang peraga, yaitu kandang tertutup, kandang semi terbuka, dan kandang
terbuka.
Gambar 16 Peragaan satwa Peragaan satwa merupakan wahana utama TMR, keberdaannya menyebar di
dalam area TMR. Pengunjung tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk melihat semua kandang peragaan satwa, hanya perlu membeli tiket
masuk TMR.
2. Pusat informasi, merupakan tempat pelayanan panggilan. Terdapat fasilitas
berupa ruangan pertemuan dengan fasilitas AC, ruang pameran serta perpustakaan. Pusat informasi dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Pusat informasi Ruang pertemuan dapat disewa untuk mengadakan pertemuan atau acara-acara
tertentu. Perpustakaan buka pada hari kerja, yaitu Senin sampai dengan Jumat. Terdapat banyak koleksi buku tentang tanaman dan hewan. Selain itu, terdapat
ruang pameran yang menampilkan koleksi beberapa satwa yang diawetkan.
3. Fasilitas ibadah, pengunjung dapat melaksanakan ibadah di beberapa masjid
dan musholla yang terdapat di dekat setiap pintu masuk Gambar 18.
Gambar 18 Masjid Namun, kondisi fasilitas ibadah tersebut masih kurang baik. Alat shalat
sebagian dalam keadaan kurang bersih. Terlihat keadaan di dalam masjid dan musholla sedikit berdebu.
4. Fasilitas ruang pertemuan. TMR menyediakan beberapa aula untuk
pertemuan, yaitu ruang auditorium, gedung informasi, pendopo, dan panggung. Selain itu, tersedia panggung hijau dan pendopo yang dapat
digunakan untuk pertemuan santai, dengan nuansa hijau dan asri Gambar 19.
Gambar 19 Pendopo Fasilitas tersebut sering digunakan oleh pengunjung yang membawa
rombongan untuk acara-acara tertentu. Penggunaan ruang auditorium dan panggung dikenakan biaya sewa. Fasilitas ini padat digunakan pada akhir
pekan dan hari libur.
5. Taman satwa anak, tempat ini menampilkan beberapa satwa yang disukai
anak-anak yaitu ikan air tawar raksasa Arapaima, burung kakatua yang pandai berbicara, dan mini terrarium yang terdapat ular. Serta dilengkapi dengan
sarana permainan anak-anak seperti ayunan, jaring laba-laba, dan seluncuran. Pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp2 500 Gambar 20.
Gambar 20 Taman satwa anak Children Zoo
Di dalam taman satwa anak, pengunjung disuguhkan oleh beberapa satwa yang dilepas bebas. Satwa tersebut tidak membahayakan pengunjung. Selain
itu, terdapat satwa yang berada di dalam kandang. Tempat ini dirancang agar pengunjung yang masih anak-anak dapat bermain dengan fasilitas yang
disediakan sekaligus melihat koleksi satwa.
6. Taman pemancingan. Taman Pemancingan Alam Ragunan TAMPAR adalah
salah satu objek wisata yang difokuskan pada maksimalisasi fungsi danau dan memaksimalkan daya tarik serta suasana danau Gambar 21. Dengan luas 1
hektar, TAMPAR menyediakan sekitar 70 lapak. Taman Pemancingan ini terletak di dekat pintu timur.
Gambar 21 Taman pemancingan alam ragunan Bentuk dan orientasi dari taman pemancingan ini adalah pengembangan
potensi danau sebagai salah satu daya tarik TMR sebagai wujud peningkatan sarana, peningkatan pelayanan pengunjung serta daya saing wisata. TAMPAR
mempunyai visi yaitu pengelolaan potensi sebagai wujud kerjasama yang saling menunjang.
7. Pusat Primata Schmutzer PPS, adalah salah satu pusat primata terbesar di
Asia yang mempunyai peranan dalam konservasi primata Indonesia dan sekaligus sebagai jendela informasi primata Gambar 22. Berbagai jenis
primata Indonesia terwakili di sini dengan beberapa primata eksotisnya antara lain: orangutan, bekantan, owa Jawa, siamang kerdil, surili, lutung, dan jenis
Macaca. Kompleks seluas 13 ha dirancang dengan konsep open zoo dimana satwa yang tinggal di dalamnya seolah-olah berada di habitat aslinya. Fasilitas
yang ada yaitu dapur primata, karantina, laboratorium, playground, terowongan orangutan, serta pusat pendidikan yang terdapat perpustakaan,
ruang teater, dan ruang diorama primata.
Gambar 22 Pusat Primata Schmutzer
Memasuki area PPS terlihat sebuah enklosur yang tertata secara menarik dan artistik. Pintu gerbangnya berbentuk setengah lingkaran menyerupai kubah
raksasa dengan tangga menuju ke jembatan yang merupakan salah satu cara melihat koleksi satwa dari atas jembatan tersebut. Pada jam 12 siang
pengunjung dapat menyaksikan petugas memberikan makanan feeding time. Apabila pengunjung ingin melihat orangutan akan dapat melihatnya melalui
terowongan orangutan orangutan tunel di dalam terowongan. Selain melihat satwa primata, pengunjung dapat mempelajari kehidupan primata melalui
beberapa fasilitas yang ada di dalam PPS antara lain: dapur makanan satwa, fasilitas pendidikan dengan adanya ruang teater pemutaran film dokumenter,
diorama satwa serta perpustakaan. Tiket masuk Pusat Primata Schmutzer untuk hari senin sampai dengan jumat yaitu Rp6 000 dan pada hari sabtu, dan
minggu yaitu Rp7
500. Untuk pengunjung yang ingin menyaksikan film dokumenter Primata dikenakan biaya Rp150
000 untuk sekali putar dengan kapasitas tempat duduk 85 kursi.
8. Satwa tunggang, pengunjung dapat menunggangi beberapa satwa, yaitu gajah,
kuda, dan onta Gambar 23. Tarif per orang untuk gajah tunggang sebesar Rp7
500, kuda tunggang sebesar Rp5 000 untuk sekali putaran, dan onta
tunggang sebesar Rp7 500. Fasilitas ini dapat dinikmati pada hari sabtu dan minggu serta hari libur nasional pada pukul 10.00
– 15.00 WIB.
Gambar 23 Satwa tunggang Kuda disini adalah kuda pony yang tidak terlalu besar, kuda ini berada di
dalam Taman Satwa Anak. Pengunjung dapat merasakan naik onta seperti di Arab Saudi atau Mesir dengan menunggangi onta di atas hamparan pasir.
Menunggang gajah bisa jadi tantangan tersendiri bagi pengunjung. Pengunjung tidak perlu takut untuk menungganginya karena satwa-satwa
tunggang ini jinak bersama dengan perawatnya.
9. Taman perahu angsa, merupakan kolam besar yang membentang dari utara ke
selatan seluas 2000 m
2
Gambar 24. Fasilitas ini dapat dinikmati pada hari sabtu dan minggu serta hari libur nasional pada pukul 10.00-15.00 WIB.
Pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp15 000 per jam untuk dapat menikmati
perahu tersebut.
Gambar 24 Taman perahu angsa Disini pengunjung dapat menyewa perahu angsa untuk mengelilingi danau.
Terdapat beberapa pulau buatan di tengahnya yang dapat menambah daya tarik. Untuk anak-anak yang menaiki perahu angsa ini, perlu pengawasan dari
orang dewasa.
10. Rakit wisata, yaitu wahana berupa perahu rakit berbentuk segi empat persegi
panjang berukuran sekitar 2x4 meter Gambar 25. Tarif yang diberlakukan untuk pengunjung yaitu Rp6 000 per jam.
Gambar 25 Rakit Wisata Rakit wisata bisa menampung sampai dengan 15 orang dewasa. Rakit ini
menyerupai kayu gelondongan yang terbuat dari fiberglass. Pengunjung diajak mengelilingi danau ragunan menggunakan rakit ini, sekaligus dapat melihat
pemandangan hijau di sekitar danau.
11. Sarana untuk mengelilingi TMR, pengunjung dapat mengelilingi TMR dengan
menggunakan sepeda sewaan, kereta keliling, dan kuda bendi Gambar 26. Tersedia penyewaan sepeda dengan dua model sepeda, yaitu sepeda tunggal
satu kayuh dengan tarif sewa Rp10 000 per jam dan sepeda ganda dua kayuh dengan tarif Rp.15000 per jam. Tarif untuk tiket kereta keliling sebesar
Rp5 000. Untuk kuda bendi dikenakan biaya Rp10 000 per bendi.
Gambar 26 Sepeda sewaan a, kereta keliling b, kuda bendi c
Sepeda sewa tersebut dikelola oleh perusahaan sepeda ternama. Jumlah sepeda sewaan dibatasi agar area TMR tidak terlalu dipadati oleh pengunjung yang
bersepeda. Terdapat dua ukuran sepeda tunggal, yaitu besar dan sedang. Kuda bendi bisa dinaiki dengan penumpang maksimal 4 orang. Loket kuda bendi ini
buka pada pukul 10.00-15.00 WIB.
12. Pentas satwa, terdapat atraksi satwa seperti kakatua bermain gelang warna
warni, linsang pandai berhitung, beruang bisa bersepeda yang dikemas dalam atraksi yang menghibur Gambar 27. Loket dibuka pukul 10.00
– 15.00 WIB. Tiket masuk yang berlaku sebesar Rp4 000 per orang.
Gambar 27 Pentas satwa Pentas satwa ini bisa menjadi wahana alternatif di TMR agar pengunjung tidak
jenuh. Karena pengunjung tidak hanya melihat satwa yang ada di dalam kandang, tetapi bisa melihat satwa beratraksi. Pentas satwa ini dapat dinikmati
pada hari Sabtu dan Minggu serta hari libur nasional.
13. Arena bermain anak-anak, selain melihat satwa, anak-anak dapat menikmati
arena permainan seperti kereta monorail dino Rp5 000 per orang, mobilmotor listrik Rp5 000 per orang, kereta mini listrik Rp10 000 per orang Gambar 28.
Gambar 28 Arena bermain anak-anak Prasarana penunjang yang disediakan oleh TMR antara lain tempat parkir,
jalur pejalan kaki, sistem keamanan, shelter, jogging track, tempat duduk-duduk, warung makan, toilet, toko cinderamata, papan intepretasi, dan penanganan
sampah. Prasarana tersebut tidak semuanya dalam kondisi yang baik. Papan petunjuk arah dan papan peta wisata yang ada di TMR untuk beberapa lokasi
masih kurang memadai. TMR memiliki tempat parkir dengan daya tampung sekitar 400 unit kendaraan roda empat dan 10000 unit motor. Pada hari libur
pendidikan dan hari libur nasional, TMR memiliki peningkatan jumlah
pengunjung yang tinggi dibanding hari biasa sehingga tempat parkir yang disediakan tidak cukup untuk menampung kendaraan yang dibawa pengunjung.
Selain itu, TMR memiliki beberapa acara event, antara lain: 1.
Parade satwa, yaitu suatu kegiatan parade yang melibatkan beberapa satwa liar yang sudah terlatih untuk dibawa keliling di jalan utama TMR bersama
perawatnya. Pengunjung dapat melihat dari jarak yang sangat dekat bahkan tidak jarang dapat melakukan interaksi langsung dengan satwa yang
diparadekan karena satwa tersebut tidak berbahaya. Acara ini sangat diminati oleh pengunjung, bahkan media massa sangat tertarik meliput kegiatan ini,
sehingga mempunyai peluang untuk berpromosi dengan baik. Beberapa satwa yang dilibatkan dalam parade satwa antara lain: gajah sumatera, kuda pony,
onta, burung kakatua jambul kuning besar, burung elang bondol, burung elang brontok, burung bayan, burung rangkong, ular sanca sawah putih, ular sanca
kembang.
2. Tantangan sepeda gunung, acara ini terselenggara atas kerjasama TMR
dengan pihak event organizer. Diikuti oleh peserta dari berbagai daerah dan komunitas pecinta sepeda di Indonesia. Peluang untuk melakukan promosi
dalam event ini sangat besar karena selain disponsori oleh perusahaan sepeda ternama juga produk makanan, minuman suplemen dan alat kesehatan. Rute
yang dibuat di dalam kawasan TMR sangat disukai oleh para peserta karena medannya yang alami dan ditambah track buatan yang cukup menantang.
3. Penanaman bibit pohon, penanaman bibit pohon adalah suatu kegiatan yang
sedang menjadi tren tersendiri berkaitan dengan isu go green yang sedang dicanangkan. TMR merupakan tempat yang sangat representatif untuk
dilaksanakannya kegiatan dimaksud dengan alasan alamnya yang masih hijau, dan perlunya dipertahankan kehijaunnya dengan melakukan reboisasi.
Beberapa perusahaan dalam melakukan program CSR Corporate Social Responsibility seringkali melaksanakan kegiatan ini di TMR sebagai bentuk
rasa cinta dan peduli terhadap kelestarian alam.
4. Lari marathon, lari marathon di TMR adalah suatu acara yang rutin dilakukan
oleh komunitas pecinta lari yang tergabung dalam Jakarta Free Spirit. Peserta lari adalah komunitas pecinta lari marathon yang tinggal di Jakarta. Setiap
tahun lari marathon diselenggarakan sebanyak 2 s.d 3 kali perlombaan.
5. Pentas budaya tradisional, TMR mengadakan pentas budaya tradisional seperti
gambang kromong, tari-tarian tradisional betawi, barongsai, reog ponorogo, dan lawak. TMR mempunyai panggung yang dapat memfasilitasi kegiatan
tersebut. Peminatnya cukup banyak terutama dari pengunjung TMR maupun tamu yang diundang.
6. Lomba antar sekolah, berbagai macam lomba anak sekolah sering diadakan di
TMR. Kegiatan tersebut biasanya diadakan oleh event organizer. Kegiatan tersebut antara lain: lomba menari, menyanyi, mewarnai gambar, outbond, dan
gerak jalan. Kegiatan dikemas dalam satu paket edukasi yang menyenangkan.
7. Pentas musik akustik, dapat menyemarakkan suasana di TMR. Namun
demikian perlu dipahami bahwa fungsi utama TMR adalah sebagai konservasi dimana satwa-satwa menjadi prioritas utama. Sehingga apabila ada acara yang
bersifat musikal, hanya diperkenankan musik yang suaranya tidak mengganggu batas ambang bagi keselamatan satwa yang sensitif akan suara
musik. Sebagai contoh adalah musik akustik.
4.4 Aspek Ekonomi dan Sosial