Hubungan Cara Pandang Peserta dan Program CSR dengan Tingkat Hubungan antara Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Partisipasi

pemegang keputusan perusahaan. Komunikasi sudah mulai banyak terjadi tapi masih bersifat satu arah dan tidak ada sarana timbal balik. Informasi telah diberikan kepada masyarakat tetapi masyarakat tidak diberikan kesempatan melakukan tangapan balik feed back.

7.5 Hubungan Cara Pandang Peserta dan Program CSR dengan Tingkat

Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga Hubungan antara cara pandang peserta dengan tingkat partisipasi dapat dilihat pada Tabel 10. Responden dengan cara pandang tinggi persepsi terhadap perusahaan baik lebih banyak melakukan partisipasi, sebanyak 45 persen dari 20 orang. Di lain pihak, responden dengan cara pandang rendah semuanya berpartisipasi rendah, sebanyak 100 persen. Tabel 10. Matriks Jumlah Responden menurut Cara Pandang Peserta dan Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga Tahun 2009 Tingkat Partisipasi Cara Pandang Peserta Rendah Tinggi Rendah 10 100 11 55 Tinggi 9 45 Total 10 100 20 100 Sumber: Data Primer Penelitian, 2009 Hasil output SPSS juga mendukung tabulasi silang. Berdasarkan hasil output terlihat bahwa nilai Sig adalah 0,044. Nilai Sig ini lebih kecil jika dibandingkan dengan alpha 5, maka keputusan yang diambil adalah menolak H . Berdasarkan hasil tersebut juga terlihat bahwa koefisien korelasi antara nilai cara pandang terhadap program dan tingkat partisipasi peserta adalah sebesar 0,370. Koefisien korelasi memberikan indikator adanya hubungan yang signifikan antara cara pandang terhadap program dan tingkat partisipasi peserta, dengan arah yang positif dimana kenaikan dalam nilai cara pandang akan menaikkan tingkat partisipasi peserta program atau sebaliknya. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat hubungan positif antara cara pandang peserta terhadap program CSR dan tingkat partisipasi peserta program CSR Desa Telaga.

7.6 Hubungan antara Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Partisipasi

Peserta Program CSR Desa Telaga Kondisi sosial ekonomi peserta adalah faktor5faktor yang terdapat dalam individu rumah tangga peserta yang dapat memotivasi diri atau merupakan dorongan dalam diri untuk ikut berpartisipasi dalam program CSR Desa Telaga. Kondisi sosial ekonomi peserta meliputi usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah beban keluarga. Uji hubungan antara kondisi sosial ekonomi dan tingkat partisipasi peserta dalam program CSR Desa Telaga dilakukan dengan tabulasi silang dan Uji Korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil Uji Korelasi Rank Spearman, hubungan antara usia dengan tingkat partisipasi adalah terdapat hubungan yang kuat karena nilai probabilitas sig sebesar 0,030 yang berarti nilai ini lebih kecil dari alpha 5 dan memiliki hubungan negatif dilihat dari koefisien korelasi yaitu 50,397. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan bahwa jika usia seseorang tua, tingkat partisipasinya akan rendah. Hal ini mendukung hasil tabulasi silang pada Tabel 11, yaitu responden usia muda produktif dibawah 51 tahun yang berpartisipasi tinggi berjumlah sembilan orang, sedangkan responden usia tua tidak ada yang berpartisipasi tinggi. Semakin tua seseorang, kemampuan fisiknya relatif berkurang dan keadaan tersebut akan mempengaruhi partisipasi sosialnya. Tabel 11. Matriks Jumlah Responden menurut Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga Tahun 2009 Tingkat Partisipasi Usia Tingkat Pendidikan Tingkat Pendapatan Beban Keluarga Muda Tua Rendah Sedang Rendah Tinggi Kecil Besar Rendah 15 62,5 6 100 17 85 4 40 16 80 5 83,33 12 60 9 90 Tinggi 9 37,5 3 15 6 60 8 20 1 16,67 8 40 1 10 Total 24 100 6 100 20 100 10 100 24 100 6 100 20 100 10 100 Sumber: Data Primer Penelitian, 2009 Selain usia, kondisi sosial ekonomi yang memiliki hubungan kuat dengan tingkat partisipasi adalah tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil Uji Korelasi Spearman, hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi adalah terdapat hubungan yang kuat karena nilai probabilitas sig sebesar 0,003 yang berarti bahwa nilai ini lebih kecil dari alpha 5 dan memiliki hubungan yang positif dilihat dari koefisien korelasi sebesar 0,530. Ada kecenderungan jika tingkat pendidikan tinggi maka tingkat partisipasi akan tinggi pula. Responden dengan tingkat pendidikan sedang tamat SMP atau SMA dan memiliki tingkat partisipasi tinggi yaitu sebesar 60 persen ditunjukkan oleh Tabel 11, selain menerapkan ketrampilan yang didapat dari program Desa Telaga sebagai manfaat positif, responden juga memanfaatkan informasi pengetahuan yang didapat dan disebarkan ke orang lain. Sementara itu dalam penelitian ini, tingkat pendidikan dan jumlah beban keluarga tidak memiliki hubungan yang nyata atau signifikan dengan tingkat partisipasi. Nilai sig keduanya berturut5turut adalah 0,071 dan 0,088. Hasil tabulasi silang yang disajikan pada Tabel 10 mendukung hal serupa. Hubungan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi pada setiap tahapan dapat dilihat pada Tabel 12. Berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa usia berhubungan signifikan dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan. Begitu juga dengan tingkat pendidikan yang memiliki hubungan signifikan dengan tingkat partisipasi pada semua tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tabel 12. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga, 2009 Sumber: Data Primer Penelitian, 2009 Keterangan: : berhubungan signifikan pada p0,05 : berhubungan signifikan pada p0,01 … : sig Hubungan antara usia dan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan signifikan karena nilai probabilitas sig sebesar 0,031 yang lebih kecil dibandingkan nilai alpha 5, dan memiliki hubungan yang negatif dilihat dari koefisien korelasi yaitu 50,394. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan jika usia seseorang tua maka tingkat partisipasinya pada tahap pelaksanaannya rendah. Hal ini mendukung hasil olah data pada Tabel 13, yaitu responden yang berpartisipasi tinggi pada tahap pelaksanaan berjumlah 15 responden usia muda atau di bawah 51 tahun. Usia tidak memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan karena dalam perencanaan program, perusahaan tidak menggunakan masukan dari masyarakat tetapi melibatkan pihak ke53 yang lebih ahli. Masyarakat dinilai belum mampu menilai Kondisi Sosial Ekonomi Tingkat Partisipasi Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan Tahap Evaluasi Usia 50,346 0,061 50,394 0,031 50,167 0,377 Tingkat Pendidikan 0,409 0,025 0,553 0,002 0,385 0,036 Tingkat Pendapatan 50,220 0,243 50,331 0,074 50,113 0,551 Jumlah Beban Keluarga 50,302 0,104 50,268 0,152 50,324 0,081 dan memutuskan kebutuhan dasarnya. Sedangkan pada tahap evaluasi hanya ketua kelompok dan anggota yang banyak mengetahui tentang programlah yang melakukan evaluasi. Tabel 13. Matriks Jumlah Responden Menurut Usia dan Tingkat Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan Tingkat Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan Usia Muda Tua Rendah 11 45,83 5 83,33 Tinggi 13 54,26 1 16,67 Total 24 100 6 100 Sumber: Data Primer Penelitian, 2009 Pangestu 1995 dalam Ramadyanti 2009 menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah memberi informasi dan pembinaan. Ramadyanti 2009 menambahkan bahwa seseorang berpendidikan tinggi mampu memanfaatkan informasi pengetahuan yang didapat untuk kemudian disebarkan ke orang lain. Kondisi sosial ekonomi lainnya yang memiliki hubungan kuat dengan tingkat partisipasi adalah tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil Uji Korelasi Spearman pada Tabel 12, tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan memiliki hubungan positif 0,409 signifikan pada α=5 dengan nilai probabilitas 0,025. Tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan juga memiliki hubungan positif 0,553 sangat signifikan pada α=1 dengan nilai probabilitas 0,002. Demikian pula tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi yang memiliki hubungan positif 0,385 signifikan pada α=5 dengan nilai probabilitas 0,036. Hal ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan tingkat pendidikan tinggi akan tinggi pula tingkat partisipasi peserta pada setiap tahapan. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pangestu 1995 dan Ramadyanti 2009. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai rincian jumlah responden menurut tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi dapat melihat Tabel 14. Tabel 14. Matriks Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi Tingkat Partisipasi Tingkat Pendidikan Rendah Sedang Tahap Perencanaan Rendah 19 95 5 50 Tinggi 1 5 5 50 Tahap Pelaksanaan Rendah 13 65 3 30 Tinggi 7 35 7 70 Tahap Evaluasi Rendah 16 80 5 50 Tinggi 4 20 5 50 Sumber: Data Primer Penelitian, 2009

BAB VIII TI GKAT MA FAAT PROGRAM CSR DESA TELAGA BAGI

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Partisipasi Pedagang Dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Sukaramai Medan

0 34 87

Tingkat Kesiapan Masyarakat Desa Penyangga Terhadap Pra Penetapan Dan Pengelolaan Sistem Zonasi Di Taman Nasional Batang Gadis (Studi Di Desa Batahan, Sibanggor Julu Dan Sopotinjak Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara)

0 43 128

Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan (Studi Pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Tanjung Balai)

1 65 72

Pengaruh Program Sariban Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani di Desa Pasir Telaga, Kecamatan Telaga Sari, Kabupaten Karawang, Jabar

0 9 111

Analisis tingkat partisipasi peserta program CSR pemberdayaan ekonomi PT. Arutmin Indonesia (Riviewer)

0 3 4

Model Pekarangan sebagai Taman Keanekaragaman Hayati di Kawasan Industri Karawang International Industrial City

1 17 149

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi dengan Kemandirian Masyarakat Peserta Posdaya Sauyunan Desa Ciherang

0 8 108

Hubungan Tingkat Partisipasi Peserta Program Csr Pt. Pertamina Dengan Tingkat Taraf Hidup Masyarakat Desa Karangsong

1 7 97

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM DESA VOKASI DI DESA PULUTAN Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Desa Vokasi Di Desa Pulutan Wetan Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri.

0 2 24

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM DESA VOKASI DI DESA PULUTAN WETAN KECAMATAN Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Desa Vokasi Di Desa Pulutan Wetan Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri.

0 3 16