BAB I PE DAHULUA
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, baik yang terbarukan renewable maupun yang tidak terbarukan non4renewable. Seluruh
kekayaan alam ini merupakan kekayaan bangsa yang harus dipergunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 33
ayat 3 Undang5Undang Dasar 1945. Perusahaan diberikan Tanggung Jawab Sosial dalam rangka memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat dan
sekaligus menjaga kelestarian sumberdaya alam, terutama untuk perusahaan yang bidang usahanya berkaitan dengan sumberdaya alam. Kewajiban perusahaan
tersebut tertuang dalam Undang5Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas LN No. 106 TLN No. 4756, Pasal 74 ayat 1: “Perseroan yang
menjalankan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumberdaya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.”
Berdasarkan Undang5Undang tersebut, selain untuk menaikkan citra, melakukan efisiensi dan menjaga keberlangsungan usahanya, terdapat beberapa
perusahaan di Indonesia yang melakukan suatu kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social ResponsibilityCSR. CSR diartikan sebagai
komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan
kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas The World Business Council for Sustainable DevelopmentWBCSD dalam
Arisyono, 2008.
Perwujudan dari CSR tersebut dapat dilakukan melalui charity, kegiatan5 kegiatan filantropi, maupun kemitraan dan pengembangan masyarakat.
Pengembangan Masyarakat
community development
adalah kegiatan
pembangunan komunitas yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses komunikasi guna mencapai kondisi sosial,
ekonomi dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya Budimanta, 2002 dalam Rudito dan Famiola,
2007. Pengembangan masyarakat diyakini merupakan aktualisasi dari CSR yang lebih bermakna daripada hanya sekedar aktivitas charity Ambadar, 2008.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat, terdapat kolaborasi kepentingan bersama antara perusahaan dan komunitas, adanya partisipasi,
produktivitas dan keberlanjutan. Selain itu, menurut Ife 1995 salah satu prinsip pengembangan masyarakat atau community development adalah partisipasi.
Menurut Nasdian 2003 partisipasi komunitas dalam pengembangan masyarakat merupakan suatu proses bertingkat dari pendistribusian kekuasaan pada komunitas
sehingga mereka memperoleh kontrol lebih besar pada hidup mereka sendiri. Oleh karena itu, dalam melaksanakan program CSR yang berbasis pengembangan
masyarakat perlu dilakukan pendekatan komunitas yang mengoptimalkan partisipasi. Pendekatan ini bertujuan agar semua warga ikut terlibat dalam proses
pengambilan keputusan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan hingga menumbuhkan kemandirian masyarakat. Partisipasi menjadi
salah satu ukuran keberhasilan suatu program CSR. Setelah dilakukan penjajagan awal penelitian diperoleh informasi bahwa
pada tahun 2000 pihak KIIC melakukan kerjasama dengan Fakultas Sejarah
Universitas Indonesia untuk memberikan gambaran keadaan masyarakat desa dan aspek yang perlu diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas
sekitar. Mengacu pada rekomendasi hasil survei awal oleh Universitas Indonesia pada AgustusSeptember 2000, program pengembangan masyarakatCSR KIIC
untuk komunitas harus difokuskan untuk membantu masyarakat desa pada tiga
subjek yaitu kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan. Kemudian KIIC bersama
perusahaan5perusahaan yang ada di dalam Kawasan Industri KIIC mewujudkan sebuah program CSR bersama yang disebut Desa Telaga. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan berusaha, khususnya yang berbasis pertanian agribisnis kepada masyarakat desa sekitar. Desa Telaga merupakan sebuah
workshop untuk program5program pengembangan ekonomi berbasis pertanian dan pelestarian lingkungan untuk masyarakat sekitar dan karyawan perusahaan.
Pihak KIIC menyatakan telah melakukan program pengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat sendiri mengandung konsep partisipasi
dan berusaha mewujudkan kemandirian. Atas dasar latar belakang di atas, peneliti ingin mengkaji program pengembangan masyarakat community development
yang diimplementasikan oleh kawasan Industri KIIC, terutama dalam program CSR Desa Telaga,
dalam arti apakah strategi pengembangan masyarakat melalui partisipasi telah diterapkan dalam implementasi program? Dan sejauh mana telah
mampu memberikan manfaat baik bagi perusahaan maupun bagi masyarakat sekitar perusahaan?
Masyarakat yang dimaksudkan di sini adalah peserta program CSR Desa Telaga.
Dengan demikian penulis memberi judul penelitian ini dengan “Tingkat Partisipasi Peserta CSR Desa Telaga dan Tingkat Kemanfaatan Program
Kasus di Karawang International Industrial City.
1.2 Perumusan Masalah