Tingkat partisipasi peserta program CSR Desa Telaga dan tingkat kemanfaatan program: kasus di Karawang International Industrial City

(1)

(KASUS DI

KARAWA G I TER ATIO AL I DUSTRIAL CITY

)

U IK ARIA I WIJAYA TI

DEPARTEME SAI S KOMU IKASI DA PE GEMBA GA MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MA USIA

I STITUT PERTA IA BOGOR


(2)

ABSTRACT

U IK ARIA I WIJAYA TI. THE PARTICIPATION LEVEL OF PARTICIPANTS ON DESA TELAGA CSR PROGRAM AND THE BENEFIT LEVEL OF PROGRAM (A CASE IN KARAWANG INTERNATIONAL INDUSTRIAL CITY). (Supervised by TITIK SUMARTI).

The objectives of this study are to analyse the perception of corporate and participants of program and its relation to the participation level, the social economic condition and its relation to the participation level, the participation level and its relation to the benefit level of corporate and participants of programs, and the benefit level of corporate and participants of programs. The research was conducted in Karawang International Industrial City and five villages, Sukaluyu, Wadas, Margakaya, Sirnabaya, and Puserjaya. The research applied quantitative approach supported by qualitative approach. The quantitative data were collected using survey method on 30 participants of Desa Telaga CSR Program. The respondents were selected by purposive method. On the other hand the qualitative information was collected with interview.


(3)

RINGKASAN

U IK ARIA I WIJAYA TI. TINGKAT PARTISIPASI PESERTA PROGRAM CSR DESA TELAGA DAN TINGKAT KEMANFAATAN PROGRAM (KASUS DI KARAWA+G I+TER+ATIO+AL I+DUSTRIAL CITY). (Di bawah Bimbingan TITIK SUMARTI)

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep tentang nilai dan standar yang dilakukan berkaitan dengan beroperasinya perusahaan. CSR diartikan sebagai komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa cara pandang terhadap implementasi program CSR Karawang International Industrial City (KIIC), kondisi sosial ekonomi peserta (usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah beban keluarga), tingkat partisipasi peserta dalam program CSR Desa Telaga, serta manfaat yang diperoleh perusahaan dan peserta setelah program CSR Desa Telaga terlaksana. Selain itu juga menganalisa hubungan antara cara pandang peserta dengan tingkat partisipasi, hubungan kondisi sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi, dan hubungan tingkat partisipasi dengan tingkat manfaat.

KIIC melakukan kerjasama dengan Fakultas Sejarah Universitas Indonesia pada tahun 2000. Berdasarkan survei awal oleh UI program CSR KIIC untuk komunitas harus difokuskan untuk membantu masyarakat desa pada tiga subjek yaitu kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan. Maka KIIC bersama Asosiasi Tenants KIIC mewujudkan sebuah program CSR bersama yang disebut Desa Telaga. Desa Telaga merupakan sebuah workshop untuk program5program pengembangan ekonomi berbasis pertanian dan pelestarian lingkungan untuk masyarakat sekitar dan karyawan perusahaan.

Subyek penelitian ini terdiri dari informan dan responden. Informan dalam penelitian ini adalah pihak KIIC yaitu fasilitator dan tim leader CSR KIIC. Sementara itu, responden dalam penelitian merupakan populasi, yaitu 30 orang dengan rincian 25 orang peserta program pelatihan Budidaya Lele CSR Desa Telaga di lima desa (Desa Sukaluyu, Desa Wadas, Desa Margakaya, Desa Sirnabaya, dan Desa Puserjaya), dan lima orang peserta yang menjadi petani di kawasan Desa Telaga. Uji Korelasi Rank Spearman dan tabulasi silang digunakan untuk melihat hubungan antara cara pandang, kondisi sosial ekonomi, tingkat partisipasi, dan tingkat manfaat program.

Cara pandang perusahaan terhadap partisipasi dapat digolongkan sebagai internal driven. Demikian pula cara pandang peserta terhadap program CSR KIIC tergolong tinggi sebesar 66,67 persen. Sebagian besar peserta berusia muda produktif sebesar 80 persen. Tingkat pendidikan tergolong rendah sebesar 66,67 persen. Tingkat pendapatan rendah (80%). Dengan jumlah beban keluarga kecil sebesar 66,67 persen. Tingkat partisipasi peserta memiliki kategori rendah yaitu sebesar 70 persen. Berdasarkan tingkat partisipasi Arnstein dapat dikategorikan tokenisme dan pemberitahuan. Cara pandang peserta memiliki hubungan


(4)

signifikan positif terhadap tingkat partisipasi. Kondisi sosial ekonomi peserta yang memiliki hubungan signifikan dengan tingkat partisipasi hanya usia dan tingkat pendidikan. Terdapat kecenderungan negatif antara usia dan tingkat partisipasi. Di lain pihak terdapat kecenderungan positif antara tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi. Manfaat yang diperoleh perusahaan setelah melaksanakan program CSR Desa Telaga dinilai tinggi sebesar 66,67 persen. Sementara manfaat yang diperoleh peserta masih tergolong rendah sebesar 53,33 persen. Terdapat hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat partisipasi dengan tingkat manfaat yang diterima perusahaan dan peserta. Terdapat kecenderungan positif antara tingkat partisipasi dan tingkat manfaat program bagi perusahaan dan peserta.


(5)

(KASUS DI KARAWA G I TER ATIO AL I DUSTRIAL CITY)

Oleh

U IK ARIA I WIJAYA TI

I34050008

Skripsi

Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEME SAI S KOMU IKASI DA PE GEMBA GA MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MA USIA

I STITUT PERTA IA BOGOR


(6)

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh: Nama : Nunik Ariani Wijayanti

NRP : I34050008

Judul Skripsi : Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga dan Tingkat Kemanfaatan Program (Kasus Di Karawang International Industrial City)

dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Titik Sumarti, MS NIP. 19610927 198601 2 001

Mengetahui,

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Ketua

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP 19550630 198103 1 003


(7)

PER YATAA

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “TINGKAT PARTISIPASI PESERTA PROGRAM CSR DESA TELAGA DAN TINGKAT KEMANFAATAN PROGRAM (KASUS DI KARAWANG INTERNATIONAL INDUSTRIAL CITY)” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR5BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN5BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, 25 Januari 2011

Nunik Ariani Wijayanti


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kendal pada tanggal 18 September 1987. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Muhadi dan Sri Narti. Pendidikan formal yang pernah dijalani oleh penulis adalah sebagai berikut:

TK Tunas Baru (199251993) di Brangsong5Kendal; SDN 1 Rejosari (199351999), di Brangsong5Kendal; SLTPN 2 Kendal (199952002), di Kendal; dan SMUN 1 Kendal (200252005), di Kendal

Pada tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru), dan masuk di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menumpuh pendidikan S1 pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat dan Minor Kewirausahaan Agribisnis.

Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor penulis aktif di International Association of Students in Agricultural and Related Scieces (IAAS) LC IPB sebagai PO IAAS Zone HRD Department, dan sekretaris External Department. Aktif pula di Koperasi Mahasiswa IPB sebagai sekretaris Departemen Komunikasi, dan Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu5ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) sebagai staff divisi Sinematografi dan Fotografi. Selain itu, penulis aktif mengikuti berbagai kepanitian dan seminar internasional, nasional, regional, dan kampus. Penulis pernah menjadi tentor Bahasa Inggris bagi siswa SD dan mahasiswa TPB IPB, dan hingga sekarang penulis masih berkecimpung di dunia penerjemah.


(9)

KATA PE GA TAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, petunjuk, dan nikmat5Nya dalam mengerjakan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul ”Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga dan Tingkat Kemanfaatan Program (Kasus Di Karawang International Industrial City)” merupakan syarat mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Topik skripsi dipilih dengan pertimbangan semakin berkembangannya konsep dan implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia, dan kaitannya dengan bidang yang dipelajari di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Penelitian ini diarahkan untuk mengkaji bagaimana tingkat partisipasi mempengaruhi tingkat manfaat program CSR Desa Telaga. KIIC dipilih karena merupakan sebuah kawasan dengan 69 perusahaan beroperasi di dalamnya dan meraih sertifikat ISO 9001:2000 dan ISO 14001:2004.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. Titik Sumarti, MC, MS atas saran, bimbingan, dan kritikannya selama proses penulisan proposal, penelitian, dan penulisan skripsi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada KIIC dan para peserta program atas kerelaanya membagi informasi sebagai data pada penelitian. Kepada Bapak Muhadi, Ibu Sri Narti dan adik Bayu Widodo ucapan terima kasih terbesar disampaikan untuk doa dan dorongannya kepada penulis selama proses belajar ini. Juga kepada teman5teman yang tidak dapat disebut satu5 persatu. Hanya ucapan “hontou ni arigatou gozaimashita” yang mampu penulis sampaikan.


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penulisan ... 7

BAB II PENDEKATAN TEORITIS... 8

2.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 8

2.1.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/ CSR ... 8

2.1.2 Cara Pandang Perusahaan Mengimplementasikan CSR ... 9

2.1.3 Tahapan Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 10

2.1.4 Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 11

2.2 Konsep Pengembangan Masyarakat ... 13

2.2.1 Pengertian Pengembangan Masyarakat ... 13

2.2.2 Pengembangan Masyarakat sebagai Alat untuk Menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 14 2.3 Konsep Partisipasi ... 15

2.3.1 Definisi Partisipasi ... 15

2.3.2 Tipe dan Tingkatan Partisipasi Masyarakat ... 16

2.3.3 Faktor5Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi .. 19

2.4 Kerangka Pemikiran ... 21

2.5 Hipotesis ... 22

2.6 Definisi Operasional ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

3.1 Metode Penelitian ... 25

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Teknik Penentuan Responden ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 27

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN DAN PROFIL PROGRAM KIIC ... 29

4.1 Kondisi Geografis Kabupaten Karawang ... 29

4.2 Profil Kecamatan Telukjambe Timur ... 30

4.3 Profil KIIC (Karawang International Industrial City) .. 31

4.3.1 Sejarah KIIC ... 31

4.3.2 Profil Program CSR KIIC ... 32

4.4 Profil Program CSR Desa Telaga ... 35

BAB V CARA PANDANG TERHADAP PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPO+SIBILITY ... 38


(11)

5.1 Cara Pandang Perusahaan terhadap Program CSR ... 38

5.2 Cara Pandang Peserta terhadap Program CSR ... 39

BAB VI KONDISI SOSIAL EKONOMI PESERTA PROGRAM CSR DESA TELAGA ... 41

6.1 Usia ... 41

6.2 Tingkat Pendidikan ... 42

6.3 Tingkat Pendapatan ... 42

6.4 Jumlah Beban Keluarga ... 43

BAB VII TINGKAT PARTISIPASI PESERTA PROGRAM CSR DESA TELAGA, SERTA HUBUNGANNYA DENGAN CARA PANDANG PESERTA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI PESERTA ... 45

7.1 Tingkat Partisipasi Peserta dalam Tahap Perencanaan .. 45

7.2 Tingkat Partisipasi Peserta dalam Tahap Pelaksanaan .. 46

7.3 Tingkat Partisipasi Peserta dalam Tahap Evaluasi ... 47

7.4 Tingkat Partisipasi Peserta Terhadap Program CSR Desa Telaga ... 47

7.5 Hubungan Cara Pandang Peserta dan Program CSR dengan Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga ... 49

7.6 Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga ... 50

BAB VIII TINGKAT MANFAAT PROGRAM CSR DESA TELAGA BAGI PERUSAHAAN DAN MASYARAKAT, DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI ... 55

8.1 Tingkat Manfaat Program bagi Perusahaan ... 55

8.2 Tingkat Manfaat Program bagi Peserta ... 56

8.3 Hubungan antara Tingkat Partisipasi dan Tingkat Manfaat Program bagi Perusahaan ... 58

8.4 Hubungan antara Tingkat Partisipasi dengan Tingkat Manfaat Program bagi Peserta ... 60

BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

9.1 Kesimpulan ... 62

9.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1. Manfaat Keterlibatan Komunitas5Perusahaan ... 12 Tabel 2. Delapan Tingkatan Partisipasi Masyarakat menurut

Arnstein (1969) ... 17 Tabel 3. Definisi Operasional ... 23 Tabel 4. Karakteristik Perusahaan di Kawasan Industri KIIC ... 32 Tabel 5. Jumlah dan Presentase Cara Pandang Peserta terhadap

Program CSR Desa Telaga Tahun 2009 ... 40 Tabel 6. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden dalam Program

CSR Desa Telaga Tahun 2009 ... 42 Tabel 7. Jumlah dan PresentaseTingkat Partisipasi Responden pada

Tahap Perencanaan Program CSR Desa Telaga Tahun 2009 46 Tabel 8. Jumlah dan Presentase Tingkat Partisipasi Responden pada

Tahap Pelaksanaan Program CSR Desa Telaga Tahun 2009 47 Tabel 9. Jumlah dan Presentase Tingkat Partisipasi Responden pada

Tahap Evaluasi Program CSR Desa Telaga Tahun 2009... 47 Tabel 10. Matriks Jumlah Responden menurut Cara Pandang Peserta

dan Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga

Tahun 2009... 49 Tabel 11. Matriks Jumlah Responden menurut Kondisi Sosial Ekonomi

dan Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga

Tahun 2009... 51 Tabel 12. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Partisipasi

Peserta Program CSR Desa Telaga, 2009 ... 52 Tabel 13. Matriks Jumlah Responden Menurut Usia dan Tingkat

Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan ... 53 Tabel 14. Matriks Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan

dan Tingkat Partisipasi ... 54 Tabel 15. Matriks Jumlah Responden Menurut Tingkat Partisipasi dan

Tingkat Manfaat Program bagi Perusahaan ... 58 Tabel 16. Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Tingkat Manfaat bagi

Perusahaan ... 59 Tabel 17. Matriks Jumlah Responden berdasarkan Tingkat Partisipasi

dan Tingkat Manfaat Program bagi Peserta ... 60 Tabel 18. Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Tingkat Manfaat bagi


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga dan Tingkat Kemanfaatan Program ... 22 Gambar 2. Pemangku Kepentingan dalam Program CSR KIIC ... 34 Gambar 3. Alur Wewenang Implementasi Program CSR ... 35 Gambar 4. Distribusi Usia Responden Program CSR Desa Telaga

Tahun 2009... 41 Gambar 5. Distribusi Pendapatan Responden Program CSR Desa

Telaga Tahun 2009... 43 Gambar 6. Distribusi Jumlah Beban Keluarga Responden Program

CSR Desa Telaga Tahun 2009 ... 44 Gambar 7. Tingkat Partisipasi Responden Terhadap Program CSR


(14)

DAFTAR LAMPIRA

Nomor Halaman

Lampiran 1. Kuesioner ... 67

Lampiran 2. Peta Lokasi Kawasan Desa Telaga ... 70

Lampiran 3. Teknik Pengumpulan Data dan Kebutuhan Data ... 71


(15)

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, baik yang terbarukan (renewable) maupun yang tidak terbarukan (non4renewable). Seluruh kekayaan alam ini merupakan kekayaan bangsa yang harus dipergunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 33 ayat (3) Undang5Undang Dasar 1945. Perusahaan diberikan Tanggung Jawab Sosial dalam rangka memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat dan sekaligus menjaga kelestarian sumberdaya alam, terutama untuk perusahaan yang bidang usahanya berkaitan dengan sumberdaya alam. Kewajiban perusahaan tersebut tertuang dalam Undang5Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas LN No. 106 TLN No. 4756, Pasal 74 ayat (1): “Perseroan yang menjalankan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumberdaya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.”

Berdasarkan Undang5Undang tersebut, selain untuk menaikkan citra, melakukan efisiensi dan menjaga keberlangsungan usahanya, terdapat beberapa perusahaan di Indonesia yang melakukan suatu kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). CSR diartikan sebagai komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas (The World Business Council for Sustainable Development/WBCSD dalam Arisyono, 2008).


(16)

Perwujudan dari CSR tersebut dapat dilakukan melalui charity, kegiatan5 kegiatan filantropi, maupun kemitraan dan pengembangan masyarakat. Pengembangan Masyarakat (community development) adalah kegiatan pembangunan komunitas yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses komunikasi guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya (Budimanta, 2002 dalam Rudito dan Famiola, 2007). Pengembangan masyarakat diyakini merupakan aktualisasi dari CSR yang lebih bermakna daripada hanya sekedar aktivitas charity (Ambadar, 2008).

Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat, terdapat kolaborasi kepentingan bersama antara perusahaan dan komunitas, adanya partisipasi, produktivitas dan keberlanjutan. Selain itu, menurut Ife (1995) salah satu prinsip pengembangan masyarakat atau community development adalah partisipasi. Menurut Nasdian (2003) partisipasi komunitas dalam pengembangan masyarakat merupakan suatu proses bertingkat dari pendistribusian kekuasaan pada komunitas sehingga mereka memperoleh kontrol lebih besar pada hidup mereka sendiri. Oleh karena itu, dalam melaksanakan program CSR yang berbasis pengembangan masyarakat perlu dilakukan pendekatan komunitas yang mengoptimalkan partisipasi. Pendekatan ini bertujuan agar semua warga ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan hingga menumbuhkan kemandirian masyarakat. Partisipasi menjadi salah satu ukuran keberhasilan suatu program CSR.

Setelah dilakukan penjajagan awal penelitian diperoleh informasi bahwa pada tahun 2000 pihak KIIC melakukan kerjasama dengan Fakultas Sejarah


(17)

Universitas Indonesia untuk memberikan gambaran keadaan masyarakat desa dan aspek yang perlu diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas sekitar. Mengacu pada rekomendasi hasil survei awal oleh Universitas Indonesia pada Agustus/September 2000, program pengembangan masyarakat/CSR KIIC untuk komunitas harus difokuskan untuk membantu masyarakat desa pada tiga subjek yaitu kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan. Kemudian KIIC bersama perusahaan5perusahaan yang ada di dalam Kawasan Industri KIIC mewujudkan sebuah program CSR bersama yang disebut Desa Telaga. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berusaha, khususnya yang berbasis pertanian (agribisnis) kepada masyarakat desa sekitar. Desa Telaga merupakan sebuah workshop untuk program5program pengembangan ekonomi berbasis pertanian dan pelestarian lingkungan untuk masyarakat sekitar dan karyawan perusahaan.

Pihak KIIC menyatakan telah melakukan program pengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat sendiri mengandung konsep partisipasi dan berusaha mewujudkan kemandirian. Atas dasar latar belakang di atas, peneliti ingin mengkaji program pengembangan masyarakat (community development) yang diimplementasikan oleh kawasan Industri KIIC, terutama dalam program CSR Desa Telaga,dalam arti apakah strategi pengembangan masyarakat melalui partisipasi telah diterapkan dalam implementasi program? Dan sejauh mana telah mampu memberikan manfaat baik bagi perusahaan maupun bagi masyarakat sekitar perusahaan?Masyarakat yang dimaksudkan di sini adalah peserta program CSR Desa Telaga.Dengan demikian penulis memberi judul penelitian ini dengan “Tingkat Partisipasi Peserta CSR Desa Telaga dan Tingkat Kemanfaatan Program (Kasus di Karawang International Industrial City).


(18)

1.2 Perumusan Masalah

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu upaya kepekaan atau kepedulian dari perusahaan karena motif tertentu sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menjaga lingkungan alam sekitarnya. Melihat perkembangan CSR di Indonesia yang masih sedikit menerapkan kegiatan pengembangan masyarakat yang dapat mempertahankan keberlanjutan program dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat maupun perusahaan, maka dibutuhkan program CSR yang berbasis pemberdayaan masyarakat.

Hal tersebut jika dikaitkan dengan strategi pemberdayaan masyarakat sebagai proses dan tujuan dalam implementasi tanggung jawab sosial perusahaan, maka terdapat dua faktor input yang menentukan proses pemberdayaan. Faktor pertama adalah perusahaan sebagai aktor yang mempunyai sumberdaya yang lebih kuat atau lebih banyak daripada masyarakat sekitar. Perusahaan diharapkan dapat mentransferkan sebagian sumberdayanya kepada masyarakat sekitar agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Hal yang menentukan dalam implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan (TJSP) adalah cara pandang perusahaan terhadap TJSP/CSR.

Ketika perusahaan telah memberikan sumberdayanya, kemudian muncul permasalahan baru, yaitu masyarakat menjadi tergantung terhadap sumberdaya yang telah diberikan oleh perusahaan. Masyarakat hanya menunggu pemberian dari perusahaan, mereka menjadi pasif terhadap kegiatan5kegiatan pembangunan. Mereka lupa akan sumberdaya yang mereka miliki sendiri untuk terus dikembangkan. Agar masyarakat tidak menjadi pasif, maka faktor input kedua yang menentukan proses pemberdayaan adalah masyarakat. Hal5hal dari


(19)

masyarakat yang menentukan dalam implementasi program CSR adalah kondisi sosial dan ekonomi (usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah beban keluarga).

Peran konsep pemberdayaan sebagai salah satu tujuan dari konsep pengembangan masyarakat muncul sebagai upaya untuk menghidupkan kemandirian suatu komunitas. Pemberdayaan di sini mengandung makna yaitu proses menyeluruh dimana ada suatu proses aktif partisipasif antara masyarakat dengan perusahaan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sehingga dapat berkelanjutan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hubungan manfaat yang saling menguntungkan antara keduanya.

Tingkat manfaat program CSR bagi masyarakat dilihat melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, peningkatan status sosial, dan peningkatan peluang ekonomi. Manfaat bagi perusahaan dapat dilihat dari meningkatnya reputasi perusahaan, lisensi sosial dari masyarakat, dan penghargaan dari pihak ketiga.

Adapun beberapa pertanyaan yang dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara pandang perusahaan dan peserta program terhadap

implementasi tanggung jawab sosial perusahaan dari KIIC?

2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi (usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah beban keluarga) peserta program CSR Desa Telaga?


(20)

3. Sejauhmana tingkat partisipasi peserta dalam program CSR Desa Telaga dan hubungannya dengan cara pandang perusahaan dan peserta, dan kondisi sosial ekonomi peserta?

4. Sejauhmana tingkat manfaat program CSR Desa Telaga bagi perusahaan dan peserta dan hubungannya dengan tingkat partisipasi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat memahami dan menganalisa: 1. Cara pandang perusahaan dan peserta program terhadap implementasi

tanggung jawab sosial perusahaan dari KIIC;

2. Kondisi sosial ekonomi (usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah beban keluarga) peserta program CSR;

3. Tingkat partisipasi peserta dalam program CSR Desa Telaga, dan hubungannya dengan cara pandang perusahaan dan peserta, serta kondisi sosial ekonomi peserta; dan

4. Tingkat manfaat program CSR Desa Telaga bagi perusahaan dan peserta, dan hubungannya dengan tingkat partisipasi.

1.4 Kegunaan Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi berbagai pihak yang berminat maupun terkait dengan masalah tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), khususnya kepada:

1. Kalangan akademisi, dapat menambah literatur dalam mengkaji tanggung jawab sosial perusahaan yang sampai saat ini masih jarang diperoleh;


(21)

2. Kalangan non5akademisi, yaitu masyarakat, swasta, LSM dan pemerintah diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi dalam implementasi tanggung jawab sosial di masa depan; dan

3. Peneliti yang ingin mengkaji lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial perusahaan dan manfaatnya.


(22)

PE DEKATA TEORITIS

2.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2.1.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/CSR

Dilihat dari etimologisnya Corporate Social Responsibility (CSR) kerap diterjemahkan sebagai “Tanggung jawab Sosial Perusahaan (TJSP)” dalam konteks lain juga disebut “Tanggung Jawab Sosial Korporasi” atau “Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha (Tansodus)”. Definisi TJSP dikemukakan oleh banyak pakar. Diantaranya yaitu sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Wibisono, 2007).

Sedangkan konsep TJSP menurut The Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam Arisyono (2008), adalah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Menurut World Bank dalam Wibisono (2007), “CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development”. Sementara versi Uni Eropa mengatakan ”CSR is a concept where by companies integrate social and


(23)

environmental concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basis”. Kotler dan Lee (2005) menyatakan “Corporate social responsibility is a commitment to improve community well4 being through discretionary business practices and contributions of corporate resources”. Yakni komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penerapan praktek bisnis yang baik dan sumbangsih sumberdaya yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan beragamnya definisi yang dikemukakan oleh para pakar tersebut berarti sampai saat ini belum ada sebuah definisi tunggal mengenai konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Namun demikian konsep ini menawarkan sebuah kesamaan, yaitu keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis dan perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungan (Wibisono, 2007). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan dalam kegiatannya juga harus memperhatikan tiga hal yaitu keuntungan/profit, masyarakat, dan lingkungan (tripple bottom line). Ketiganya harus berjalan sinergis dan berkesinambungan agar tercipta iklim perusahaan yang baik sehingga eksistensi perusahaan juga terjamin dengan citra atau reputasi positif yang didapatnya dari konsumen dan masyarakat.

2.1.2 Cara Pandang Perusahaan Mengimplementasikan CSR

Cara pandang perusahaan melakukan TJSP atau alasan perusahaan menerapkan TJSP bisa diklasifasikan sebagai berikut (Wibisono, 2007):

1. Sekedar basa5basi atau keterpaksaan. Perusahaan mempraktekan CSR karena external driven (faktor eksternal), environmental driven (karena terjadi


(24)

masalah lingkungan dan reputation driven (karena ingin mendongkrak citra perusahaan).

2. Sebagai upaya memenuhi kewajiban (compliance). CSR dilakukan karena terdapat regulasi, hukum, dan aturan yang memaksa perusahaan menjalankannya.

3. CSR diimplementasikan karena adanya dorongan yang tulus dari dalam (internal driven). Perusahaan menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya saja, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan.

2.1.3 Tahapan Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Adapun tahap5tahap dalam penerapan TJSP atau CSR yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya yaitu (Wibisono, 2007):

1. Tahap perencanaan. Tahap ini terdiri dari tiga langkah utama yaitu Awareness Building, CSR Assesment, dan CSR Manual Building. Awareness building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran perusahaan mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen, upaya ini dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, dan lain5lain. CSR Assesment merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek5aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah5langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. Pada tahap membangun CSR manual, upaya dapat dilakukan melalui benchmarking, menggali dari referensi atau meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu


(25)

memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna tercapainya pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efisien.

2. Tahap implementasi. Pada tahap ini terdapat beberapa poin yang harus diperhatikan seperti pengorganisasian sumberdaya, penyusunan untuk menempatkan orang sesuai dengan jenis tugas, pengarahan, pengawasan, pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana, serta penilaian untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan. Tahap implementasi terdiri dari tiga langkah utama yaitu sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi.

3. Tahap evaluasi. Tahap ini perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR sehingga membantu perusahaan untuk memetakan kembali kondisi dan situasi serta capaian perusahaan dalam implementasi CSR sehingga dapat mengupayakan perbaikan5perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi. 4. Pelaporan. Pelaporan perlu dilakukan untuk membangun sistem informasi,

baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

2.1.4 Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Beberapa manfaat penerapan tanggung jawab sosial bagi perusahaan dapat diidentifikasi diantaranya (Wibisono, 2007):

1. Mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan citra perusahaan;

2. Mendapatkan lisensi sosial dari masyarakat sekitar perusahaan untuk terus dapat beroperasi;


(26)

3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan melalui adanya hubungan yang harmonis dengan para stakeholders perusahaan;

4. Melebarkan akses terhadap sumberdaya; 5. Membentangkan akses menuju market;

6. Mereduksi biaya, misal dengan upaya mengurangi limbah melalui proses daur ulang ke dalam siklus produksi;

7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders; 8. Memperbaiki hubungan dengan regulator;

9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan; dan 10. Peluang mendapatkan penghargaan.

Rogovsky (2000) dalam Wibisono (2007) menyusun sebuah tabel tentang keterlibatan komunitas5perusahaan sebagai berikut.

Tabel 1. Manfaat Keterlibatan Komunitas5Perusahaan

Komunitas pada Perusahaan Perusahaan pada Komunitas 5 Reputasi dan citra yang lebih baik

5 Lisensi untuk beroperasi secara sosial

5 Bisa memanfaatkan pengetahuan dan tenaga kerja lokal

5 Keamanan yang lebih besar

5 Infrastruktur dan lingkungan sosial5ekonomi yang lebih baik

5 Menarik dan menjaga personel yang kompeten untuk memiliki komitmen yang tinggi

5 Menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi jasa dan mungkin pelanggan lokal yang bermutu

5 Laboratorium pembelajaran untuk inovasi organisasi

5 Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan pelatihan pendanaan

5 Pendanaan investasi komunitas, pengembangan infrastruktur 5 Keahlian komersial

5 Kompetisi teknis dan personal individual pekerja yang terlibat 5 Representatif bisnis sebagai

jurus promosi bagi prakarsa5 prakarsa komunitas


(27)

2.2 Konsep Pengembangan Masyarakat 2.2.1 Pengertian Pengembangan Masyarakat

Dunham (1958) dalam Rukminto (2003) mendefinisikan pengembangan masyarakat sebagai “berbagai upaya yang terorganisir yang dilakukan guna meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat, terutama melalui usaha yang kooperatif dan mengembangkan kemandirian dari masyarakat pedesaan, tetapi hal tersebut dilakukan dengan bantuan teknis dari pemerintah ataupun lembaga5 lembaga sukarela”. Dunham juga menyatakan ada lima prinsip dasar pengorganisasian masyarakat ataupun pengembangan masyarakat. Prinsip5prinsip tersebut adalah:

1. Penekanan pada pentingnya kesatuan kehidupan masyarakat yang dilakukan dengan mempertimbangkan keseluruhan kehidupan masyarakat, tidak dilakukan untuk segmen tertentu;

2. Perlu adanya pendekatan antar tim dalam pengembangan masyarakat, tidak hanya menekankan pada pendekatan multi profesi, tetapi juga multi lapisan profesi (multi vocational);

3. Kebutuhan akan adanya community worker yang serba bisa (multi purpose) pada wilayah pedesaan;

4. Pentingnya pemahaman akan pola budaya masyarakat lokal; dan

5. Adanya prinsip kemandirian yang menjadi prinsip utama dalam pengembangan masyarakat.

Pengembangan masyarakat (community development) adalah kegiatan pembangunan komunitas yang dilakukan secara sistematis, terencana dan


(28)

diarahkan untuk memperbesar akses komunikasi guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya (Budimanta, 2002 dalam Rudito dan Famiola, 2007). Secara hakekat, community development merupakan suatu proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan oleh industri, pemerintah pusat dan daerah terhadap kehidupan komunitas lokal (Rudito, 2003 dalam Rudito dan Famiola, 2007).

Indikator keberhasilan suatu program pembangunan komunitas dapat dilihat dari bentuk5bentuk kebersamaan yang dijalin antar pihak5pihak pemerintah, perusahaan dan komunitas lokal yang tergambar dalam partisipasi dan keberlanjutan (sutainability). Partisipasi dapat dilihat sebagai keterlibatan para pihak di dalam mengelola program5program community development. Secara mendasar, partisipasi bukanlah milik dari komunitas lokal, akan tetapi semua pihak harus berpartisipasi. Sedangkan keberlanjutan adalah strategi program yang dipakai untuk menunjang kemandirian komunitas/komunitas yang dapat dilihat dari sisi5sisi manusia (human), sosial (social), lingkungan (environment) dan ekonomi (economic) (Wibisono, 2007). Sehingga dengan adanya keberlanjutan, suatu usaha dapat dinikmati tidak hanya oleh generasi pada masa sekarang saja, akan tetapi juga oleh generasi selanjutnya dalam bentuk alih teknologi maupun bentuk pola hidup yang berbeda dari sebelumnya.

2.2.2 Pengembangan Masyarakat sebagai Alat untuk Menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Program pengembangan masyarakat merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan. Program pengembangan


(29)

masyarakat sebagai salah upaya implementasi tanggung jawab sosial perusahaan antara lain dilatarbelakangi oleh (Kadar, 2006 dalam Aprilianti, 2008):

1. Adanya penguasaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi yang bersifat eksploitatif, ekspansif, akumulatif;

2. Perusahaan menempatkan dirinya lebih kuat daripada masyarakat sehingga berdampak pada terjadinya peminggiran masyarakat;

3. Perusahaan adalah entitas sosial di samping sebagai entitas bisnis sehingga harus mempunyai social responsibility; dan

4. Timbulnya ketidaknyamanan (discomfort) dan ketidakseimbangan antara masyarakat dan perusahaan.

2.3 Konsep Partisipasi 2.3.1 Definisi Partisipasi

Terdapat beberapa definisi partisipasi, diantaranya dikemukakan oleh Nasdian (2003) yaitu proses aktif dimana inisiatif diambil oleh masyarakat sendiri, dibimbing oleh cara berpikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat melakukan kontrol secara efektif. Definisi ini memberi pengertian bahwa masyarakat diberi kemampuan untuk mengelola potensi yang dimiliki secara mandiri. Partisipasi komunitas dalam pengembangan masyarakat adalah suatu proses bertingkat dari pendistribusian kekuasaan pada komunitas sehingga mereka memperoleh kontrol lebih besar pada hidup mereka sendiri (Nasdian, 2003).

Menurut Davis dalam Kurniawan (2008) partisipasi adalah keterlibatan emosi dan mental seseorang dalam situasi kelompok yaitu adanya kesediaan


(30)

untuk mengambil bagian dalam menetapkan tujuan bersama, serta kesediaan memikul tanggung jawab bagi pencapaian tujuan bersama. Sedangkan Slamet dalam Sumodiningrat (1999) mengartikan partisipasi masyarakat sebagai keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan, baik itu pada prosesnya maupun dalam menikmati hasil pembangunan. Pada konteks pemberdayaan masyarakat, partisipasi dilakukan mulai dari tepat guna dan pembinaan kelompok usaha yang menerapkan teknologi dan ketrampilan tersebut.

2.3.2 Tipe dan Tingkatan Partisipasi Masyarakat

Cohen dan Uphof (1977) dalam Makmur (2005) membagi partisipasi ke beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan masyarakat dalam rapat5rapat. Tahap pengambilan keputusan yang dimaksud disini yaitu pada perencanaan suatu kegiatan.

2. Tahap pelaksanaan yang merupakan tahap terpenting dalam pembangunan, sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaanya. Wujud nyata partisipasi pada tahap ini digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk tindakan sebagai anggota proyek.

3. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya.

4. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan,


(31)

maka semakin besar manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut berhasil mengenai sasaran.

Arnstein (1969) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat identik dengan kekuasaan masyarakat (citizen partisipation is citizen power) yaitu mendefinisikan strategi partisipasi yang didasarkan pada distribusi kekuasaan antara masyarakat atau pemerintah. Berdasarkan hal ini, Arnstein berpendapat bahwa berbagai tingkatan pelibatan dapat diindentifikasikan, mulai dari tanpa partisipasi sampai dengan pelimpahan kekuasaan seperti yang dipaparkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Delapan Tingkatan Partisipasi Masyarakat menurut Arnstein (1969)

Tingkatan Partisipasi Hakekat Kesertaan Tingkatan Pembagian Kekuasaan 1. Manipulasi

2. Terapi

Komitmen resmi

Pemegang kekuasaan mendidik masyarakat

Tidak ada partisipasi

3. Pemberitahuan

4. Konsultasi 5. Placation

Hak5hak masyarakat dan pilihan5pilihannya diidentifikasikan

Masyarakat didengar, tetapi tidak dipakai sarannya Saran masyarakat diterima tetapi tidak selalu dilaksanakan

Tokenism

6. Kemitraan 7. Pendelegasian kekuasaan

8. Kontrol Masyarakat

Timbal balik dinegosiasikan Masyarakat diberikan

kekuasaan untuk sebagian atau seluruh program

Tingkatan kekuasaan masyarakat

Tingkatan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Manipulasi (manipulation). Pada tangga partisipasi ini bisa diartikan relatif tidak ada komunikasi apalagi dialog; tujuan sebenarnya bukan untuk melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program tapi untuk mendidik atau ”menyembuhkan” partisipan (masyarakat tidak tahu sama sekali terhadap tujuan, tapi hadir dalam forum).


(32)

2. Terapi (therapy). Pada level ini telah ada komunikasi namun bersifat terbatas. Inisiatif datang dari pemerintah dan hanya satu arah.

Tangga ketiga, keempat dan kelima dikategorikan sebagai derajat tokenisme dimana peran serta masyarakat diberikan kesempatan untuk berpendapat dan didengar pendapatnya, tapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang keputusan. Peran serta pada jenjang ini memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk menghasilkan perubahan dalam masyarakat.

3. Pemberitahuan (information). Pada jenjang ini komunikasi sudah mulai banyak terjadi tapi masih bersifat satu arah dan tidak ada sarana timbal balik. Informasi telah diberikan kepada masyarakat tetapi masyarakat tidak diberikan kesempatan melakukan tangapan balik (feed back).

4. Konsultasi (consultation). Pada tangga partisipasi ini komunikasi telah bersifat dua arah, tapi masih bersifat partisipasi yang ritual. Sudah ada penjaringan aspirasi, telah ada aturan pengajuan usulan, telah ada harapan bahwa aspirasi masyarakat akan didengarkan, tapi belum ada jaminan apakah aspirasi tersebut akan dilaksanakan ataupun perubahan akan terjadi.

5. Penentraman (placation). Pada level ini komunikasi telah berjalan baik dan sudah ada negosiasi antara masyarakat dan pemerintah. Masyarakat dipersilahkan untuk memberikan saran atau merencanakan usulan kegiatan. Namun pemerintah tetap menahan kewenangan untuk menilai kelayakan dan keberadaan usulan tersebut.


(33)

Tiga tangga teratas dikategorikan sebagai bentuk yang sesungguhnya dari partisipasi dimana masyarakat memiliki pengaruh dalam proses pengambilan keputusan.

6. Kemitraan (partnership). Pada tangga partisipasi ini, pemerintah dan masyarakat merupakan mitra sejajar. Kekuasaan telah diberikan dan telah ada negosiasi antara masyarakat dan pemegang kekuasaan, baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, maupun monitoring dan evaluasi. Kepada masyarakat yang selama ini tidak memiliki akses untuk proses pengambilan keputusan diberikan kesempatan untuk bernegosiasiai dan melakukan kesepakatan.

7. Pendelegasian kekuasaan (delegated power). Ini berarti bahwa pemerintah memberikan kewenangan kepada masyarakat untuk mengurus sendiri beberapa kepentingannya, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, sehingga masyarakat memiliki kekuasaan yang jelas dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keberhasilan program.

8. Kontrol masyarakat (citizen control). Dalam tangga partisipasi ini, masyarakat sepenuhnya mengelola berbagai kegiatan untuk kepentingannya sendiri, yang disepakati bersama, dan tanpa campur tangan pemerintah.

2.3.3 Faktor:Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Kondisi sosial ekonomi peserta program menentukan partisipasi dalam pelaksanaan CSR seperti yang diungkapkan oleh Pangestu sebagai karakteristik individu. Menurut Pangestu (1995) dalam Ramadyanti (2009) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, yaitu:


(34)

1. Faktor internal, mencakup karakteristik individu yang dapat mempengaruhi individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Karakteristik individu mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah beban keluarga, jumlah pendapatan, dan pengalaman berkelompok; dan

2. Faktor eksternal, meliputi hubungan yang terjalin antara pihak pengelola proyek dengan sasaran yang dapat mempengaruhi partisipasi karena sasaran akan dengan sukarela terlibat dalam suatu proyek jika sambutan pihak pengelola positif dan menguntungkan mereka. Selain itu bila didukung dengan pelayanan pengelola kegiatan yang positif dan tepat dibutuhkan oleh sasaran, maka sasaran tersebut tidak akan ragu untuk berpartisipasi dalam proyek.

Menurut Silaen (1998) dalam Ramadyanti (2009), semakin tua umur seseorang maka penerimaannya terhadap hal5hal baru semakin rendah. Hal ini karena orang yang masuk dalam golongan tua cenderung selalu bertahan dengan nilai5nilai lama sehingga diperkirakan sulit menerima hal5hal yang bersifat baru. Pangestu (1995) dalam Ramadyanti (2009) menyebutkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah memberi informasi dan pembinaan. Ramadyanti (2009) menambahkan bahwa seseorang berpendidikan tinggi mampu memanfaatkan informasi pengetahuan yang didapat untuk kemudian disebarkan ke orang lain. Ajiwarman (1996) dalam Ramadyanti (2009) menunjukkan bahwa semakin besar jumlah keluarga menyebabkan waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan akan berkurang karena sebagian besar waktunya digunakan untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga.


(35)

2.4 Kerangka Pemikiran

Kajian tingkat partisipasi dalam implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan manfaatnya ini dilakukan dengan meninjau faktor5 faktor input yang mempengaruhi keputusan pelaksanaan program, proses implementasi hingga output yang dirasakan oleh perusahaan dan sasaran program. Pisau analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi partisipasi.

Faktor5faktor input dari perusahaan yang dinilai sangat mempengaruhi tingkat partisipasi program CSR ada dua. Faktor tersebut adalah cara pandang perusahaan yang dilihat dari wujud pelaksanaan CSR5nya dan diukur dari pandangan peserta program tentang pelaksanaan CSR. Sedangkan faktor input sasaran program yang mempengaruhi partisipasi dilihat dari usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah beban keluarga.

Selanjutnya dilakukan identifikasi mengenai proses pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan untuk melihat sejauh mana tingkat partisipasi dalam program. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Kemudian dilakukan analisa sejauh mana program tanggung jawab sosial perusahaan memberikan manfaat bagi perusahaan, misalnya berupa citra yang baik, lisensi sosial, dan penghargaan. Serta manfaatnya bagi peserta sehingga menjadi berdaya, misalnya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, peningkatan status sosial, dan peluang ekonomi.


(36)

Keterangan:

: mempengaruhi

: secara kualitatif dan kuantitatif : secara kuantitatif

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga dan Tingkat Kemanfaatan Program

2.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat dirumuskan hipotesis uji sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan nyata/signifikan antara cara pandang program CSR menurut peserta dan tingkat partisipasi;

2. Terdapat hubungan yang nyata/signifikan antara usia dan tingkat partisipasi; 3. Terdapat hubungan yang nyata/signifikan antara tingkat pendidikan dan

tingkat partisipasi;

4. Terdapat hubungan yang nyata/signifikan antara tingkat pendapatan dan tingkat partisipasi;

Cara pandang terhadap program CSR:

1. External driven, environmental driven, reputation driven 2. Compliance 3. Internal driven

Tingkat Partisipasi dalam Program CSR Desa Telaga: 1. Tahap

Pengambilan Keputusan (Perencanaan) 2. Tahap Pelaksanaan 3. Tahap Evaluasi Kondisi sosial ekonomi peserta: Usia Tingkat pendidikan Tingkat pendapatan Jumlah beban keluarga Manfaat bagi perusahaan: 1. Reputasi dan

citra perusahaan. 2. Lisensi sosial 3. Penghargaan. Manfaat bagi peserta program: 1. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan 2.Peningkatan status sosial 3.Peluang ekonomi (pendapatan)


(37)

5. Terdapat hubungan yang nyata/signifikan antara jumlah beban keluarga dan tingkat partisipasi;

6. Terdapat hubungan yang nyata/signifikan antara tingkat partisipasi dan tingkat manfaat yang diterima oleh perusahaan; dan

7. Terdapat hubungan yang nyata/signifikan antara tingkat partisipasi dan tingkat manfaat yang diterima oleh peserta program.

2.6 Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini dipaparkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Indikator

Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi individu responden yang dapat memotivasi untuk ikut berpartisipasi dalam program

Kondisi sosial ekonomi individu responden meliputi usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah beban keluarga Usia Lama waktu hidup responden dari sejak

lahir sampai pada saat diwawancarai, dan diukur dalam tahun

Diukur dalam jumlah tahun berdasarkan tingkatan usia produktif.

Muda : < 51 tahun Tua : > 51 tahun Tingkat

Pendidikan

Jenjang pendidikan tertinggi yang pernah ditamatkan responden

Diukur berdasarkan jenjang pendidikan formal.

Rendah : tamat SD

Sedang : tamat SMP s/d SMA Tinggi : tamat D3/S1/S2 Jumlah Beban

Keluarga

Banyaknya orang yang hidup dalam satu atap yang menjadi tanggungan responden. Termasuk di dalamnya suami/istri, anak5 anak, anggota keluarga lainnya yang menjadi tanggungan responden

Diukur dengan jumlah jiwa berdasar acuan standar BKKBN yaitu dua anak cukup. Kecil : < 4 orang

Besar : > 4 orang Tingkat

pendapatan

Rata5rata jumlah hasil kerja berupa uang yang diperoleh suatu rumah tangga responden setiap bulan

Diukur dengan satuan Rupiah berdasar UMR Karawang tahun 2009 yaitu Rp 1.044.500,00/bulan

Rendah : < Rp 1.044.500,00/bulan Tinggi : > Rp 1.044.500,00/bulan Cara pandang Cara pandang merupakan persepsi peserta

terhadap program CSR

Diukur dengan ukuran ordinal. Rendah yaitu skor 152

Tinggi yaitu skor 354 Tingkat

Partisipasi

Keikutsertaan responden dalam semua tahapan kegiatan kelompok yang meliputi tahap pengambilan keputusan

(perencanaan), pelaksanaan, dan evaluasi

Diukur dengan menjumlahkan skor total dari tiap tahapan, sehingga tingkat partisipasi dapat dikategorikan menjadi: Rendah yaitu skor 7515

Tinggi yaitu skor 16526 Tahap

Pengambilan

Keikutsertaan responden dalam mengikuti rapat/penyusunan rencana kegiatan

Diukur berdasarkan skor total yang didapat. Rendah yaitu skor 155


(38)

Variabel Definisi Operasional Indikator Keputusan

(Perencanaan)

program CSR Desa Telaga Tinggi yaitu skor 658 Tahap

Pelaksanaan

Keikutsertaan responden dalam

pelaksanaan program CSR Desa Telaga

Diukur berdasarkan skor total yang didapat Rendah yaitu skor 6510

Tinggi yaitu skor 11517 Tahap Evaluasi Keikutsertaan responden dalam menilai

kinerja kegiatan dari keseluruhan kegiatan program CSR Desa Telaga

Diukur berdasarkan skor total yang didapat Rendah yaitu skor 152

Tinggi yaitu skor 354 Manfaat bagi

perusahaan

Tingkatan manfaat yang diperoleh

perusahaan dari pelaksanaan program CSR yaitu reputasi dan citra perusahaan, lisensi social, dan penghargaan

Diukur menurut persepsi responden program dengan ukuran ordinal Rendah yaitu skor 152

Tinggi yaitu skor 354 Manfaat bagi

peserta program

Tingkatan manfaat yang diperoleh responden yaitu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, peningkatan status sosial, dan peluang ekonomi (pendapatan)

Diukur menurut persepsi responden dengan ukuran ordinal

Rendah yaitu skor 557 Tinggi yaitu skor 8510 Keterangan: Rendah = di bawah rata5rata


(39)

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif serta didukung oleh data5data kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan penulis untuk mencari informasi faktual secara mendetail yang sedang menggejala dan mengidentifikasi masalah5masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan5 kegiatan yang sedang berjalan (Wahyuni dan Muljono, 2007). Metode yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Tujuannya adalah untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa. Hubungan kausal yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah hubungan kondisi sosial ekonomi peserta dengan tingkat partisipasi dalam program CSR Desa Telaga, serta hubungan tingkat partisipasi dengan tingkat manfaat yang diterima oleh perusahaan dan peserta program.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Kawasan Industri KIIC (Karawang International Industrial City), Karawang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti telah melakukan observasi melalui penelusuran kepustakaan surat kabar, buku, hasil penelitian dari beberapa peneliti, internet, serta beberapa narasumber yang memberikan informasi mengenai perusahaan yang telah melakukan tanggung jawab sosialnya. Setelah dilakukan penelusuran melalui kepustakaan. Akhirnya


(40)

KIIC dipilih sebagai lokasi penelitian setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing dan diperkuat dengan informasi bahwa KIIC adalah salah satu kawasan industri utama di Indonesia dengan 69 perusahaan berada di dalamnya serta telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 (Quality Management System) dan ISO 14001:2004 (Environmental Management System). Penelitian ini dilaksanakan pada Mei 2009 sampai Januari 2011. Penelitian dimaksud mencakup waktu semenjak peneliti intensif di lapangan hingga penulisan skripsi.

3.3 Teknik Penentuan Responden

Penelitian ini menganalisis tingkat partisipasi peserta dalam program CSR Desa Telaga serta manfaat program CSR bagi perusahaan (KIIC) dan peserta program. Subyek penelitian ini terdiri dari informan dan responden. Informan merupakan pihak yang memberikan keterangan tentang pihak lain dan lingkungannya, sedangkan responden merupakan pihak yang memberikan keterangan tentang diri dan kegiatan yang dilaksanakannya. Informan dalam penelitian ini adalah pihak KIIC yaitu fasilitator dan tim leader CSR KIIC.

Sementara itu, responden dalam penelitian merupakan populasi, yaitu 30 orang dengan rincian 25 orang peserta program pelatihan Budidaya Lele CSR Desa Telaga di lima desa (Desa Sukaluyu, Desa Wadas, Desa Margakaya, Desa Sirnabaya, dan Desa Puserjaya), dan peserta yang menjadi petani di kawasan Desa Telaga sebanyak lima orang. Responden dipilih secara sengaja (purposive). Unit analisis responden yang dipilih adalah unit rumah tangga (RT). Unit pengamatan RT digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi sosial ekonomi peserta dalam Program CSR Desa Telaga.


(41)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survei didukung dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara terstruktur. Instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam survei adalah kuesioner. Data sekunder yang dikumpulkan merupakan dokumen5dokumen yang terkait dengan KIIC dalam melakukan tanggung jawab sosial perusahaan, seperti data profil perusahaan, arsip kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan, serta dokumen kebijakan perusahaan.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Teknik dan analisis data untuk data kualitatif dilakukan melalui tiga jalur analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang dianalisa secara kualitatif yaitu data tentang cara pandang perusahaan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan, pelaksanaan CSR Desa Telaga, serta manfaat yang didapatkan perusahaan setelah menerapkan CSR.

Analisis data kuantitatif dilakukan melalui tabulasi silang untuk menjelaskan hubungan kausal dan uji korelasi Rank Spearman (Walpole, 1995) dengan α = 5 % menggunakan software SPSS 17.0 for windows. Rumus korelasi Rank Spearman yang digunakan adalah:

= Nilai Koefisien Rank Spearman di = Disparitas ( x15x2)


(42)

n = Banyaknya Pengamatan

Hasil uji korelasi Rank Spearman juga menghasilkan nilai probabilitas atau p4 value. Jika p4value lebih kecil dari nilai α (0,05), maka Ho ditolak, dimana: H0: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel5variabel yang diuji.


(43)

Penelitian dilaksanakan di KIIC (Karawang International Industrial City) sebagai penyelenggara program CSR Desa Telaga dan di lokasi peserta program. Lokasi peserta program tersebar di lima desa di sekitar KIIC yaitu Desa Sukaluyu, Desa Wadas, Desa Margakaya, Desa Sirnabaya, dan Desa Puserjaya yang berada di Kecamatan Teluk Jambe Timur. Pada bab ini juga akan dipaparkan profil KIIC, program CSR, dan profil CSR Desa Telaga.

4.1 Kondisi Geografis Kabupaten Karawang

Kabupaten Karawang berada di bagian utara Provinsi Jawa Barat yang secara geografis terletak antara 107o02’5107o40’ BT dan 5o562’56o34’ LS. Kabupaten Karawang termasuk daerah daratan yang relatif rendah, mempunyai variasi kemiringan wilayah 0–2 persen, 2–15 persen dan diatas 40 persen. Secara administratif, Kabupaten Karawang mempunyai batas5batas wilayah sebagai berikut sebelah utara batas alam, yaitu Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Subang, sebelah tenggara berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bekasi.

Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 kilometer persegi atau 3,73 persen dari luas Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah yang memiliki lahan subur di Jawa Barat, sehingga sebagian besar lahannya digunakan untuk pertanian.

Bentuk tanah di Kabupaten Karawang sebagian besar merupakan dataran yang relatif rata dengan variasi ketinggian antara 0–5 meter diatas permukaan laut.


(44)

Hanya sebagian kecil wilayah yang bergelombang dan berbukit5bukit dengan ketinggian antara 0–1200 meter.

Wilayah Kabupaten karawang sebagian besar tertutup dataran pantai yang luas, yang terhampar di bagian pantai utara dan merupakan batuan sedimen yang dibentuk oleh bahan5bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik. Di bagian tengah ditempati oleh perbukitan terutama dibentuk oleh batuan sedimen, sedang di bagian selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 m diatas permukaan laut.

Sesuai dengan bentuk morfologinya Kabupaten Karawang merupakan dataran rendah dengan temperatur udara rata5rata 27 derajat Celsius dengan tekanan udara rata5rata 0,01 milibar, penyinaran matahari 66 persen dan kelembabab nisbi 80 persen, sampai April bertiup angin muson laut dan sekitar bulan Juni bertiup angin muson tenggara, kecepatan angin antara 30–35 kilometer per jam, lamanya tiupan rata5rata lima sampai tujuh jam.

Kabupaten Karawang dilalui oleh aliran sungai yang melandai ke utara. Sungai Citarum merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi, sedangkan sungai Cilamaya merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang. Selain sungai, terdapat 3 buah saluran irigasi yang besar yaitu Saluran Induk Tarum Utara, Saluran Induk Tarum tengah dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah, tambak dan pembangkit tenaga listrik.

4.2 Profil Kecamatan Telukjambe Timur

Kecamatan Telukjambe Timur adalah salah satu Kecamatan dari 30 Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Karawang, merupakan daerah


(45)

kawasan industri dan pertanian, dengan membawahi sembilan desa yang meliputi 38 Dusun 107 RW dan 392 RT. Luas Wilayah Kecamatan Telukjambe Timur adalah 3.0511.010 hektar yang terdiri dari persawahan seluas 639.500 hektar dan daratan seluas 2.871.510 hektar. Kecamatan Telukjambe Timur termasuk dataran rendah dengan ketinggian 25530 meter diatas permukaan laut, kemiringan berkisar 5515 derajat. Suhu rata5rata 25530 derajat Celsius dengan curah hujan berkisar 1.500 sampai dengan 3.000 milimeter termasuk dalam topografi dataran rendah berbukit, adapun jarak Kecamatan Telukjambe Timur ke Ibu Kota Kabupaten Karawang adalah enam kilometer, dengan waktu tempuh 30 menit.

Letak geografis Kecamatan Telukjambe Timur berada pada sebelah Timur Kabupaten Karawang dengan batas5batas Wilayah sebagai berikut : (1) Sebelah utara Kecamatan Karawang Timur; (2) Sebelah selatan Kabupaten Bekasi dan Kecamatan Pangkalan; (3) Sebelah barat Kecamatan Telukjambe Barat; dan (4) Sebelah timur Kecamatan Ciampel.

Kecamatan Telukjambe Timur membawahi sembilan desa terdiri dari Desa Telukjambe, Desa Pinayungan, Desa Sirnabaya, Desa Puseurjaya, Desa Sukaluyu, Desa Wadas, Desa Margakaya, Desa Sukamakmur, Desa Purwadana.

4.3 Profil KIIC (Karawang International Industrial City) 4.3.1 Sejarah KIIC

Kawasan industri Karawang International Industrial City (KIIC), berlokasi di Kecamatan Teluk Jambe, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Pada awalnya KIIC mengembangkan 800 hektar kavling industri siap pakai yang dikelola oleh dua perusahaan yaitu PT Maligi Permata Industrial Estate, dan PT Harapan Anang Bakrie and Sons. Hingga Mei 2009 terdapat 85 investor telah


(46)

mendirikan perusahaan di KIIC yang mayoritas dari Jepang. Sehingga dari 800 hektar kavling industri tersebut baru 70 persen yang terjual, sisanya masih menunggu investor. Untuk menambah jumlah investor, KIIC akan membangun kavling industri di areal seluas 400 hektar. Rencananya lahan tersebut akan dikelola oleh PT Karawang Tata Bina Industrial Estate. Jadi total lahan di KIIC adalah 1.200 hektar, dan dikelola oleh tiga perusahaan.

Rata5rata jenis industri di kawasan industri KIIC merupakan perusahaan kepemilikan modal asing dari Jepang serta bergerak di bidang otomotif dan logam. Beberapa diantaranya dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 4.

Tabel 4. Karakteristik Perusahaan di Kawasan Industri KIIC

Karakteristik Perusahaan

Jumlah Persentase (%) Status Perusahaan

PMA (Pemilikan Modal Asing) 64 88

PMDN (Pemilikan Modal Dalam

Negeri) 9 12

Negara Asal Pemilik Modal

Jepang 43 60

Jepang & Indonesia 11 15

Indonesia 9 12

Jepang & Singapura 2 3

Singapura 1 1

Amerika Serikat 1 1

India 1 1

Perancis & Indonesia 1 1

Inggris & Indonesia 1 1

Malaysia & Indonesia 1 1

Jerman & Indonesia 1 1

Indonesia & Malaysia & Tanzania 1 1

Bidang Usaha

Otomotif 23 32

Elektronik 8 11

Logam, Baja dan Beton 9 12

Tekstil 6 8

Bahan Kimia 3 4

Makanan 2 3

Plastik dan Pipa PVC 5 7

Lainnya 17 23

Diolah dari data BKPPMD Provinsi Jawa Barat, 2006

4.3.2 Profil Program CSR KIIC

Pertemuan World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) in Making Good Business Sense menghasilkan kesepakatan bahwa


(47)

praktik CSR adalah wujud komitmen dunia bisnis untuk membantu PBB merealisasikan target Millenium Development Goals (MDGs). Delapan tujuan MDGs inilah yang melatar belakangi KIIC melaksanakan CSR di lingkungannya: 1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim;

2. Mencapai pendidikan primer di seluruh dunia;

3. Meningkatkan persamaan gender dan pemberdayaan perempuan; 4. Mengurangi kematian anak5anak;

5. Meningkatkan kesehatan ibu hamil;

6. Memberantas HIV/Aids, malaria dan penyakit lainnya; 7. Memastikan keberlanjutan lingkungan; dan

8. Mengembangkan kerjasama global untuk pembangunan.

Berdasarkan tujuan MDGs tersebut, KIIC membuat prioritas program CSR. Kerjasama dengan Fakultas Sejarah Universitas Indonesia dilakukan untuk memberikan gambaran keadaan masyarakat desa dan aspek yang perlu diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas sekitar. Mengacu pada rekomendasi hasil survei awal oleh Universitas Indonesia pada Agustus/September 2000, program CSR KIIC untuk komunitas harus difokuskan untuk membantu masyarakat desa pada tiga subjek yaitu kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan.

Tujuan CSR KIIC untuk komunitas sekitar adalah: 1. Mendorong pembangunan sumberdaya manusia; 2. Mendorong hidup yang sehat;


(48)

4. Mengembangkan hubungan sosial antara perusahaan5perusahaan di dalam KIIC dan komunitas sekitar, sehingga semua perusahaan dapat beroperasi dengan lancar dan didukung oleh komunitas sekitar; dan

5. Membangun kehidupan industri yang hijau dan mendorong semua pemangku kepentingan memperhatikan konservasi sumberdaya alam dan membuat aksi untuk mengurangi efek pemanasan global.

KIIC melakukan kerjasama dengan berbagai pihak agar dapat melakukan usaha dan memberikan manfaat secara berkesinambungan. Pemangku kepentingan yang terkait dalam program CSR dapat dilihat pada Gambar 2. Motto program CSR KIIC adalah “Together Develops a Better Future”.

Gambar 2. Pemangku Kepentingan dalam Program CSR KIIC

Manajemen KIIC bekerja sama dengan Asosiasi Tenants dalam mewujudkan program CSR. Bersama5sama mereka membentuk Tim CSR yang memiliki wewenang melakukan perencanaan, implementasi dan evaluasi terhadap program5program CSR KIIC. Terdapat 5 program utama CSR di KIIC yang diperuntukkan bagi komunitas sekitar, yaitu program pengembangan sumberdaya


(49)

manusia, program kesehatan, program pembangunan ekonomi, program sosial dan kebudayaan, dan program lingkungan. Gambar 3 menunjukkan bagaimana alur wewenang implementasi program CSR.

Gambar 3. Alur Wewenang Implementasi Program CSR

4.4 Profil Program CSR Desa Telaga

KIIC bersama 28 perusahaan yang ada di dalam kawasan industri KIIC mewujudkan sebuah program CSR bersama yang disebut Desa Telaga. Desa Telaga merupakan sebuah workshop untuk program5program pengembangan ekonomi berbasis pertanian dan pelestarian lingkungan untuk masyarakat sekitar dan karyawan perusahaan. Desa Telaga ini berlokasi di Jl. Maligi Raya Kawasan Industri KIIC, tepatnya di seberang danau Telaga Resto dengan luas lahan sekitar 3 hektar. Lokasinya yang berada di seberang danau inilah yang mendasari pemberian nama Desa Telaga.

Terdapat dua program utama yang dilakukan di Desa Telaga, yakni program pertanian dan program lingkungan. Program pertanian terdiri dari pertanian palawija, budidaya lele, produksi kompos, dan produksi jamur. Program

K

KIIIICCMMaannaaggeemmeenntt KKIIIICCTTeennaannttss

K

KIIIICCCCSSRR T

TeeaammLLeeaaddeerr

Community Human Capital Development Community Health Development Program Community Economic Development Program Community Social/Cultural Development Program Community Environmental Development Program


(50)

lingkungan sendiri terdiri dari pembibitan pohon buah dan pembibitan pohon pelindung. Di areal Desa Telaga saat ini telah ditanam lebih dari 1000 pohon terdiri atas beberapa tanaman langka, 48 jenis tanaman hutan dan 84 jenis tanaman buah. Petani Desa Telaga telah berhasil memproduksi berbagai jenis tanaman dan melakukan pembibitan untuk tanaman hutan. Hasil pembibitan ini digunakan untuk penghijauan di dalam kawasan industri dan area luar sekitar kawasan. Guna menghasilkan tanaman yang subur Desa Telaga memproduksi kompos sendiri. Kompos berasal dari dedaunan dan rumput serta limbah organik lainnya dari dalam Kawasan Industri KIIC maupun Desa Telaga sehingga limbah dapat dikurangi dan sekaligus dijadikan produk yang memiliki nilai produktif.

Fasilitas yang terdapat dalam areal Desa Telaga diantaranya: (1) Akses jalan masuk dari dalam Kawasan Industri KIIC, berikut area parkir; (2) Ruang display dan informasi kegiatan; (3) Ruang pengelola dan pelatihan; (4) Taman persahabatan (dengan koleksi tanaman langka); (5) Kebun tanaman obat; (6) Nursery dan area pembibitan; (7) Kolam lele portable; (8) Area produksi kompos; (9) Kebun buah; (10) Kebun sayur mayur; (11) Mina padi; dan (12) Lubang biopori.

Tujuan umum dari program CSR Desa Telaga adalah: 1. Menjadi pusat pelatihan agro wisata bagi masyarakat sekitar;

2. Menjadi tempat pelestarian tanaman langka dan mendorong kegiatan pelestarian alam melalui penanaman pohon dan penggunaan teknologi sederhana yang berwawasan lingkungan;

3. Membantu mengembangkan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar yang sesuai dengan latar belakang keahliannya;


(51)

4. Membangun hubungan yang harmonis dengan penduduk sekitar kawasan KIIC; dan

5. Menjadi pusat informasi kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan5 perusahaan yang beroperasi di dalam kawasan industri KIIC.


(52)

BAB V

CARA PA DA G TERHADAP PROGRAM

CORPORATE SOCIAL RESPO SIBILITY

Bab ini dibagi menjadi dua sub bab. Bagian pertama menjelaskan tentang cara pandang perusahaan terhadap program Corporate Social Responsibility. Sementara pada bagian kedua menjelaskan tentang cara pandang program Corporate Social Responsibility menurut persepsi peserta program.

5.1 Cara Pandang Perusahaan terhadap Program CSR

Perusahaan memandang bahwa implementasi CSR merupakan investasi demi pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis. Dalam menjalankan bisnis, perusahaan menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan hanya mencari keuntungan semata, melainkan juga bertanggung jawab terhadap sosial dan lingkungannya. Melalui motto “Together Develops a Better Future” perusahaan memandang bahwa CSR merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan bisnis.

PT. Maligi Permata Industrial Estate dan PT. Hab & Sons sebagai pengembang dan pengelola Kawasan Industri KIIC mempunyai misi untuk mengembangkan dan mengelola Kawasan Industri yang mengutamakan mutu/layanan, peduli akan lingkungan dan menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar. KIIC telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 (Quality Management System) dan ISO 14001:2004 (Environmental Management System). Sejak tahun 2000, KIIC bersama dengan Asosiasi Tenant KIIC telah melakukan community development/CSR program ke masyarakat desa sekitar seperti program pengembangan sumberdaya manusia, program kesehatan,


(53)

program pembangunan ekonomi, program sosial dan kebudayaan, dan program lingkungan.

Dalam menerapkan program CSR yang berkesinambungan, perusahaan selalu aktif mencari masukan, usulan dan komentar para stakeholders, dan pihak luar terbukti dengan kerjasama yang dilakukan bersama Fakultas Sejarah Universitas Indonesia pada Agustus/September 2000 agar dapat menciptakan kontribusi perusahaan lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Sayangnya pertemuan dengan tokoh masyarakat tidak dilakukan secara rutin, sehingga masukan dari masyarakat kurang tersalurkan.

Perusahaan sudah mulai menerapkan konsep tanggung jawab sosialnya sejak tahun 2000, jadi murni berasal dari dalam perusahaan tidak berdasarkan paksaaan atau tekanan. Adanya undang5undang yang mengatur yaitu UU No.40 Pasal 74 tahun 2007, tidak mempengaruhi kebijakan CSR perusahaan. Perusahaan menganggap undang5undang tersebut sebagai suatu aturan untuk memperjelas program saja.

Cara pandang atau alasan perusahaan melaksanakan CSR dapat dikategorikan internal driven, karena murni dorongan tulus dari dalam perusahaan, tidak karena ada paksaan atau tuntutan masyarakat, bahkan regulasi pemerintah sekalipun. Seperti yang telah di jelaskan diatas, perusahaan meyakini bahwa program CSR merupakan investasi demi pertumbuhan dan keberlanjutan usaha.

5.2 Cara Pandang Peserta terhadap Program CSR

Cara pandang peserta terhadap program CSR dalam penelitian ini merupakan persepsi peserta terhadap implementasi program CSR Desa Telaga. Tiga puluh peserta program CSR diminta menjawab pertanyaan kuesioner dan


(54)

wawancara tentang latar belakang diadakannya program5program CSR oleh KIIC. Hal ini untuk mengetahui bagaimana penerimaan dan pandangan peserta sebelum dan ketika program CSR berjalan.

Tabel 5. Jumlah dan Presentase Cara Pandang Peserta terhadap Program CSR Desa Telaga Tahun 2009

Cara Pandang Peserta terhadap

Program CSR Jumlah (orang) Persentase (%)

Rendah Tinggi

10 20

33,33 66,67

Total 30 100

Sumber: Data Primer Penelitian, 2009

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa 66,67 persen responden menyatakan bahwa cara pandang terhadap program CSR tinggi, artinya pandangan mereka terhadap KIIC selaku perusahaan baik. Program CSR diimplementasikan bukan karena ada permasalahan atau konflik antara masyarakat dengan perusahaan. Hal ini mendukung pernyataan pada sub bab sebelumnya bahwa program CSR dilaksanakan oleh KIIC murni karena adanya dorongan yang tulus dari dalam (internal driven).


(55)

PESERTA PROGRAM CSR DESA TELAGA

Kondisi sosial ekonomi peserta program dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu rumah tangga responden peserta program CSR Desa Telaga di lokasi penelitian. Responden berjumlah 30 orang. Karakteristik responden dapat dilihat dalam tabel yang berdasarkan empat kategori. Kategori5kategori tersebut adalah usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah beban keluarga.

6.1 Usia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 24 responden (80%) termasuk dalam kategori usia muda produktif kurang dari 51 tahun. Enam orang termasuk dalam kategori usia tua lebih dari 51 tahun. Usia responden paling muda 29 tahun dan responden paling tua 56 tahun. Distribusi responden menurut kelompok umur dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber: Data Primer Penelitian, 2009

Gambar 4. Distribusi Usia Responden Program CSR Desa Telaga Tahun 2009

24 80% 6

20%

Usia

Muda Tua


(1)

70


(2)

71

Lampiran 3. Teknik Pengumpulan Data dan Kebutuhan Data

Rumusan Masalah Variabel Data yang diperlukan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

1. Cara pandang perusahaan dan peserta terhadap program CSR KIIC

5 Sejarah perusahaan 5 Peraturan perundangan 5 Komitmen dan keputusan

perusahaan

5Persepsi peserta terhadap program CSR KIIC

5 Profil perusahaan (visi, misi, filosofi, struktur organisasi perusahaan)

5 Pandangan perusahaan terhadap konsep tanggung jawab sosial perusahaan 5 Divisi yang menangani

kegiatan CSR dan yang berhubungan dengan masyarakat

5 Koordinasi antar divisi dalam melaksanakan kegiatan CSR

5 Tata aturan pelaksanaan kegiatan CSR

5 Persepsi peserta program

Data Primer:

5 Manajemen perusahaan khususnya yang

bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan CSR dan berhubungan dengan kepentingan masyarakat

5 Persepsi peserta terhadap program CSR KIIC Data Sekunder:

5 Peraturan Perundangan mengenai pelaksanaan CSR

5 Regulasi/Aturan /Kebijakan perusahaan mengenai CSR

5 Wawancara dengan manajemen perusahaan 5 Analisis data sekunder 5 Kuesioner

2. Kondisi sosial ekonomi peserta program

5 usia

5 tingkat pendidikan 5 tingkat pendapatan 5 jumlah beban keluarga

5 Karakteristik peserta program CSR Desa Telaga

Data Primer:

Karakteristik peserta program

5 Kuesioner

5 Wawancara dengan peserta program

3. Tingkat partisipasi peserta program

5 Tingkat partisipasi tahap perencanaan

5 Tingkat partisipasi tahap pelaksanaan

5 Tingkat partisipasi tahap evaluasi

5 Partisipasi peserta program dalam tahapan partisipasi

Data Primer:

Partisipasi peserta program dalam tahapan partisipasi

5 Kuesioner

5 Wawancara dengan peserta program

5 Wawancara dengan manajemen perusahaan


(3)

72

4. Manfaat yang diperoleh perusahaan dan peserta setelah program CSR dilaksanakan

Manfaat bagi perusahaan: 5 Citra perusahaan 5 Aman dalam

melakukan usaha (lisensi sosial) Manfaat bagi penerima program:

5 Peningkatan pendapatan 5 Peningkatan

pengetahuan dan ketrampilan 5 Peningkatan status

sosial

5 Data laporan CSR 5 Manfaat pelaksanaan

CSR

Data primer:

5 Manajemen perusahaan khususnya yang

bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan CSR dan berhubungan dengan kepentingan masyarakat

5 Manfaat yang diterima peserta program Data sekunder:

Penghargaan yang diperoleh perusahaan

5 Wawancara 5 Kuesioner


(4)

73

Lampiran 4. Karakteristik Perusahaan di Kawasan Industri KIIC

o. Perusahaan Status Perusahaan egara Asal (PMA) Bidang Usaha

PMA PMD on PMA/PMD

1. PT. Horiguchi Engineering Indonesia x Singapura Precision Engineer

2. PT. Pantjasona x Indonesia Bed Making

3. PT. Wajasentosa Metalindo x Indonesia Steel Production

4. PT. Inkali x Jepang Chemicals

5. PT. Kawamura Indah x Jepang Table lift

6. PT. Kawakasei Indah x Jepang Glass Fiber Connector

7. PT. Hagihara Wiharta Indonesia x Jepang/Indonesia Packing Cloth

8. PT. Marumo Indonesia Forging x Jepang Forging / Metal

9. PT. Toyobo Knitting Indonesia x Jepang/Indonesia Textile Knitting

10. PT. Mizobata Laju x Jepang/Indonesia Chemicals

11. PT. Astra International x Indonesia Design Center

12. PT. Fuji Technica Indonesia x Jepang Auto part & Body Car

13. PT. Saitama Stamping Indonesia x Jepang Stamping / Metal

14. PT. NBC Indonesia x Jepang Mesh Cloth

15. PT. Jalco Electronics Indonesia x Jepang Electronic Components

16. PT. Ogawa Indonesia x Jepang Parfume / Cosmetic

17. PT. Sharp Semiconductor Indonesia x Jepang IC/OP To Device

18. PT. Mesindo Putra Perkasa x Indonesia Car Spare Part

19. PT. Onamba Indonesia x Jepang Cable and Plug

20. PT. Yamaha Motor Parts Manufac. Indonesia x Jepang Casting Components

21. PT. A&K Door Indonesia x Jepang Wooden Dor

22. PT. Iwatani Industrial Gas Indonesia x Jepang Industrial Gas

23. PT. Aneka Kimia Raya x Indonesia Specialty Chemical

24. PT. Dai5Chi Kima Raya x Jepang/Indonesia Textile Auxiliaries

25. PT. Indotech Metal Nusantara x Malaysia/Indonesia Metal Stamping

26. PT. Jibuhin Bakrie Indonesia x Jepang/Indonesia Automotive Parts

27. PT. Astra Daihatsu x Indonesia Automotive Component

28. PT. Asian Isuzu Casting Center x Jepang/Indonesia Casting Factory

29. PT. AT Indonesia x Jepang/Indonesia Casting / Machining

30. PT. Shikino Indonesia x Jepang IC & Parts

31. PT. Towa Kogyo Indonesia x Jepang Wood Product


(5)

74

33. PT. Air Liquide Indonesia x Perancis/Indonesia Industrial Gas

34. PT. Matsushita Semiconductor Indonesia x Jepang IC

35. PT. Mitsubishi Jaya Elevator And Escalator x Jepang/Indonesia Elevator Parts

36. Pt. Kyoraku Blowmoldingâ Indonesia x Jepang Plastic Formation

37. PT. Kyoraku Kanto Mold Indonesia x Jepang Plastic Mold Formation

38. PT. Wavin Duta Jaya x Indonesia PVC Pipe

39. PT. Mikatasa Agung x Indonesia Adhesive

40. PT.Naraseni Perkasa x Indonesia Metal Handicraft

41. PT. Himb Concrete Manufacturer x Inggris/Indonesia Pre Stressed Concrete

42. PT.Uni5Charm Indonesia x Jepang/Indonesia Hygienic Products

43. Pt. Nks Filter Indonesia x Jepang Metal Processing

44. PT.Shin5Etsu Polymer Indonesia x Jepang Plastic, Silicone

45. PT. Dai Nippon Printing Indonesia x Jepang Printing

46. Pt. Suncall Indonesia x Jepang Roller Printer

47. PT.Freyabadi Indotama x Jepang/Singapura Chocolate

48. PT.Ceres Meiji Indotama x Jepang/Singapura Confectionery Product

49. Pt. Kawai Indonesia x Jepang Piano & Parts of Piano

50. PT.Fcc Indonesia x Jepang Clutches & Part of Clutches

51. PT. Totoku Toryo Indonesia x Jepang Varnish for Enameled Wires

52. PT. Imai Indonesia x Jepang Plastic Formation

53. PT. Noah Tex x Jepang/Indonesia Textile

54. PT. Naigai Shirts Indonesia x Jepang Garment/Shirt

55. PT. Fujita Indonesia x Jepang Connecting Road

56. PT. Mugai Indonesia x Jepang Parts of automobile & motorcycle

57. PT. Achiki Autoparts Indonesia x Jepang Part of automobile

58. PT. Maruichi Indonesia x Jepang Motorcycle Clutches Shoe

59. PT. Toyo Besq Precision Parts Indonesia x Jepang Automotive & Motorcycle Parts

60. PT. Hamatetsu Indonesia x Jepang Automotive & Motorcycle Parts

61. PT. Koyama Indonesia x Jepang Automotive & Motorcycle Parts

62. PT. Fuji Spring Indonesia x Jepang Automotive & Motorcycle Parts

63. PT. ISK Indonesia x Jepang Metal Molding Frame

64. PT. Oriental Manufacturing Indonesia x Indonesia/Malaysia/Tanzania Electronic & Motorcycle Part Molding

65. PT. Trix Indonesia x Automobile & Motocycle Parts

FASE II

66. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia x Automobile


(6)

75

Indonesia

68. PT. Voith paper Service Indonesia x Jerman/Indonesia Roller for Paper Mill

69. PT. Taiho Nusantara x Jepang Automotive Parts

70. PT. Taiksha Manufacturing Indonesia x Jepang Metal Articles

71. PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing x Jepang Motorcycle Parts & Its Equipment

72. PT. Idemitsu Lube Techno Indonesia x Jepang Lubricant Oil

73. PT. Minda Asean Automotive x India Automobile & Engineering Parts


Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Partisipasi Pedagang Dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Sukaramai Medan

0 34 87

Tingkat Kesiapan Masyarakat Desa Penyangga Terhadap Pra Penetapan Dan Pengelolaan Sistem Zonasi Di Taman Nasional Batang Gadis (Studi Di Desa Batahan, Sibanggor Julu Dan Sopotinjak Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara)

0 43 128

Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan (Studi Pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Tanjung Balai)

1 65 72

Pengaruh Program Sariban Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani di Desa Pasir Telaga, Kecamatan Telaga Sari, Kabupaten Karawang, Jabar

0 9 111

Analisis tingkat partisipasi peserta program CSR pemberdayaan ekonomi PT. Arutmin Indonesia (Riviewer)

0 3 4

Model Pekarangan sebagai Taman Keanekaragaman Hayati di Kawasan Industri Karawang International Industrial City

1 17 149

Hubungan Antara Tingkat Partisipasi dengan Kemandirian Masyarakat Peserta Posdaya Sauyunan Desa Ciherang

0 8 108

Hubungan Tingkat Partisipasi Peserta Program Csr Pt. Pertamina Dengan Tingkat Taraf Hidup Masyarakat Desa Karangsong

1 7 97

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM DESA VOKASI DI DESA PULUTAN Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Desa Vokasi Di Desa Pulutan Wetan Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri.

0 2 24

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM DESA VOKASI DI DESA PULUTAN WETAN KECAMATAN Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Desa Vokasi Di Desa Pulutan Wetan Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri.

0 3 16