BAB V CARA PA DA G TERHADAP PROGRAM
CORPORATE SOCIAL RESPO SIBILITY
Bab ini dibagi menjadi dua sub bab. Bagian pertama menjelaskan tentang cara pandang perusahaan terhadap program Corporate Social Responsibility.
Sementara pada bagian kedua menjelaskan tentang cara pandang program Corporate Social Responsibility menurut persepsi peserta program.
5.1 Cara Pandang Perusahaan terhadap Program CSR
Perusahaan memandang bahwa implementasi CSR merupakan investasi demi pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis. Dalam menjalankan bisnis,
perusahaan menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan hanya mencari keuntungan semata, melainkan juga bertanggung jawab terhadap sosial dan
lingkungannya. Melalui motto “Together Develops a Better Future” perusahaan memandang bahwa CSR merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam
pelaksanaan bisnis. PT. Maligi Permata Industrial Estate dan PT. Hab Sons sebagai
pengembang dan pengelola Kawasan Industri KIIC mempunyai misi untuk mengembangkan dan mengelola Kawasan Industri yang mengutamakan
mutulayanan, peduli akan lingkungan dan menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar. KIIC telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000
Quality Management System dan ISO 14001:2004 Environmental Management System. Sejak tahun 2000, KIIC bersama dengan Asosiasi Tenant KIIC telah
melakukan community developmentCSR program ke masyarakat desa sekitar seperti program pengembangan sumberdaya manusia, program kesehatan,
program pembangunan ekonomi, program sosial dan kebudayaan, dan program lingkungan.
Dalam menerapkan program CSR yang berkesinambungan, perusahaan selalu aktif mencari masukan, usulan dan komentar para stakeholders, dan pihak
luar terbukti dengan kerjasama yang dilakukan bersama Fakultas Sejarah Universitas Indonesia pada AgustusSeptember 2000 agar dapat menciptakan
kontribusi perusahaan lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Sayangnya pertemuan dengan tokoh masyarakat tidak dilakukan secara rutin, sehingga
masukan dari masyarakat kurang tersalurkan. Perusahaan sudah mulai menerapkan konsep tanggung jawab sosialnya
sejak tahun 2000, jadi murni berasal dari dalam perusahaan tidak berdasarkan paksaaan atau tekanan. Adanya undang5undang yang mengatur yaitu UU No.40
Pasal 74 tahun 2007, tidak mempengaruhi kebijakan CSR perusahaan. Perusahaan menganggap undang5undang tersebut sebagai suatu aturan untuk memperjelas
program saja. Cara pandang atau alasan perusahaan melaksanakan CSR dapat
dikategorikan internal driven, karena murni dorongan tulus dari dalam perusahaan, tidak karena ada paksaan atau tuntutan masyarakat, bahkan regulasi pemerintah
sekalipun. Seperti yang telah di jelaskan diatas, perusahaan meyakini bahwa program CSR merupakan investasi demi pertumbuhan dan keberlanjutan usaha.
5.2 Cara Pandang Peserta terhadap Program CSR