Persepsi Partisipasi Persepsi Pekerja

dibeda-bedakan, yang membedakan hanya masa kerja. Seluruh pekerja juga memperoleh jaminan sosial yang sama antara laki-laki dan perempuan. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh salah satu responden yang menyatakan bahwa : “Saya rasa perusahaan adil ko untuk akses para pekerjanya terhadap peraturan, kita memperoleh upah yang sama sesuai dengan bagian dan masa kerja, kita juga semua memperoleh jaminan sosial dan perlindungan keselamatan kerja” AB, 21 tahun. Pada Tabel 10 di atas terlihat perbedaan hasil rataan untuk masing-masing responden. Hasil rataan skor responden laki-laki menunjukkan angka rataan skor sebesar 4,06 yang berarti persepsi responden laki-laki tentang akses baikadil dan setara, sedangkan untuk responden perempuan menunjukkan angka rataan skor sebesar 4,73 yang berarti persepsinya sangat baiksangat adil dan setara tentang akses. Perbedaan persepsi tersebut dimungkinkan karena responden laki-laki lebih sulit memperoleh cuti kerja dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan pekerja laki-laki sedikit sehingga apabila cuti susah untuk mencari penggantinya, sedangkan pekerja perempuan sangat banyak sehingga apabila cuti banyak yang bisa menggantikannya. Senada dengan yang dinyatakan oleh salah satu responden laki-laki yang menyatakan bahwa : “Kalo pekerja laki-laki untuk dapat izin cuti kerja lumayan susah mba, apalagi kalo perusahaan lagi banyak pesenan, soalnya susah nyari penggantinya kan jumlah pekerja laki-laki sedikit tiap departemen” D, 29 tahun.

8.1.2 Persepsi Partisipasi

Partisipasi adalah peluang yang sama bagi pekerja laki-laki dan perempuan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan dalam peraturan kerja. Pada Tabel 12 di atas terlihat bahwa hasil total rataan skor responden sebesar 3,35 yang berarti persepsi responden tentang partisipasi cukup baikcukup adil dan setara. Persepsi responden tentang partisipasi cukup baik karena dalam pelaksanaan peraturan semuanya diatur perusahaan. Meskipun ada Serikat Pekerja SP, tapi pekerja khusunya bagian operator dan mekanik sebagai anggota tidak terlalu dilibatkan, paling yang ikut rapatmusyawarah ketua masing-masing departemen dan hasilnya oleh ketua departemen tidak disampaikan kepada pekerja. Sehingga pekerja hanya diberitahukan hasilnya oleh perusahaan sendiri tanpa ada penolakan, pekerja menerima saja. Hal ini senada dengan yang dinyatakan oleh salah satu responden perempuan yang menyatakan bahwa : “Setau saya perusahaan memang selalu memusyawarahkanmeeting apabila ada kepentingan khusunya hak pekerja dengan Serikat Pekerja dan ketua masing-masing departemen, tapi hasilnya nanti kita hanya tau dari perusahaan sehingga kesannya memang itu sudah keputusan perusahaan dan kita nerima aja” S, 20 tahun. Hasil rataan skor untuk responden laki-laki menunjukkan angka sebesar 3,28 yang artinya persepsi responden laki-laki tentang pelaksanaan partisipasi cukup baikcukup adil dan setara, sedangkan untuk responden perempuan sebesar 3,42 yang artinya persepsi responden perempuan tentang pelaksanaan partisipasi baikadil dan setara. Perbedaan persepsi responden laki-laki dan perempuan tersebut tidak signifikan, karena di perusahaan baik responden laki-laki maupun perempuan diperlakukan secara adil dan setara. Seluruh responden tidak terlalu dilibatkan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan peraturan kerja perusahaan. Penentuan besarnya upah sesuai dengan UMK, kenaikan upah berkala ditentukan oleh pihak perusahaan yang dimusyawarahkan dengan perwakilan masing-masing ketua departemen, jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja ditentukan perusahaan, penentuan masa cuti yang diperoleh pekerja ditentukan perusahaan, sedangkan untuk perlindungan kesehatan dan keamanan kerja untuk kecelakaan kecil biasanya teman satu pekerjaan yang menolong dan mengambilkan obat pekerja yang terluka.

8.1.3 Persepsi Kontrol