6.2.3 Hubungan antara Pengalaman Kerja dengan Relasi Gender dalam Pembagian Kerja
Pengalaman kerja responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu 0-2 tahun, 2-4 tahun dan 4-6 tahun. Berdasarkan hasil
pengujian diperoleh nilai probabilitas sig lebih besar dari 0,05 p0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang nyata antara pengalaman kerja dengan relasi
gender dalam pembagian kerja baik bidang reproduktif maupun produktif. Hal ini dikarenakan pengalaman kerja yang diukur adalah pengalaman kerja yang
dilakukan di luar rumah atau kerja produktif bukan reproduktif. Sehingga pengalaman kerja responden yang telah diperolehnya tidak mengubah pembagian
kerja dalam keluarganya. Pengalaman kerja yang pernah dilakukan responden dalam bidang produktif bermacam-macam, tapi tetap saja responden perempuan
yang mengerjakan pekerjaan reproduktif meskipun memiliki tanggung jawab untuk kerja produktif. Semakin banyak kegiatan perempuan di luar rumah, hanya
akan menambah beban kerja perempuan saja.
6.2.4 Hubungan antara Jumlah Tanggungan dengan Relasi Gender dalam Pembagian Kerja
Berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara jumlah tanggungan dengan relasi gender dalam pembagian kerja
dengan nilai probabilitas sig lebih besar dari 0,05 p0,05. Hal ini dikarenakan baik jumlah tanggungan responden banyak atau sedikit tidak signifikan merubah
relasi gender dalam pembagian kerja di keluarga. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa kerja reproduktif dominan dilakukan oleh perempuan,
sehingga meskipun perempuan memiliki jumlah tanggungan banyak maupun sedikit tidak akan merubah pekerjaannya dalam bidang reproduktif. Perempuan
tetap mengerjakan pekerjaan reproduktif dan laki-laki pekerjaan produktif.
6.2.5 Hubungan antara Status Pernikahan dengan Relasi Gender dalam Pembagian Kerja
Hasil penelitian pada responden menunjukkan bahwa responden lebih banyak yang belum menikahlajang. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai
probabilitas sig lebih besar dari 0,05 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan
yang nyata antara status pernikahan dengan relasi gender dalam pembagian kerja baik bidang reproduktif maupun produktif. Hal ini disebabkan karena pembagian
kerja dalam keluarga yang dipengaruhi ideologi gender diturunkan secara turun temurun sehingga meskipun sudah menikah tetap saja perempuan yang
mengerjakan pekerjaan reproduktif. Perempuan yang belum menikah biasanya mengerjakan pekerjaan rumah dapat dikerjakan bersama-sama saudara perempuan
atau ibunya. Responden yang belum menikah meskipun bekerja dalam bidang produktif tetap saja ikut serta dalam kerja reproduktif, minimal mencuci atau
menyetrika pakaian sendiri. Apabila sudah menikah, perempuanistri yang lebih dominan mengerjakan pekerjaan rumah dan melayani suami. Dengan demikian
status pernikahan responden tersebut tidak signifikan merubah relasi gender dalam pembagian kerja.
BAB VII PERSEPSI PEKERJA TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN KERJA
PERUSAHAAN 7.1 Persepsi Pekerja
Persepsi pekerja PT. ITS tentang pelaksanaan peraturan kerja perusahaan adalah pandangan pekerja mengenai penerapan dan pelaksanaan sistem kerja yang
mengatur hubungan pekerja dengan pihak manajerial. Persepsi pekerja tersebut diukur dengan empat indikator yaitu pelaksanaan peraturan upah, jaminan sosial,
masa cuti, perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja. Pemilihan indikator tersebut bedasarkan pada Undang-Undang No. 71984 tentang Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan terutama Bagian III, Pasal 11 mengenai ketenagakerjaan Ayat 1 serta berdasarkan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 25 Tahun 1997. Pengukuran persepsi pekerja dilakukan dengan penilaian skor menggunakan
skala nilai, dengan range satu sampai lima. Setelah diperoleh rata-rata, nilainya dikategorikan berdasarkan kisaran skor yaitu 1-1,8 dikategorikan sangat kurang
baik, 1,81–2,6 dikategorikan kurang baik, 2,61–3,4 dikategorikan cukup baik, 3,41–4,2 dikategorikan baik dan 4,21–5 dikategorikan sangat baik.
Tabel 9. Rataan Skor Persepsi Pekerja tentang Pelaksanaan Peraturan Kerja Perusahaan
Indikator Rataan Skor Persepsi
Total Rataan Skor Laki-laki
Perempuan Upah
Jaminan Sosial Masa Cuti
Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan kerja
4,22 3,89
4,11 3,89
4,54 4,19
4,45 4,10
4,38 4,04
4,28 3,99
Total Rataan Skor 4,03
4,32 4,17
Keterangan: Kisaran skor 1 - 1,8= sangat kurang baik; 1,81 – 2,6= kurang baik; 2,61 –
3,4= cukup baik; 3,41 – 4,2= baik; 4,21 – 5= sangat baik
Hasil rataan skor dari seluruh indikator pada Tabel 9 di atas menunjukkan angka rata-rata sebesar 4,17 yang berarti persepsi seluruh pekerja tentang
pelaksanaan peraturan kerja perusahaan termasuk dalam kategori baik. Hal ini
berarti pekerja memandang perusahaan telah memperhatikan hak-hak pekerja dan melaksanakan peraturan-peraturan kerja dengan baik yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku di perusahaan.