Produktif Relasi Gender dalam Pembagian Kerja

sektor publik untuk menafkahi keluarga. Dengan adanya ideologi tersebut telah menempatkan perempuan sebagai pekerja reproduktif pekerjaan yang dilakukan di dalam rumah dan laki-laki sebagai pekerja produktif jenis kerja yang dilakukan di luar rumah. Ideologi gender tersebut disosialisasikan secara terus menerus dari generasi yang satu ke generasi yang lain terutama melalui agama, pendidikan formal, dan keluarga. Menurut Hubeis 2010 kegiatan reproduktif pada umumnya memerlukan waktu yang lama, bersifat rutin, cenderung sama dari hari ke hari dan hampir selalu merupakan tanggung jawab perempuan dan anak perempuan. Pekerjaan reproduktif yang dilakukan didalam rumah tangga tidak diperhitungkan sebagai pekerjaan produktif karena tidak dibayar-unpaid work. Dengan demikian peran reproduktif dalam masyarakat dikonstruksikan merupakan tanggung jawab perempuan atau anak perempuan.

6.1.2 Produktif

Kerja Produktif merupakan kegiatan yang menyumbang pendapatan keluarga dalam bentuk uang atau barang, misalnya bertani, berkebun, berdagang, dan lain-lain. Penelitian ini membagi kegiatan produktif dalam kegiatan usaha sendiri, seperti memiliki toko, bertani, kegiatan lain yang diurus sendiri serta bekerja diluar rumah salah satunya menjadi pekerja pada suatu perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembagian kerja untuk kerja produktif di keluarga responden lebih banyak dilakukan laki-laki, perempuan yang bekerja hanya untuk menambah pendapatan keluarga. Seperti yang diungkapkan salah satu responden perempuan yang belum menikah menyatakan bahwa dia bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri saja, sedangkan yang bekerja untuk kebutuhan kelurga yaitu laki-laki bapaknya. Lain halnya pernyataan yang diungkapkan responden yang sudah menikah yang mengungkapkan bahwa perempuan bekerja hanya untuk menambah pendapatan keluarga kalau upah atau gaji suami tidak mencukupi untuk membeli kebutuhan rumah tangga. Pada Tabel 7 di atas terlihat bahwa untuk kerja produktif bekerja di luar rumah laki-laki dan perempuan memiliki rataan yang sama yaitu 192 jam per bulan. Hal ini dikarenakan memang responden perempuan bekerja di pabrik, akan tetapi apabila melihat pembagian kerja dalam keluraga responden perempuan, selain mereka yang mengerjakan pekerjaan reproduktif, responden perempuan juga bekerja untuk mencari uang. Pendapatan responden perempuan tersebut hanya untuk menambah pendapatan keluarga atau hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Menurut Hebeis 2010, pekerjaan produktif dapat dilakukan oleh gender lelaki maupun gender perempuan dan diimbali dengan uang atau natura. Dengan demikian, meskipun kemajuan ekonomi dan globalisasi banyak menyerap pekerja perempuan, tetap saja ideologi gender yang ada dalam masyarakat menempatkan perempuan sebagai pekerja reproduktif dan menempatkan laki-laki sebagai pekerja produktif. Perempuan yang ikut berpartisipasi dalam kerja produktif mengalami beban kerja karena selain bekerja untuk menambah pendapatan keluarga dengan kerja produktif, mereka juga tidak dapat lepas dalam kerja reproduktif.

6.2 Hubungan antara Karakteristik Individu dengan Relasi Gender dalam Pembagian Kerja