Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Relasi Gender dalam Pembagian Kerja

Pada Tabel 8 di atas terlihat bahwa hanya ada satu indikator karakteristik individu yang memiliki hubungan nyata dengan relasi gender dalam pembagian kerja. Karakteristik individu tersebut yaitu jenis kelamin dengan relasi gender dalam pembagian kerja bidang reproduktif. Hal ini dikarenakan pembagian kerja dalam keluarga responden tidak didasarkan pada usia, pengalaman kerja, jumlah tanggungan maupun status pernikahan. Pembagian tersebut hanya didasarkan pada jenis kelamin yang menetapkan perempuan sebagai pekerja reproduktif dan laki-laki pekerja produktif. Pembagian tersebut menurut responden sudah layak dan umum bagi seluruh keluarga. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan “Terdapat hubungan nyata antara karakteristik individu dengan relasi gender dalam pembagian kerja” ditolak karena hanya ada satu variabel yang memiliki hubungan nyata dan yang lainnya tidak.

6.2.1 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Relasi Gender dalam Pembagian Kerja

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas sig sebesar 0,000 untuk kerja reproduktif dimana nilainya lebih kecil dari 0,01 p0,01 yang berarti terdapat hubungan yang sangat nyata antara jenis kelamin dengan relasi gender dalam pembagian kerja bidang reproduktif. Hal ini sesuai dengan hasil rataan jumlah jam per bulan dalam pembagian kerja laki-laki dan perempuan. Untuk pekerjaan reproduktif terdapat perbedaan jumlah jam kerja per bulan yang sangat besar antara laki-laki dan perempuan. Dalam mengerjakan pekerjaan reproduktif responden perempuan memiliki rataan jam yang lebih besar dari laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan reproduktif yaitu menyiapkan makanan, mencuci pakaian, menyetrika pakaian, membersihkan rumah dan belanja kebutuhan rumah tangga pada umumnya dikerjakan oleh responden perempuan. Perempuan ditempatkan pada pekerjaan reproduktif tersebut karena adanya adat istiadat atau ideologi gender yang dianut oleh keluarga responden yang memang menempatkan perempuan pada pekerjaan reproduktif. Dengan demikian, terjadi ketidakadilan gender untuk relasi gender dalam pembagian kerja di keluarga responden. Perempuan masih mengalami diskriminasi karena memiliki beban kerja yaitu sebagai pekerja reproduktif sekaligus produktif. Hasil pengujian antara jenis kelamin dengan relasi gender dalam pembagian kerja bidang produktif diperoleh nilai probabilitas sig sebesar 0,628 dimana nilainya lebih besar dari 0,05 p0,05. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan relasi gender dalam pembagian kerja bidang produktif. Hal ini dikarenakan baik responden laki-laki maupun perempuan memiliki porsi yang sama dalam mengerjakan pekerjaan produktif. Sesuai dengan hasil perhitungan rataan curahan waktu antara laki-laki dan perempuan diperoleh rataan jam kerja per bulan yang hampir sama. Oleh karena responden adalah pekerja dan pembagian kerja dalam keluarga yang dilihat hanya yang dikerjakan responden, maka untuk pekerjaan produktif baik responden laki- laki maupun perempuan sama-sama mengerjakannya.

6.2.2 Hubungan antara Usia dengan Relasi Gender dalam Pembagian Kerja