Penelitian pendahuluan Penelitian utama

3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan September 2009. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor yang terletak pada ketinggian 250 meter di atas permukaan laut m dpl dengan jenis tanah Latosol, Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu kitosan larut asam, akuades, benih tanaman kedelai, pupuk kandang, media tumbuh tanaman, polybag, pupuk urea, HCl, H 2 SO 4 , air, NaOH, asam borat, kjeldtec, dan pupuk KCl. Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain adalah neraca analitik, cawan porselen, semprotan, plastik, cawan porselin, desikator, pipet ukur, bulb, erlenmeyer, gelas ukur, oven, tabung Kjeldahl, kertas coklat, dan penggaris.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu, penelitian pendahuluan meliputi analisis proksimat serta analisis derajat deasetilisasi kitosan yang digunakan. Sedangkan penelitian utama untuk mengetahui pengaruh perlakuan kitosan terhadap laju pertumbuhan dan fase awal generatif tanaman kedelai.

3.3.1 Penelitian pendahuluan

Penelitian pendahuluan terdiri dari uji sifat kimia kitosan yang digunakan meliputi uji proksimat antara lain uji kadar air, uji kadar abu, dan uji kadar protein, serta analisis derajat deasetilisasi kitosan menggunakan metode modifikasi titrasi asam basa.

3.3.2 Penelitian utama

Penelitian utama dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan kitosan terhadap tanaman kedelai selama fase vegetatif dan awal fase generatif. Percobaan dilakukan menggunakan dua rancangan percobaan yaitu Rancangan Acak Lengkap RAL untuk parameter daya berkecambah; jumlah bintil akar; serta biomassa kering dan RAL Faktorial untuk parameter tinggi tanaman; jumlah cabang; jumlah daun; serta jumlah bunga. Parameter yang lain dilakukan secara deskriptif yaitu panjang daun, lebar daun, dan jumlah polong. Penelitian ini dilakukan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Kombinasi perlakuan kitosan Perlakuan P1 dan P6 P2-P5 Perendaman larutan kitosan -  Pencampuran tanah -  Penyemprotan larutan kitosan -  Setiap unit percobaan terdiri atas 10 pot. Setiap pot terdiri dari satu biji kedelai. Biji kedelai sebelum digunakan dicuci dengan akuades 1:10 selama 10 menit. Pencucian ini bertujuan menghilangkan jamur dan debu yang menempel pada biji. Selanjutnya biji tersebut direndam dengan larutan akuades untuk P1 dan P6, sedangkan perlakuan yang lain menggunakan larutan kitosan sebagai berikut untuk P2 direndam dalam larutan kitosan dengan konsentrasi 25 ppm, P3 direndam dalam larutan kitosan berkonsentrasi 50 ppm, P4 direndam dalam larutan kitosan berkonsentrasi 75 ppm, dan untuk P5 menggunakan larutan kitosan berkonsentrasi 100 ppm. Proses perendaman dilakukan selama 8 jam. Perendaman ini berfungsi untuk merangsang perkecambahan kedelai. Biji kedelai setelah direndam ditanam dalam polybag dengan kedalaman ± 5 cm. Polybag yang digunakan berisi campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Percampuran antara tanah dan pupuk kandang dilakukan tiga hari sebelumnya, agar energi panas yang ditimbulkan ketika proses fermentasi pupuk kandang tidak menganggu pertumbuhan tanaman kedelai. Tahap selanjutnya polybag disiram dengan 1 gelas air dan dilakukan setiap hari kecuali empat minggu setelah tanam MST karena masing-masing perlakuan dilakukan treatment yang berbeda. Perlakuan P1 dengan penyiraman dan penyemprotan menggunakan akuades, P2 dengan penyiraman dan penyemprotan larutan kitosan berkonsentrasi 25 ppm, P3 dengan penyiraman dan penyemprotan larutan kitosan dengan konsentrasi 50 ppm, P4 dengan penyiraman dan penyemprotan larutan kitosan 75 ppm, P5 dengan penyiraman dan penyemprotan larutan 100 ppm, sedangkan P6 merupakan kontrol dengan pemupukan menggunakan pupuk urea dan pupuk KCl, serta pemberian obat perangsang daun. Pemberian larutan kitosan untuk semua konsentrasi dan akuades sebanyak 10 ml, untuk penyemprotan diusahakan seluruh daun terkena. Perlakuan P6 sesuai standar yang ditentukan. Proses penanaman ini dilakukan selama 6 MST dan parameter yang diamati antara lain daya berkecambah, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, panjang dan lebar daun, jumlah bunga, jumlah polong, jumlah bintil akar, dan biomassa kering. Diagram alir prosedur perlakuan kitosan terhadap pertumbuhan disajikan pada Gambar 3. Pencucian benih kedelai dengan akuades 1:10 selama 10 menit Perendaman benih 8 jam P1 dan P6 akuades, P2, P3, P4, P5 Kitosan sesuai konsentrasi Penanaman pada polybag Perlakuan pada 4 MST Pemeliharaan 0-6 MST Pengamatan Parameter pengamatan 0-6 MST = Tinggi, jumlah cabang, jumlah; panjang; dan lebar daun dan daya berkecambah. Gambar 3 Diagram alir prosedur perlakuan kitosan terhadap pertumbuhan kedelai Modifikasi dari Tawaha et al. 2005 dan Deputi Menegristek 2005 P2, P3, P4, dan P5 perlakuaan penyemprotan dan penyiraman kitosan 10 mgmL P1 perlakuaan penyemprotan dan penyiraman akuades 10 mgmL P6 perlakuaan penyemprotan obat perangsang daun dan pemberiaan pupuk urea dan KCl

3.4 Pengamatan