Pengaruh Kitosan terhadap Pertumbuhan Awal Fase Generatif Kedelai

kinerja nitrogen yang ada di tanah Chibu dan Hidejiro 1999. Unsur nitrogen berpengaruh nyata terhadap perluasan dan pelebaran daun, karena unsur nitrogen pada tanaman sangatlah penting Gardner et al. 1991 terutama pada fase vegetatif Prihmantoro 1999. Panjang dan lebar suatu daun dipengaruhi oleh keefektifan tanaman dalam menyerap cahaya dalam proses fotosintesis, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tersebut Gardner et al. 1991.

4.5 Pengaruh Kitosan terhadap Pertumbuhan Awal Fase Generatif Kedelai

Pertumbuhan generatif merupakan pertumbuhan sejak tanaman mulai berbunga sampai pembentukan polong, perkembangan biji, dan pemasakan biji. Penelitian ini dilakukan sampai menghitung jumlah bunga dan polong. Parameter jumlah bunga disajikan pada Gambar 11 dan Gambar 12 menunjukkan pengaruh perlakuan kitosan terhadap jumlah polong kedelai. Gambar 11 Grafik pengaruh kitosan terhadap jumlah bunga Gambar 11 menunjukkan bahwa setiap minggu tanaman kedelai mengalami peningkatan jumlah bunga. Peningkatan jumlah daun yang diproduksi tanaman kedelai menunjukkan bahwa proses perkembangan generatif telah dimulai, dimana salah satu indikasi proses generatif tanaman kedelai adalah terbentuknya bunga Adisarwanto 2007. Lampiran 1e menunjukkan bahwa kitosan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap produksi jumlah bunga kedelai, hal ini terlihat dari nilai P 0,05, sedangkan perlakuan setiap minggu setelah tanam memberikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4.8 5 5.2 5.4 5.6 5.8 6 6.2 R at a -R at a Jum la h B un ga Minggu Setelah Tanam MST 0 ppm 25 ppm 50 ppm 75 ppm 100 ppm kontrol pengaruh yang nyata. Hasil yang tidak berbeda nyata disebabkan oleh kondisi lingkungan yang relatif homogen. sedangkan perlakuan setiap minggu berbeda nyata disebabkan oleh cahaya. Cahaya dapat merangsang pertumbuhan bunga dan setiap waktu terjadi akumulasi jumlah cahaya yang masuk ke tanaman, sehingga semakin lama tanaman tersebut terkena cahaya atau sinar semakin mempercepat tumbuhnya bunga Gardner et al. 1991. .Gambar 11 memperkuat dari Lampiran 1e bahwa kitosan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah bunga kedelai dan terjadi peningkatan jumlah bunga dari 5 MST ke 6 MST. Konsentrasi terbaik dari Gambar 11 adalah pemberian kitosan dengan konsentrasi 50 ppm dan 75 ppm. Informasi lain yang diperoleh dari pencatatan data, menunjukkan perlakuan pemberian kitosan dengan konsentrasi 75 ppm dan 100 ppm mempercepat proses pembentukan bunga sehari lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan lain termasuk kontrol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Limpanavech et al. 2003 dalam Uthairatanakij et al. 2007 bahwa kitosan mampu mempercepat proses pembentukan bunga pada Dendrobium dan percepatan ini dipengaruhi oleh konsentrasi kitosan yang diberikan. Gambar 12 Grafik pengaruh kitosan terhadap jumlah polong Bunga pada kedelai akan berubah menjadi polong akibat penyerbukan. Hasil pembentukan polong dari tanaman kedelai dari setiap perlakuan berbeda. Pembentukan polong mengindikasikan kedelai akan memproduksi biji. Pada penelitian ini pengamatan dilakukan sampai terbentuk polong dan tidak mencapai 1 2 3 4 5 6 7 4.8 5 5.2 5.4 5.6 5.8 6 6.2 R at a- R at a Jum la h P o lo ng Minggu Setelah Tanam MST 0 ppm 25 ppm 50 ppm 75 ppm 100 ppm kontrol positif proses pembentukan biji secara penuh. Perlakuan konsentrasi terbaik berdasarkan Gambar 12 untuk menghasilkan polong pada tanaman kedelai adalah pemberian konsentrasi kitosan 100 ppm, sedangkan pemberian konsentrasi kitosan 0 ppm merupakan perlakuan yang kurang baik untuk mengahsilkan polong pada kedelai. Proses terbentuknya polong menurut Gardner et al. 1991, dipengaruhi hormon auksin dan giberelin. Hormon auksin berperan dalam mempercepat pertumbuhan buah karena meningkatkan induksi perkembangan buah sedangkan giberelin berperan dalam pertumbuhan buah Dewi 2008.

4.6 Pengaruh Kitosan terhadap Bintil Akar Kedelai