Kitosan Pengaruh perlakuan kitosan terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max) selama fase vegetatif dan awal fase generatif

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kitosan

Kitosan merupakan turunan kitin dengan rumus molekul D-glukosamin Kumar 2000. Kitosan sebagian besar diperoleh dari bahan baku cangkang crustacea, kapang, cumi-cumi, dan lain-lain, melalui proses deproteinasi menggunakan NaOH; demineralisasi menggunakan HCl; dan deasetilasi dengan NaOH 50. Masing-masing proses memiliki tujuan masing-masing, proses deproteinasi digunakan untuk menghilangkan protein yang ada pada cangkang, demineralisasi untuk menghilangkan mineral yang ada pada cangkang udang, dan deasetilasi untuk menghilangkan gugus asetil. Proses ini dilakukan untuk keefektifan fungsi dari kitosan Angka dan Suhartono 2000. Kitosan memiliki banyak manfaat antara lain sebagai antibakteri, pengkelat, absorben, penstabil, pembentuk film, penjernih, flokulan, koagulan, dan antifungi. Aplikasi ini tidak terlepas dari gugus amin NH yang reaktif dan gugus hidroksil yang banyak Suptijah 2006. Melihat aplikasi dari kitosan, upaya komersialisasi telah banyak dilakukan. Saat ini kitosan telah komersil di Indonesia dalam bentuk kitosan larut asam. Kitosan larut asam yang komersil harus memiliki standar mutu yang baik, hal ini agar kitosan bekerja secara efektif dan hasil aplikasi yang digunakan seragam. Selain itu juga untuk melindungi konsumen dan supaya perusahaan pembuat kitosan dapat mempertahankan mutunya. Tabel 4 menyajikan hasil uji mutu kitosan larut asam dan standar mutu kitosan yang ada. Tabel 4 Mutu kitosan larut asam dan standar mutu kitosan larut asam Parameter Kitosan larut asam Standar mutu kitosan a Kadar air 10,75 10 Kadar mineral 0,75 Maksimal 2 Kadar nitrogen 5,65 5 Kadar Deasetilasi 88 70 Keterangan : a Proton Biopolimer dalam Suptijah et al. 1992 Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa mutu standar kitosan yang digunakan tidak terlalu berbeda, seperti pengukuran kadar air kitosan larut asam 10,75. Persentase dari kadar air ini dipengaruhi oleh lingkungan yang lembab akan meningkatkan kadar air dalam suatu bahan dan waktu penyimpanan dari bahan tersebut, dimana kitosan memiliki sifat mudah menyerap air hidrophillic Kumar 2000, sehingga semakin lama waktu penyimpanan dan kondisi lingkungan lembab maka jumlah kadar air kitosan semakin meningkat. Kadar mineral kitosan larut asam yang digunakan sebesar 0,75. Kadar kitosan larut asam tersebut telah memenuhi syarat, dimana syarat dari kadar mineral kitosan adalah kurang dari 2. Faktor yang berpengaruh terhadap kadar mineral kitosan adalah proses demineralisasi dan air yang digunakan ketika penetralan pH. Proses demineralisasi yang efektif akan banyak menghilangkan mineral yang ada pada kitosan Angka dan Suhartono 2000, sehingga pengotor dapat tereduksi dan kinerja kitosan semakin optimal. Air yang digunakan untuk penetralan tidak mengandung mineral karena dapat meningkatkan kadar mineral dalam bahan. Sehingga jumlah pengotor semakin meningkat dan disarankan untuk menggunakan akuadesair yang telah dilakukan proses penghilangan mineral melalui destilasi Suptijah 2006. Kadar nitrogen kitosan larut asam adalah 5,65. Kadar nitrogen ini melebihi standar mutu yaitu 5. Hal ini disebabkan oleh proses deproteinasi yang dilakukan kurang efektif, sehingga masih terdapat residu protein. Akan tetapi tingginya kadar nitrogen sangat dibutuhkan oleh tanaman ketika masa vegetatif Prihmantoro 1999. Kadar nitrogen ini juga menunjukkan tingkatan dari derajat deasetilasi dan bentuk utama dari grup amino aliphatic Kumar 2000. Derajat Deasetilasi DD kitosan larut asam yang dihasilkan sebesar 88 hal ini sesuai dengan standar, dimana kadar kitosan untuk grade industri harus lebih dari 70. DD dipengaruhi oleh proses pembuatan kitosan yaitu proses deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Proses-proses ini untuk menghilangkan pengotor seperti kandungan protein dan mineral, serta memurnikan gugus asetilnya, yang akan berpengaruh terhadap fungsi dari gugus kitosan. Apabila masih terdapat, pengotor dari kitosan maka DD kitosan akan rendah dan kitosan tidak akan berfungsi secara maksimal Suptijah 2006. Melihat data-data tersebut kitosan larut asam yang digunakan merupakan kitosan grade industri, sehingga dapat diaplikasikan.

4.2 Kondisi Umum Lingkungan