66,7
4.3 Pengaruh Kitosan terhadap Daya Berkecambah Kedelai
Perlakuan kitosan yang digunakan adalah 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, dan kontrol positif. Perlakuan ini dilakukan dengan merendam
biji kedelai selama 8 jam dalam larutan kitosan dan akuades 0 ppm dan kontrol positif. Setelah itu biji kedelai ditanam dalam media tanam selama 6
MST. Hasil tersebut disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6 Diagram batang persentase daya berkecambah kedelai Kedelai yang ditanam terdiri atas tiga ulangan, diawal tanam masing-
masing ulangan terdiri atas 10 biji kedelai. Selama 6 MST Minggu Setelah Tanam seluruh tanaman hidup dengan persentase daya berkecambah yang
berbeda. Gambar 6 terlihat tejadi perbedaan nilai daya berkecambah kedelai antar perlakuan, karena pemberian konsentrasi kitosan yang berbeda akan memberikan
pengaruh yang
berbeda terhadap
daya berkecambah
kedelai Wanichpongpan et al. 2000 dalam Uthairatanakij 2007 dan Gardner et al. 1991
Persentase daya berkecambah kedelai perlu dilakukan uji secara statistika hasil dapat dilihat di Lampiran 1a, untuk mengetahui apakah perlakuan
pemberian kitosan yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata atau tidak terhadap daya berkecambah kedelai. Hasil uji statistik menunjukkan, bahwa
pemberian kitosan yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap daya berkecambah kedelai, hal ini terlihat dalam hasil perhitungan nilai p
67 83
43 93
40 60
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0 ppm 25 ppm
50 ppm 75 ppm
100 ppm kontrol positif
P er
se n
ta se
D ay
a B
er ke
ca m
b ah
Perlakuan Pemberian Kitosan
abc bc
ab ab
c
a
sebesar 0,001 p 0,05. Setelah dilakukan uji statistik diperlukan lagi uji lanjut untuk melihat adanya perbedaan pada masing-masing perlakuan. Hasil dari uji
lanjut menunjukkan bahwa perlakuan 75 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 50 ppm, 100 ppm, dan kontrol positif, sedangkan konsentrasi 25 ppm
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap konsentrasi 50 ppm dan 100 ppm. Perlakuan terbaik adalah 75 ppm dan perlakuan kurang baik adalah
100 ppm. Nilai yang berbeda nyatatidak antar perlakuan ditentukan oleh daya
berkecambah tanaman ketika awal biji melakukan germinasi. Germinasi tanaman dipengaruhi dormansi, dimana dormansi dipengaruhi oleh hormon perangsang
pertumbuhan yang ada pada tanaman seperti giberelin dan asam absisat Gardner et al. 1991, sehingga antar perlakuan memberikan pengaruh yang
berbeda nyata. Perlakuan pemberian kitosan 50 ppm diduga mengoptimalkan kerja
hormon asam
absisat ABA
Willmer and
Picker 1996
dalam Uthairatanakij et al. 2007. ABA memiliki fungsi menghambat proses
perkecambahan pada tanaman Salisbury dan Ross 1995, sedangkan konsentrasi perlakuan kitosan yang lain diduga kurang mengoptimalkan kinerja ABA
sehingga tidak mempengaruhi daya berkecambah kedelai dan lebih dipengaruhi hormon pertumbuhan contohnya giberelin dan faktor luar seperti air
Gardner et al. 1991. Konsentrasi kitosan 100 ppm diduga dapat menghambat zat perangsang
pertumbuhan sehingga tumbuhan tidak berkecambah dan sifat hidrophillic kitosan. Uthairatanakij et al. 2007 menyatakan bahwa kitosan dapat
meningkatkan sinyal untuk sintesis hormon tanaman seperti giberelin dalam jumlah yang optimal, apabila berlebihan akan menghambat pertumbuhan kedelai.
Sifat hidrophillic kitosan Kumar 2000 menyebabkan kitosan mampu menyerap air dari lingkungan dan penyerapan air dari lingkungan akan masuk ke dalam biji,
bila berlebihan akan menyebabkan biji dorman kembali Gardner et al. 1991. Kembalinya biji menjadi dorman akan menyebabkan biji tersebut busuk di dalam
tanah.
4.4 Pengaruh Kitosan terhadap Fase Vegetatif Tanaman Kedelai