3.3.3 Penyusunan Lamina
Prinsip penyusunan lamina-lamina pada panel CLT dilakukan dengan cara mengatur tebal panel 5 cm menurut tiga kombinasi ketebalan lamina A, yaitu
kombinasi yang terdiri dari lamina atas face, tengah core, dan bawah back masing masing memiliki tebal A
1
1-3-1 cm dan dengan cara yang sama untuk kombinasi A
2
2-1-2 cm, dan kombinasi A
3
1.67-1.67-1.67 Gambar 9.
A1 A2
A3 Gambar 9 Penyusunan panel CLT menurut kombinasi ketebalan lamina
Serat lamina atas dan bawah diatur sedemikian rupa sehingga sejajar satu dengan lainnya, sedangkan lamina tengah core didasarkan atas orientasi sudut
lamina berturut- turut yaitu 0˚ B
1
, 30˚ B
2
, 45˚ B
3
, 60˚ B
4
, dan 90˚ B
5
Gambar 10. Setiap kombinasi panel CLT dibuat dalam tiga ulangan sehingga diperoleh total panel CLT sebanyak 45 panel.
Gambar 10 Contoh pola penyusunan panel CLT dengan orientasi sudut lamina tengah 0˚, 60˚, dan 90˚ Sumber : Mardiyanto, 2012
Jumlah potongan core utuh pada panel CLT dengan berbagai orientasi
sudut adalah untuk panel CLT dengan orientasi sudut lamina tengah
30˚ B
2
sebanyak 4 potong , 45˚ B
3
sebanyak 6 potong , 60˚ B
4
sebanyak 7 potong, dan 90˚ B
5
sebanyak 9 potong. Sedangkan pada panel 0˚B
1
, lamina tengah tersusun dari satu papan utuh. Semakin besar orientasi sudut maka jumlah potongan pada
core akan semakin banyak.
3.3.4 Pemakuan Panel
Prinsip pola pemakuan panel CLT adalah dengan mengikuti bentuk besarnya orientasi sudut dari lamina tengah masing-masing kombinasi papan
dengan jarak antar paku minimum 1.5-2 d. Jumlah paku pada semua kombinasi panel CLT dibuat sama, yaitu sebanyak 72 paku pada sepanjang bentang panel
CLT 71 cm. Dengan demikian jumlah paku sepanjang setengah bentang adalah 36 batang dan diatur sedemikian rupa sehingga pola susunan pakunya setangkup
dengan setengah bentang lainnya Gambar 11.
˚
30˚
45˚
60˚
90˚ Gambar 11 Pemakuan panel CLT menurut orientasi sudut lamina
3.3.5 Pembuatan Contoh Uji