Gambar 22 Sebaran rataan kekuatan geser panel CLT-Paku menurut orientasi sudut lamina
Grafik kekuatan geser panel CLT-Paku menurut orientasi sudut lamina Gambar 19 menunjukkan sudut
0˚ B
1
mempunyai nilai kekuatan geser tertinggi sebesar 10.08 kgcm
2
. Sama dengan hasil pengujian kekakuan dan kekuatan lentur panel CLT-Paku, terdapat kecenderungan semakin besar orientasi sudut lamina
maka semakin kecil kekuatan geser akibat adanya lenturan. Hal tersebut disebabkan karena tegangan geser horisontal maksimum terjadi pada serat-serat di
garis netral Mardikanto et al., 2011. Semakin besar orientasi sudut lamina tengahnya maka jumlah susunan potongan lamina tengah panel CLT semakin
banyak. Banyaknya potongan tersebut menyebabkan nilai kekuatan gesernya menjadi rendah ketika panel CLT mendapat beban terpusat karena serat kayu pada
lamina tengah akan saling bergeser horisontal satu sama lain. Hal tersebut juga didukung dengan nilai kekuatan kontrol yang lebih besar dibandingkan panel
CLT-Paku yaitu 12.13.
4.3.2 Kekuatan Sambungan Paku Geser Ganda
Pada penelitian ini nilai kekuatan geser paku pada sambungan geser ganda panel CLT diperoleh dengan cara membagi beban maksimum pada sesaran
tertentu dengan luas penampang paku pada bidang geseran. Sedangkan nilai kekuatan lateral paku diperoleh dengan cara membagi beban maksimum pada
sesaran tertentu dengan jumlah paku yang digunakan. Rangkuman hasil pengujian
kekuatan lateral paku dan kekuatan geser paku pada sambungan geser ganda disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil pengujian kekuatan lateral paku dan kekuatan geser paku panel CLT
Nomor Panel CLT
Kekuatan Lateral Paku kg
Kekuatan Geser Paku kgcm
2
1.5 mm 5 mm
1.5 mm 5 mm
1. A
1
B
1
13 142
112 1241
2. A
1
B
2
11 159
95 1391
3. A
1
B
3
30 136
262 1190
4. A
1
B
4
24 154
214 1340
5. A
1
B
5
28 134
242 1166
6. A
2
B
1
38 117
330 1021
7. A
2
B
2
28 100
245 874
8. A
2
B
3
48 140
421 1221
9. A
2
B
4
57 119
500 1041
10. A
2
B
5
43 137
379 1199
11. A
3
B
1
60 169
526 1476
12. A
3
B
2
66 136
579 1187
13. A
3
B
3
75 147
655 1286
14. A
3
B
4
22 135
189 1181
15. A
3
B5 20
154 178
1346 Rata-rata
38 139
328 1211
Sesaran yang dipakai untuk kedua pengujian ini adalah sesaran 1.5 mm dan sesaran 5 mm. Displacement atau sesaran tersebut ditetapkan berdasarkan
standar yang berlaku di Indonesia yaitu sesaran 1,5 mm PKKI-61 dan sesaran 5 mm merupakan batas yang diduga sambungan paku telah mengalami kerusakan
atau berada di zona inelastic nonlinier Sadiyo et al., 2009. Rataan kekuatan geser paku secara keseluruhan pada sambungan geser
ganda pada sesaran 1.5 mm dan 5 mm masing-masing sebesar 328 dan 1211 kgcm
2
. Sedangkan untuk nilai rata-rata kekuatan lateral paku pada sesaran 1.5 mm dan 5 mm masing-masing sebesar 38 kg dan 139 kg.
Hasil analisis keragaman kekuatan lateral paku dan kekuatan geser paku pada sambungan geser ganda panel CLT berdasarkan kombinasi ketebalan lamina
dan orientasi sudut lamina menunjukkan bahwa interaksi kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina mempengaruhi kekuatan lateral dan geser paku Tabel 6.
Tabel 6 Hasil analisis keragaman kekuatan lateral paku dan kekuatan paku panel CLT berdasarkan kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina
Sumber Keragaman Kuat Lateral Paku
Kuat Geser Paku 1.5 mm
5 mm 1.5 mm
5 mm Kombinasi ketebalan
0.0001 0.0001 0.0001 0.0001
Orientasi sudut 0.0001
0.0001 0.0001 0.0001 Kombinasi ketebalan dan
orientasi sudut 0.0001
0.0001 0.0001 0.0001
Keterangan: tn
= Tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 = Berbeda nyata pada selang kepercayaan 95
Grafik sebaran rataan kekuatan lateral paku pada sesaran 5 mm dan kekuatan geser paku pada sesaran 1.5 mm menurut interaksi antara kombinasi
ketebalan dengan orientasi sudut disajikan pada Gambar 23 dan 25.
Gambar 23 Sebaran rataan kekuatan lateral paku panel CLT-Paku menurut interaksi kombinasi ketebalan ketebalan dan orientasi sudut pada
sesaran 5 mm
Kekuatan lateral paku panel CLT pada sesaran 5 mm mempunyai rataan sebesar 139 kg. Nilai tersebut sudah mendekati nilai kekuatan lateral paku pada
PKKI 1961 dalam Yap 1999 yaitu sebesar 148 kg. Sedangkan rataan kekuatan geser paku pada sesaran 1.5 mm adalah 328 kgcm
2
. Nilai tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan rataan kekuatan geser perekat panel CLT-
Isosianat yang hanya sebesar 28 kgcm
2
Mardiyanto, 2012. Hal tersebut diduga
karena paku masih sangat kuat dibandingkan kayu manii yang mempunyai kerapatan relatif rendah 0.4 gcm
3
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 24, paku belum mengalami kerusakan atau masih kuat.
Gambar 24 Bentuk paku setelah dilakukan uji kekuatan sambungan paku Hasil uji lanjut kekuatan geser paku pada sesaran 1.5 mm terhadap
pengaruh interaksi antara kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina Lampiran 16 menunjukkan panel A
3
B
3
, A
3
B
2
, dan A
3
B
1
mempunyai kekuatan geser paku tertinggi yaitu masing-masing 655 kgcm
2
, 579 kgcm
2
, dan 526 kgcm
2
. Sedangkan kekuatan paku terendah pada panel CLT A
1
B
2
dan A
1
B
1
.
Gambar 25 Sebaran rataan kekuatan geser paku panel CLT-Paku menurut interaksi kombinasi ketebalan ketebalan dan orientasi sudut pada
sesaran 1.5 mm
Penelitian Mardiyanto 2012 memperlihatkan kecenderungan kekuatan geser rekat panel CLT-Isosianat semakin menurun dengan meningkatnya orientasi
sudut lamina. Jika dilihat pada Gambar 25 walaupun orientasi sudut mempengaruhi kekutan geser paku panel CLT namun sebaran rataan kekuatan
geser paku tersebut masih berfluktuatif. Berfluktuasinya nilai rataan sebaran kekuatan geser sambungan paku pada sesaran 1.5 mm disebabkan kekuatan paku
tidak dipengaruhi oleh sudut antara arah beban terhadap arah serat kayu PPKI, 1961 dan Breyer, 2007.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Sebaran rataan kerapatan dan susut volume panel CLT-Paku kayu manii untuk setiap kombinasi tebal dan orientasi sudut lamina relatif seragam
atau tidak berbeda nyata, yaitu masing-masing berkisar dari 0.40-0.47 gcm
3
dan 4.28-6.67. Berbeda dengan sebaran rataan kadar air dan pengembangan volume panel CLT-Paku yang cukup berfluktuasi, yaitu
masing-masing berkisar dari 14.64-16.49 dan 2.42-6.34. Pada CLT- Paku maupun CLT-Isosianat terdapat kecenderungan umum semakin
meningkatnya orientasi sudut lamina maka kembang-susut volume semakin kecil. Sedangkan faktor kombinasi ketebalan lamina tidak
mempengaruhi nilai kembang-susut panel CLT kayu manii, baik CLT- Isosianat maupun CLT-Paku.
2. Nilai rata-rata kekakuan dan kekuatan lentur panel CLT-Paku masih lebih rendah sekitar 25 dan 60 dari papan kontrolnya kayu solid.
Kekakuan lentur panel CLT-Paku hanya 31.5 dari CLT-Isosianat sehingga CLT-Paku dianggap kurang kaku dibandingkan CLT-Isosianat.
Terdapat kecenderungan semakin besar orientasi sudut lamina maka nilai kekakuan, kekuatan, dan kekuatan geser panel CLT-Paku akan semakin
kecil. Semakin jauh garis atau bidang sambungan dari bidang netral, maka nilai kekakuan lentur panel CLT-Paku semakin tinggi dan sebaliknya nilai
kekuatan lenturnya semakin rendah. 3. Rataan kekuatan lateral paku panel CLT sebesar 139 kg sudah mendekati
nilai kekuatan lateral paku yang telah ditetapkan oleh PPKI 1961. 4. Kekuatan geser rekat panel CLT-Isosianat lebih rendah atau hanya sekitar
61.2 dari kekuatan paku pada sambungan geser ganda pada sesaran 1.5 mm. Pada CLT-Isosianat terdapat kecenderungan menurunnya kekuatan
geser rekat dengan meningkatnya orientasi sudut lamina. Sedangkan pada panel CLT-Paku sebaran rataan kekuatan geser ganda sambungan paku
pada sesaran 1.5 mm cenderung berfluktuasi atau beragam.