Pasca produksi Program Pemberitaan DDB

22 sambungan setiap shoot pengambilan liputan dan adegan scene dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Pengeditan online yaitu pengeditan merangkai gambar dari hasil liputan menjadi satu cerita yang bisa memperkuat voice over VO dengan pemilihan musik berdasarkan materi kemudian, menyusun gambar sesuai dengan script, memberikan title name, framing, Vidoe tape, host , dan lain-lain. Setelah gambar selesai diedit, langkah selanjutnta adalah mixing audio. c. Mixing pencampuran gambar dengan suara, dimana hasil dubbing yang diberikan kepada editor akan dikombinasikan dengan suara dari dubber dan video. Selesai diproses, kemudian akan ditayangkan sebagai video tape. Mixing audionya itu menyeimbangkan grafik audio sehingga menghasilkan suara yang bagus dengan menserasikan backsound dengan dubing sehingga tidak denggu dan terdengar jelas. Dalam proses editing ditentukan gambar mana yang diambil dan gambar mana yang dibuang. Sedangkan dalam sebuah liputan tidak selamanya memperoleh gambar yang bagus dan banyak. Untuk menanggulangi masalah kekuarangan gambar bisa dilakukan dengan mengambil gambar dari dokumentasi TVRI sendiri. Setelah selesai proses di atas, maka selanjutnya tahap penayangan. Penayangan program pemberitaan DDB dimulai dengan tugas pengarah acara atau program director PD yang mengatur naskah sesuai dengan rundown apakah sudah sesuai kemudian di cari kunci dari penutup acara. Setelah itu, editor memberikan video siaran yang selesai diedit untuk dibawa ke master 22 control . Master control merupakan jantung dari sebuah stasiun televisi. Pada ruang inilah pengaturan semua tayangan program dan komersial dari sebuah stasiun televisi yang mengendalikan siaran. Selanjutnya program pemberitaan DDB pun ditayangkan. Program pemberitaan DDB merupakan program pemberitaan yang ditayangkan secara langsung dari studio 6, karenanya acara ini dapat dinikmati langsung oleh penonton waktu itu juga. Dalam siaran langsung, satu kesalahan tidak dapat ditolerir dan diperbaiki. Dalam produksinya harus dilaksanakan secara teliti dan perlu konsentrasi tinggi dari kerabat kerja produksi. Setelah proses penyangan selesai maka semua berita di dokumentasikan dalam file serta membuat laporan untuk evaluasi besok yang akan dibahas di rapat redaksi. Evaluasi penayangan program pemberitaan itu melihat apakah ada yang gagal dalam waktu siaran dan liputan, apa saja kekurangan dan kesalahan siaran untuk dikoreksi dan dilaporkan ke pimpinan pusat. Apabila ada yang kesalahan fatal maka dikenakan sanksi atau teguran. Rapat evaluasi biasanya dilakukan pada rapat redaksi esok harinya.

B. Proses Produksi Program Pemberitaan Dunia Dalam Berita Pada Berita

“Thailand: Prime Minister” 1. Pra produksi program pemberitaan DDB pada berita “Thailand: Prime Minister” Langkah awal pra-produksi berita “Thailand: Prime Minister” adalah mengadakan rapat redaksi yang dimulai dengan menghimpun berita 22 pengumpulan berita yang berasal dari Reuters hari itu, lalu ditentukan berita apa saja yang akan ditayangkan hari itu. Berita-berita yang telah ditentukan pada hari itu, yaitu Thailand: Prime Minister, Thailand: Leader Latest, Bolivia: Explosion Update, Australia: AfghansRudd, Japan: Pakistans Donors, India: Poll Round Up, Mexico: Shootout, Usa: Gun Smugglers, Mexico: Immigration Protest, dan Kenya: Captain Departs. Semua berita itu lolos seleksi karena merupakan berita-berita yang aktual, penting, dan di dalamnya terkandung nilai-nilai berita lain yang sesuai dengan standar program acara berita. Kemudian, semua berita itu diperiksa dan dibuktikan kebenarannya atau dicek keakuratannya dengan menanyakan pada kedubes negara yang bersangkutan; atau melalui pertukaran program berita antarnegara yang bekerja sama dengan TVRI. Setelah mendapat konfirmasi tentang kebenaran berita-berita itu, lalu produser memilih salah satu berita tadi untuk dijadikan berita utama atau headline. Berita “Thailand: Prime Minister” dipilih menjadi berita utama karena informasi yang terdapat di dalamnya, mengingat berita konflik termasuk salah satu kriteria umum nilai berita. Berita “Thailand: Prime Minister” menginformasikan sebuah konflik yang terjadi di Thailand, yakni perpanjangan keadaan darurat di Bangkok menyusul terjadinya penembakan terhadap pemimpin baju kuning anti-Thaksin yang dilakukan oleh baju merah pro-Thaksin yang dikemukakan oleh perdana menteri Thailand. Selanjutnya, produser membuat rundown daftar urutan berita yang akan ditayangkan. 22 Selesai proses menghimpun, menentukan berita, dan membuat rundown , selanjutkan memilih tim redaksi, yaitu orang-orang yang terlibat pada proses produksi DDB untuk hari itu. Tim redaksi yang bertugas pada berita “Thailand: Prime Minister” terdiri dari Lucky Riyanto, sebagai produser pelaksana, yang didampingi oleh 4 orang redaktur: Imam Nurisqi, Hengki Komawal, Gatot Dwihartanto, Sri Sas, dan Rosmeidi Saini. 2. Produksi program pemberitaan DDB pada berita “Thailand: Prime Minister” Pada tahap produksi ini dimulai dengan menentukan materi, sarana produksi, biaya produksi, tim redaksi yang bertugas, dan pelaksanaan produksi. Materi produksi untuk program pemberitaan DDB pada berita “Thailand: Prime Minister” diperoleh dari kumpulan berita yang berasal dari Reuters yang telah dipiih oleh produser untuk ditayangkan hari itu. Sarana produksi yang digunakan pada berita “Thailand: Prime Minister” antara lain telepon, faksimili, dan internet untuk mengecek kebenaran beritanya; komputer untuk menerjemahkan naskah dari Reuters dan membuat rundown serta naskah beritanya; mesin fotokopi untuk mengkopi rundown dan naskahnya; peralatan untuk mengedit gambar dan suara; ruangan dubber; serta studio dan kamera untuk penayangan. Biaya produksi pada berita “Thailand: Prime Minister” memerlukan dana yang lumayan murah karena berita tersebut merupakan berita internasional yang diperoleh dari kerja sama dengan kantor berita Reuters, dibandingkan dengan TVRI mengirimkan tim liputan ke negara yang