Produksi Program Pemberitaan DDB di TVRI

2 2 Gathering ENG , Satellite News Gathering SNG, telefon video satelit , studio, dan sebagainya. c. Biaya produksi Biaya produksi dalam program pemberitaan TVRI tergantung dari pengerahan kru, bensin, dan uang makan. Biaya produksi untuk liputan biasa untuk di Jakarta melibatkan reporter, kameramen, dan supir untuk satu hari diberikan 300-500 ribu perorang. Sementara biaya produksi untuk liputan ke daerah bisa mencapai 450–900 ribu perorang. Sedangkan biaya untuk liputan segera mungkin yang menggunakan satelit, biayanya tergantung berapa lama kita menggunakan satelit tersebut. d. Organisasi pelaksana produksi Untuk organisasi pelaksana produksi program pemberitaan DDB sudah diungkapkan penulis pada gambaran umum TVRI dan program pemberitaan DDB. Lihat halaman 50 e. Tahap pelaksanaan produksi Pelaksanaan produksi program pemberitaan DDB dimulai dengan rapat redaksi yang memilih berita atau peristiwa apa saja yang akan ditayangkan, menentukan berita mana saja yang masuk untuk setiap program pemberitaan yang ada di TVRI, membahas biaya produksi, menentukan lokasi liputan, menentukan tim redaksi dan liputan yang terlibat. Proses produksi program pemberitaan DDB dalam melibatkan dua tim produksi, masing- masing tim terdiri dari seorang produser pelaksana dengan 4-5 22 redaktur. Ada 2 tahap produksi dalam program pemberitaan DDB di TVRI, yakni produksi pemberitaan yang bersumber internasional dan produksi pemberitaan bersumber nasional. Tahap produksi untuk sumber berita internasional dimulai dengan kerja redaktur yang menghimpun, menentukan dan menyeleksi informasi atau peristiwa yang diperoleh dari kantor berita asing, dalam hal ini Reuters. Setelah para redaktur sudah memperoleh berita mana saja yang layak tayang untuk hari ini, kemudian produser membuat rundown berita, dan langkah selanjutnya naskah berita yang berasal dari Reuters diterjemahkan dari bahasa asal sumber berita ke bahasa Indonesia terlebih dahulu oleh penerjemah, yakni para redaktur DDB. Biasanya naskah yang berasal dari kantor berita asing sudah terdapat shotlist daftar shot sebagai panduan redaktur dalam membuat naskah berita berkoordinasi dengan produser. Selanjutnya naskah berita yang telah diterjemahkan dibuat naskah beritanya lalu diedit kalimatnya oleh produser. Langkah selanjutnya naskah berita masuk ke proses dubbing yakni proses pengisian suara, dimana lead berita dibacakan oleh anchor sementara badan berita dibacakan oleh dubber. Kemudian hasil dubbing tersebut diserahkan kepada editor untuk proses editing. Dalam proses ini, editor menyesuaikan gambar dengan naskah yang dibuat oleh redaktur dan yang dibaca oleh dubber. 22 Sedangkan tahap produksi untuk berita nasional dimulai dari kerja tim liputan dalam meliput berita, yakni reporter dan kameramen. Jadwal penugasan liputan biasanya dapat dilihat sore atau malam hari. Lokasi peliputan disesuaikan dengan pengamatan tentang isu apa yang sedang hangat, event acara-acara penting, dan acara kenegaraan. Mereka bekerja berdasarkan berita-berita yang sudah ditentukan dalam rapat redaksi dengan mengacu pada wish list daftar permintaan yang dibuat oleh produser mulai dari menentukan narasumber dan juga pengambilan gambar. Tim liputan bekerja di bawah kendali koordinator liputan. Menurut Usman Pangaribuan, selaku Reporter Pemberitaan TVRI mengatakan tugas dan kewajiban reporter adalah mencari, mengumpulkan, dan menghimpun informasi yang memiliki nilai berita dan disampaikan melalui media massa. Setelah peristiwa didapat reporter membuat naskah berita untuk ditayangkan kepada masyarakat. Seorang reporter harus bisa melihat sebuah peristiwa dari sudut mana, apakah peristiwa itu menarik atau tidak. Berita yang layak tayang adalah informasi yang mempunyai nilai berita serta mengacu pada rumus 5 W + 1H yang mengambarkan isi dari sebuah informasi tadi. Nilai berita sebuah berita antara lain aktual, faktual, penting, menarik, dan sebagainya. 68 Sementara. Sus Irianto, selaku kameramen pemberitaan menyebutkan tugas dan kewajiban kemeramen adalah menjaga, 68 Wawancara pribadi dengan Usman Pangaribuan, Reporter pemberitaan, Jakarta, 17 April 2009. 22 menggunakan, atau mengakomodasikan alat-alat kamera serta mengambil gambar apa saja yang sesuai dengan peristiwa yang akan diliput. Kameramen dalam proses pengambilan gambar harus sesuai dan dapat mewakili isi berita yang diliputnya. Dalam proses peliputan ini reporter dan kameramen harus saling bekerja sama berkoordinasi dengan baik untuk menghasilkan sebuah berita yang layak tayang. 69 Persiapan yang dilakukan tim liputan program pemberitaan DDB sebelum berangkat ke lokasi adalah mempersiapkan peralatan, seperti kamera apa yang digunakan, mic, kamera, tripod, baterai, lampu, dan melihat jadwal penugasan. Setelah itu berkoordinasi dengan reporter dalam perjalanan menuju lokasi tentang gambar-gambar apa saja yang akan diambil. Dalam proses peliputan sebuah berita, reporter menjadi produser lapangan, dimana ia mengarahkan kameramen agar mendapatkan semua gambar yang dibutuhkan untuk mengilustrasikan berita yang akan disajikan pada saat liputan di lapangan. Reporter juga harus memastikan bahwa kameramen mendapatkan semua shot gambar yang dibutuhkan untuk penyampaian laporan berita serta mengumpulkan informasi faktual selengkap-lengkapnya sebagai bahan untuk menulis berita. 69 Wawancara pribadi dengan Sus Irianto, selaku kameramen pemberitaan, Jakarta, 17 April 2009. 22 Setelah semua proses liputan di lapangan selesai, tim liputan kembali ke divisi pemberitaan. Kemudian berita yang tadi diliput dibuat naskahnya oleh reporter dengan melihat data-data serta gambar-gambar yang diperoleh dari lokasi tadi. Selesai naskah berita dibuat oleh reporter dan diserahkan kepada produser untuk diedit kalimatnya. Setelah itu, naskah yang sudah diedit lalu masuk ke proses dubbing yang biasa dilakukan oleh reporter, produser, maupun redaktur. Sementara itu, kameramen memberikan master kaset dari gambar yang diperoleh di lapangan kepada editor.

3. Pasca produksi Program Pemberitaan DDB

Tahapan pada proses pasca produksi merupakan tahap penyelesaian dan mengemas tayangan. Pasca-produksi adalah semua kegiatan setelah peliputan sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap ditayangkan atau diputar kembali. Pelaksanaan pasca produksi melibatkan editor bekerja sama dengan reporter atau produser. Menurut Lucky Riyanto, editor mempunyai tugas dan kewajiban seorang editor adalah memotong, memilah atau memanipulasi gambar. Selain itu, seorang editor harus mengetahui aturan yang berlaku dalam program pemberitaan, dimana ia bertugas menyeleksi gambar-gambar yang tidak layak tayang, seperti berita yang menimbulkan ketakutan, menjijikkan, dan membangkitkan emosi yang berlebihan. Editor 22 merupakan penyaring terakhir gambar dan menyelaraskan gambar agar tidak berlawanan jumping shot. 70 Tahapan post production ini merupakan suatu kerja pada tahapan terakhir dari bahan yang telah diproduksi. Tahap editing program pemberitaan DDB baik berita bersumber internasional maupun nasional sendiri terdiri dari tiga langkah, antara lain: a. Langkah awal yang dilakukan seorang editor adalah mengulang kaset hasil liputan berita nasional yang kameramen berikan untuk melihat tampilan yang utuh. Sementara untuk video yang dikirim dari kantor berita asing biasanya sudah diedit sebelumnya serta adanya shotlist video untuk panduan editor. Kemudian editor akan mempelajari naskah berita yang dibuat reporter setelah itu editor menyesuaikan dengan audio dan visualnya. Selanjutnya melakukan penyuntingan gambar, adegan dari scene ke scene dan melakukan penyuntingan suara editing offline. Editing offline editing kasar adalah mencatat kembali semua pengambilan gambar shooting di lapangan tadi, seperti nomor kode yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam yang ada dalam gambar, dan hasil dari pengambilan setiap shoot dicatat kembali. Editor offline menyusun kerangka dubbing dari data yang ada, pemotongan durasi oleh produser dan selanjutnya tahap online. b. Editing online dilakukan berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil pengambilan gambar shooting yang asli. Sambungan- 70 Wawancara pribadi dengan Lucky Riyanto, selaku Produser Pelaksana Program Pemberitaan DDB, Jakarta, 17 April 2009 22 sambungan setiap shoot pengambilan liputan dan adegan scene dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Pengeditan online yaitu pengeditan merangkai gambar dari hasil liputan menjadi satu cerita yang bisa memperkuat voice over VO dengan pemilihan musik berdasarkan materi kemudian, menyusun gambar sesuai dengan script, memberikan title name, framing, Vidoe tape, host , dan lain-lain. Setelah gambar selesai diedit, langkah selanjutnta adalah mixing audio. c. Mixing pencampuran gambar dengan suara, dimana hasil dubbing yang diberikan kepada editor akan dikombinasikan dengan suara dari dubber dan video. Selesai diproses, kemudian akan ditayangkan sebagai video tape. Mixing audionya itu menyeimbangkan grafik audio sehingga menghasilkan suara yang bagus dengan menserasikan backsound dengan dubing sehingga tidak denggu dan terdengar jelas. Dalam proses editing ditentukan gambar mana yang diambil dan gambar mana yang dibuang. Sedangkan dalam sebuah liputan tidak selamanya memperoleh gambar yang bagus dan banyak. Untuk menanggulangi masalah kekuarangan gambar bisa dilakukan dengan mengambil gambar dari dokumentasi TVRI sendiri. Setelah selesai proses di atas, maka selanjutnya tahap penayangan. Penayangan program pemberitaan DDB dimulai dengan tugas pengarah acara atau program director PD yang mengatur naskah sesuai dengan rundown apakah sudah sesuai kemudian di cari kunci dari penutup acara. Setelah itu, editor memberikan video siaran yang selesai diedit untuk dibawa ke master