Secara geografis dan administratif, Kabupaten Halmahera Utara memiliki batas-batas wilayah yang berbatasan dengan wilayah daerah lain, sebagai berikut :
1 Sebelah utara berbatasan dengan samudera pasifik.
2 Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Wasilei, Kabupaten Halmahera
Timur. 3
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat.
4 Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Loloda Selatan, Kabupaten
Halmahera Barat dan laut Sulawesi. Sumber daya alam pantai yang banyak terdapat di Kabupaten Halmahera
Utara yaitu : ketam kenari Birgus latro, penyu, burung laut, dan hutan mangrove. Di samping itu, juga terdapat jenis udang Penaied sp, kepiting
Brachyura sp, cumi-cumi Chaphalopoda sp, kerang mutiara Pinctada maxima
, tapis-tapis Pinctada margarititera, lola Thodws nilotice, teripang Holothuridae sp, dan rumput Laut sea weeds.
Perairan laut Kabupaten Halmahera Utara diperkirakan memiliki potensi sumber daya perikanan tangkap standing stock sebesar 89.865,69 tontahun,
dengan potensi lestari MSY atau potensi ikan yang boleh dimanfaatkan sebesar 44.932,85 tontahun, yang terdiri dari perikanan pelagis sebesar 26.946,41
tontahun dan perikanan demersal sebesar 17.986,44 tontahun. Potensi hutan mangrove terdiri dari mangrove primer 3.720,612 Ha dan mangrove sekunder
1.456,880 Ha Data Tata Ruang 2007, serta Potensi terumbu karang seluas 539,6 Ha dan padang lamun seluas 6.126,14 Ha.
4.2 Iklim
Wilayah Kabupaten Hamahera Utara dipengaruhi oleh iklim laut tropis yang terdiri atas dua musim yaitu a musim hujan pada bulan November sampai
Februari, dan b musim kemarau pada bulan April sampai dengan Oktober, yang diselingi musim pancaroba pada bulan Maret dan Oktober.
Curah hujan di wilayah Kabupaten Halmahera Utara berkisar antara 1.500 – 4.500 mm per tahun. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson
1951, daerah Halmahera Utara umumnya bertipe iklim B, dengan rata-rata curah hujan per tahun 1.869 mm.
Bulan basah adalah bulan dengan curah hujan lebih tinggi atau sama dengan 60 mm. Bulan November dan bulan Agustus adalah bulan dengan curah
hujan yang tinggi, selain itu bulan April juga dengan curah hujan yang tertinggi yaitu 293 mm. Periode curah hujan rendah berlangsung pada bulan September
dan Oktober dengan curah hujan terendah 50,8 mm pada bulan September.
4.3 Penduduk
Penduduk Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2008 tercatat sebanyak 218.972 jiwa. Bila dibandingkan dengan luas wilayah daratannya, maka tingkat
kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Halmahera Utara pada setiap kecamatan adalah seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Jumlah dan tingkat kepadatan penduduk menurut kecamatan tahun 2008
Sumber : Dinas Catatan Sipil Kabupaten Halmahera Utara, 2009.
.
Tabel 7 tersebut mnenunjukkan bahwa penyebaran penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Tobelo 746 jiwakm
2
, sedangkan konsentrasi yang relatif rendah terdapat di Kecamatan Morotai Timur, Kao Barat dan Tobelo Barat.
Adapun faktor yang mempengaruhi tidak meratanya persebaran penduduk adalah No
Kecamatan Jumlah
penduduk jiwa
Luas daerah
km
2
Kepadatan penduduk
jiwakm
2
1. Kao Teluk
6.911 135,4
51 2.
Malifut 10.349
374,1 28
3. Kao
7.212 111,2
65 4.
Kao Barat 8.632
596,7 14
5. Kao Utara
7.112 128,8
55 6.
Tobelo Barat 4.497
294,7 15
7. Tobelo Timur
6.828 120,0
57 8.
Tobelo Selatan 13.411
204,3 66
9. Tobelo Tengah
10.713 56,0
191 10.
Tobelo 24.604
33,0 746
11. Tobelo Utara
10.427 100,4
104 12.
Galela 7.910
138,7 57
13. Galela Selatan
8.948 84,5
106 14.
Galela Barat 9.636
45,5 212
15. Galela Utara
8.951 255,3
35 16.
Morotai Selatan 16.112
363,1 44
17. Morotai Utara
10.610 448,7
24 18.
Morotai Selatan Barat 12.572
362,8 35
19. Morotai Timur
8.154 731,8
11 20.
Morotai Jaya 7.688
408,5 19
21. Loloda Utara
10.231 390,4
26 22.
Loloda Kepulauan 7.464
63,3 118
Jumlah 218.972
5.447
faktor topografi wilayah dan kurangnya aksebilitas jalan yang berakibat rendahnya kegiatan perekonomian di daerah-daerah tersebut.
Keseluruhan wilayah Kabupaten Halmahera Utara didominasi oleh penduduk laki-laki. Sex ratio total jumlah penduduk antara laki-laki terhadap
perempuan di kabupaten ini adalah 102,2 yang berarti bahwa pada setiap 100 orang penduduk perempuan terapat 102 penduduk laki-laki lihat Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah penduduk dan sex ratio menurut kecamatan tahun 2008
No Kecamatan
Jenis kelamin Total jiwa Sex ratio
Laki-laki Perempuan
1
Kao Teluk 3.505
3.406 6.911
102,9
2
Malifut 5.245
5.104 10.349
102,8
3
Kao 3.600
3.612 7.212
99,7
4
Kao Barat 4.286
4.346 8.632
98,6
5
Kao Utara 3.810
3.302 7.112
115,4
6
Tobelo Barat 2.266
2.231 4.497
101,6
7
Tobelo Timur 3.669
3.159 6.828
116,1
8
Tobelo Selatan 6.667
6.744 13.411
98,9
9
Tobelo Tengah 5.333
5.380 10.713
99,1
10
Tobelo 12.376
12.228 26.604
101,2
11
Tobelo Utara 5.187
5.240 10.472
99
12
Galela 3.974
3.936 7.910
101
13
Galela Selatan 4.520
4.428 8.948
102,1
14
Galela Barat 4.994
4.642 9.636
107,6
15
Galela Utara 4.529
4.422 8.951
102,4
16
Morotai Selatan 8.206
7.906 16.112
103,8
17
Morotai Utara 5.315
5.295 10.610
100,4
18
Morotai Selatan Barat 6.273
6.299 12.572
99,6
19
Morotai Timur 4.198
3.956 8.154
106,1
20
Morotai Jaya 3.942
3.746 7.688
105,2
21
Loloda Utara 5.016
5.215 10.231
96,2
22
Loloda Kepulauan 3.762
3.702 7.464
101,6 110.673
108.299 218.972
102,2 Sumber : Dinas Catatan Sipil Kabupaten Halmahera Utara, 2009.
Tabel 8 menunjukkan bahwa terdapat 15 kecamatan memiliki sex ratio lebih dari 100 dan hanya 7 kecamatan yang memiliki sex ratio penduduk kurang
dari 100, dengan demikian secara umum Kabupaten Halmahera Utara didominasi oleh penduduk laki-laki.
Sebaran utama penduduk terdapat di Kecamatan Tobelo yaitu 24.604 jiwa 11,2, Kecamatan Morotai Selatan dengan 16.112 jiwa 7,4 dan Kecamatan
Tobelo Selatan dengan 13.411 jiwa 6,1 sementara, Kecamatan Tobelo Barat dengan pusat pertumbuhan di Kusuri memiliki sebaran penduduk yang rendah
yaitu hanya 2,1 dari total jumlah penduduk di Kabupaten Halmahera Utara. Secara umum, sebaran penduduk di Kabupaten Halmahera Utara masih
belum merata antar kecamatan. Kondisi ini menjadi indikasi pentingnya pemerataan distribusi kependudukan untuk kemudian diselaraskan dengan potensi
pertumbuhan ekonomi di wilayah ini. Pemerataan distribusi kependudukan ini dapat dilakukan dengan mekanisme migrasi lokal maupun eksternal atau dengan
membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di daerah yang kurang penduduk.
4.4 Perkembangan Perikanan