Analisis Metode analisis data

4 Nilai produksi Nilai produksi diamati terhadap produk dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan, demikian pula pemasarannya secara lokal ataupun ekspor. 1 Perlakuan hasil produksi Perlakuan hasil produksi dianalisis berdasarkan besarnya jumlah produksi yang dimanfaatkan dalam bentuk olahan atau non olahan. Bentuk perlakuan yang diberikan dalam bentuk olah berupa pengasinan, pengasapan, pindang, pengalengan dan non olahan adalah pemasaran secara segar atau beku. Nilai yang diberikan terhadap kriteria tersebut lihat Tabel 4. Tabel 4. Kriteria dan nilai terhadap perlakuan produksi No Kriteria Nilai skoring 1. Bentuk olahan ≥ 50 1 2. Bentuk non olahan 50 2 Pemasaran Pemasaran dinilai untuk pemasaran lokal maupun ekspor. Pemasaran ekspor dinilai dari besarnya devisa yang dihasilkan bagi Negara. Analisis perolehan devisa merupakan tambahan untuk menentukan komoditas unggulan ekpor. Nilai skoring yang diberikan pada produksi ekspor dan non ekspor di Kabupaten Halmahera Utara lihat Tabel 5. Tabel 5. Kriteria dan nilai terhadap perlakuan pemasaran No Kriteria Nilai skoring 1. Diekspor 1 2. Tidak diekspor

3.4.2 Analisis

location quotient LQ 1. Nilai LQ. Untuk mengimplementasikan metode analisis location quotient LQ dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1 Insert data. Insert data series menurut jenis ikan selama lima tahun terakhir, ke dalam spreadsheet dengan format kolom dan baris diisi nama wilayah Kabupaten Halmahera Utara dan Provinsi Maluku Utara dan tahun sedangkan baris diisi nama jenis ikan. 2 Menghitung jumlah produksi ikan jenis ke-j dan total produksi ikan hasil tangkapan di Kabupaten Halmahera Utara. Setelah data dimasukkan dalam spreadsheet kemudian data dihitung jumlah produksi ikan jenis ke-j dan total produksi ikan hasil tangkapan di Kabupaten Halmahera Utara yang masing- masing diberi notasi Xy dan Xx. 3 Menghitung jumlah produksi ikan jenis ke-j dan total produksi ikan hasil tangkapan di Provinsi Maluku Utara. Data yang digunakan untuk menghitung jumlah produksi ikan jenis ke-j dan total produksi ikan hasil tangkapan di Provinsi Maluku Utara yang masing-masing diberi notasi Xy dan Xx. 4 Menghitung nilai LQ. location quotient LQ merupakan suatu indeks untuk membandingkan pangsa ikan di Kabupaten Halmahera Utara dalam aktivitas perikanan tangkap dengan pangsa total aktivitas tersebut dalam total aktivitas Maluku Utara. Secara lebih operasional, LQ didefenisikan sebagai rasio persentase dari total aktivitas perikanan tangkap pada subwilayah ke-j terhadap persentase aktivitas total terhadap wilayah yang diamati. Adapun formula dari LQ menurut Budiharsono 2000; Hendayana, 2003, adalah: Keterangan: x ij = produksi ikan jenis ke-j di Kabupaten Halmahera Utara x i = produksi total perikanan tangkap Kabupaten Halmahera Utara X ij = produksi total jenis ikan ke-j di Maluku Utara X i = produksi total perikanan tangkap Maluku Utara. 5 Interpretasi nilai LQ. Untuk dapat menginterpretasikan hasil analisis LQ maka: Jika nilai LQ 1 menunjukkan terjadinya konsentrasi produksi perikanan di Kabupaten Halmahera Utara secara relatif dibandingkan dengan total Maluku Utara atau terjadi pemusatan aktivitas di Halmahera Utara.Jika nilai LQ = 1 maka pada Kabupaten Halmahera utara, mempunyai pangsa aktivitas perikanan tangkap setara dengan pangsa total Maluku Utara Jika nilai LQ 1 maka Kabupaten Halmahera Utara mempunyai pangsa relatif lebih kecil dibandingkan dengan aktivitas perikanan tangkap di Maluku Utara atau telah terjadi defisit produksi di Kabupaten Halmahera Utara. 1 Penentuan sektor unggulan dan prioritas. Untuk dapat menentukan jenis ikan unggulan yang dijadikan prioritas pengembangan perikanan tangkap Kabupaten Halmahera Utara dibuat matriks dengan pendekatan location quotient LQ. Menurut M.Fedi A.Sondita et al pendekatan adanya pemusatan produksi perikanan tangkap dengan LQ dibedakan dalam 2 kelompok, masing-masing terdiri dari 3 kriteria dan 2 kriteria. 1. Kelompok pertama dilihat dari nilai perhitungan LQ itu sendiri yaitu terpusat LQ 1, mendekati terpusat LQ = 0,80 sampai 0,99 dan tidak terpusat LQ 1. Masing-masing kelompok secara berurutan dibobot dengan nilai 2, 1 dan 0. 2. Kelompok kedua dilihat dari nilai pertumbuhan LQ, yaitu nilai LQ yang mengalami pertumbuhan diberi bobot 2, nilai LQ yang mengalami pertumbuhan tetap diberi bobot 1, dan untuk nilai LQ yang mengalami pertumbuhan negatif diberi bobot 0. Dari kedua hasil pembobotan LQ tersebut, nilai penjumlahan tertinggi merupakan komoditas ikan unggulan dan dijadikan prioritas untuk pengembangan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Halmahera Utara.

3.4.3 Analisis strategi pengembangan perikanan tangkap Analisis SWOT.