Perkembangan armada perikanan Perkembangan Perikanan

4.4.2 Perkembangan armada perikanan

Armada perikanan terdiri dari beberapa unit penangkapan ikan yang mencakup kapal, alat tangkap dan nelayan yang melakukan kegiatan penangkapan ikan di suatu daerah penangkapan. Dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009, kapal perikanan didefinisikan sebagai perahu, kapal, atau alat apung lain yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, mendukung operasi pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian atau eksplorasi perikanan. Nomura dan Yamazaki 1977 mengelompokkan jenis kapal ikan ke dalam empat kelompok yakni: 1 Kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan, termasuk kelompok kapal yang khusus digunakan untuk mengumpul sumber daya hayati perairan, seperti kapal pukat udang, perahu pukat cincin, perahu jaring insang, kapal rawai, kapal pole and line, sampan yang digunakan untuk memancing ikan, dan lain sebagainya. 2 Kapal yang digunakan sebagai tempat mengumpulkan hasil tangkapan dan mengolahnya. 3 Kapal pengangkut ikan yang digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan dari kapal pengumpul ataupun kapal penangkap dari daerah penangkapan ke pelabuhan. 4 Kapal penelitian, pendidikan dan latihan merupakan kapal ikan yang dipakai dalam penelitian, pendidikan dan latihan. Kategori berdasarkan ukuran kapal atau perahu di Indonesia menurut Statistik Kelautan dan Perikanan terdiri atas tiga kategori yaitu: 1 Perahu Tanpa Motor 2 Motor Tempel, dan 3 Kapal Motor, yang selanjutnya terbagi menurut ukuran Gross Tonagenya yaitu: 5 GT; 5-10 GT; 10-20 GT; 20-30 GT; 30-50 GT; 50-100 GT; 100- 200 GT dan 200 GT. Perkembangan jumlah kapal perikanan di Kabupaten Halmahera Utara disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah nelayan menurut jenis ukuran kapal. No Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 1 PTM 318 346 415 451 455 2 Motor Tempel 183 205 263 290 348 3 Kapal Motor : 0 - 5 GT 762 865 1.021 1.117 1.176 5 - 10 GT 50 58 60 62 64 10 - 20 GT 17 21 25 27 31 20 - 30 GT - - - - - 30 - 50 GT - - - - - 50 - 100 GT - - - - - 100 - 200 GT - - - - - 200 GT - - - - - Sumber : DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2009 Dari tabel di atas terlihat dengan jelas bahwa kapal penangkap didominasi oleh Kapal motor berukuran 0 – 5 GT. Kapal motor jenis ini di Kabupaten Halmahera Utara didominasi oleh perahu jenis pamboat dengan mesin jenis katinting. Perahu jenis ini banyak digunakan karena memiliki daya jelajah yang cukup jauh, serta mampu bergerak dalam keadaan laut yang bergelombang karena bahan perahunya yang ringan.

4.4.3 Perkembangan nelayan