Analisis strategi pengembangan perikanan tangkap Analisis SWOT.

Jika nilai LQ 1 maka Kabupaten Halmahera Utara mempunyai pangsa relatif lebih kecil dibandingkan dengan aktivitas perikanan tangkap di Maluku Utara atau telah terjadi defisit produksi di Kabupaten Halmahera Utara. 1 Penentuan sektor unggulan dan prioritas. Untuk dapat menentukan jenis ikan unggulan yang dijadikan prioritas pengembangan perikanan tangkap Kabupaten Halmahera Utara dibuat matriks dengan pendekatan location quotient LQ. Menurut M.Fedi A.Sondita et al pendekatan adanya pemusatan produksi perikanan tangkap dengan LQ dibedakan dalam 2 kelompok, masing-masing terdiri dari 3 kriteria dan 2 kriteria. 1. Kelompok pertama dilihat dari nilai perhitungan LQ itu sendiri yaitu terpusat LQ 1, mendekati terpusat LQ = 0,80 sampai 0,99 dan tidak terpusat LQ 1. Masing-masing kelompok secara berurutan dibobot dengan nilai 2, 1 dan 0. 2. Kelompok kedua dilihat dari nilai pertumbuhan LQ, yaitu nilai LQ yang mengalami pertumbuhan diberi bobot 2, nilai LQ yang mengalami pertumbuhan tetap diberi bobot 1, dan untuk nilai LQ yang mengalami pertumbuhan negatif diberi bobot 0. Dari kedua hasil pembobotan LQ tersebut, nilai penjumlahan tertinggi merupakan komoditas ikan unggulan dan dijadikan prioritas untuk pengembangan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Halmahera Utara.

3.4.3 Analisis strategi pengembangan perikanan tangkap Analisis SWOT.

Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui atau mempelajari kekuatan Strength, kelemahan Weakness dan peluang Opportunity serta ancaman Threat bagi pengembangan perikanan di Kabupaten Halmahera Utara. Analisis SWOT juga digunakan untuk merumuskan atau mengambil alternatif strategi bagi pengembangan perikanan di Kabupaten Halmahera Utara. Menurut Rangkuti 2002, kekuatan Strength, kelemahan Weakness dan peluang Opportunity serta ancaman Threat adalah faktor eksternal. Berdasarkan pengaruhnya terhadap pencapaian suatu tujuan Strength dan Opportunity merupakan faktor pendorong positif sedangkan Weakness dan Threat adalah faktor penghambat negatif lihat Tabel 6. Peluang Ancaman Kelemahan Kekuatan K uadran 3 K uadran 1 K uadran 4 K uadran 2 Tabel 6. Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Strength S Tentukan faktor-faktor kekuatan internal Weakness W Tentukan faktor-faktor kelemahan internal Opportunity O Tentukan peluang eksternal Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threat T Tentukan ancaman eksternal Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Menurut Rangkuti 2002, matriks ini dapat menjelaskan bagaimana peluang Opportunity dan ancaman Threat yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan Strength dan Weakness yang dimiliki lihat Gambar 2. Gambar 2 Analisa SWOT Perumusan strategi yang tepat dalam berbagai kondisi adalah sebagai berikut: 1 Kuadran 1, merupakan kondisi yang sangat menguntungkan, yaitu sistem memiliki kekuatan dan peluang yanga baik. 2 Kuadran 2, sistem memiliki kekuatan namun menghadapi berbagai ancaman. Startegi yang tepat adalah strategi diversifikasi, yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. 3 Kuadran 3, sistem memiliki peluang yang baik, namun terkendala kelemahan internal. Strategi yang tepat adalah meminimalkan masalah-masalah internal, sehingga dapat merebut peluang eksternal dengan lebih baik. 4 Kuadran 4, kondisi yang sangat tidak menguntungkan. Strategi yang tepat adalah strategi defensif, yaitu dengan meminimalkan kerugian-kerugian yang akan timbul. Pemberian bobot matriks faktor eksternal dan internal adalah sebagi berikut : 1 Beri bobot, mulai dari 1,0 sangat penting sampai dengan 0,0 tidak penting. 2 Rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor.pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif peluang yang besar diberi rating 4 tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating 1. 3 Faktor skor pembobotan diperoleh dengan mengalikan bobot dengan rating. Nilai skor pembobotan ini digunakan untuk penilaian penyusunan strategi kebijakan. 4 KEADAAN UMUM

4.1 Luas dan Letak Geografis