4.4.1  Perkembangan Alat Tangkap
Perkembangan  alat  penangkap  ikan  di  Kabupaten  Halmahera  Utara  sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 menurut jenis alat tangkap, disajikan pada
Tabel 9. Tabel 9. Jumlah unit  penangkapan menurut jenis alat.
No Alat tangkap
menurut jenisnya Jumlah alat menurut tahun
2004 2005
2006 2007
2008
1
Pukat pantai 23
23 23
23 23
2
Pukat cincin 32
33 37
37 40
3
Jaring lingkar 26
28 28
28 30
4
Jaring insang hanyut 43
43 43
41 41
5
Jaring insang tetap 35
35 35
33 33
6
Jaring klitik 4
4 4
3 3
7
Trammel net 16
17 17
18 18
8
Bagan perahu 59
60 60
60 40
9
Bagan tancap 7
8 8
8 8
10
Rawai tetap 21
21 22
22 22
11
Rawai tuna 32
33 33
34 34
12
Rawai hanyut 8
7 8
10 10
13
Huhate 50
52 53
55 40
14
Pancing tonda 122
124 124
124 140
15
Pancing ulur 859
939 1.029
1.155 1.250
16
Sero 2
4 4
4 4
17
Bubu 27
27 30
27 26
Sumber  : DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2009 Data  Tabel    9    tersebut  menunjukkan  bahwa  alat  tangkap  pukat  pantai
mempunyai  jumlah  yang  tetap  selama  selang  waktu  2004-2008.    Beberapa  jenis alat  tangkap  yang  mengalami  kenaikkan  jumlah  yang  relatif  kecil  adalah:  alat
tangkap pukat cincin, jaring lingkar, trammel net, bagan tancap, rawai tetap, rawai tuna, pancing tonda dan sero.
Alat  tangkap  yang  mengalami  kenaikkan  jumlah  yang  cukup  signifikan pada  setiap  tahun  yaitu:  pancing  ulur.    Alat  tangkap  yang  mengalami  penuruan
jumlah sampai pada tahun terakhir 2008 yaitu: jaring insang hanyut, jaring insang tetap,  jaring  klitik,  bagan  perahu,  huhate  dan  bubu.    Jumlah  unit  penangkapan
tersebut  melaksanakan  operasi  penangkapan  sebanyak  jumlah  tripnya sebagaimana disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah trip penangkapan menurut jenis alat. No
Alat tangkap menurut jenisnya
Jumlah trip menurut tahun 2004
2005 2006
2007 2008
1
Pukat pantai 5.796
5.646 5.106
5.244 5.380
2
Pukat cincin 6.680
7.600 8.140
7.548 8.200
3
Jaring lingkar 6.240
6.320 5.712
5.600 6.240
4
Jaring insang hanyut 4.320
4.343 4.301
4.018 4.961
5
Jaring insang tetap 7.400
7.140 7.022
7.194 7.260
6
Jaring klitik 402
432 435
324 331
7
Trammel net 3.005
3.060 3.043
3.564 3.672
8
Bagan perahu 1.872
9.840 9.509
9.840 6.720
9
Bagan tancap 588
640 672
669 656
10
Rawai tetap 2.764
3.549 3.696
3.586 3.960
11
Rawai tuna 5.376
5.544 5.537
6.120 6.188
12
Rawai hanyut 1.524
1.428 1.632
1.800 1.790
13
Huhate 9.088
10.608 10.812
11.220 7.860
14
Pancing tonda 21.600
24.396 25.296
29.140 28.021
15
Pancing ulur 254.880  262.639  276.221  296.835  317.500
16
Sero 168
176 180
200 232
17
Bubu 2.268
2.510 2.670
2.144 2.755
Sumber  : DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2009 Tabel  10 tersebut menunjukkan bahwa fluktuasi jumlah trip setiap tahun
selang  periode  2004-2008  tidak  sama  dengan  fluktuasi  jumlah  alat  tangkap, kecuali pada alat tangkap pancing ulur, terlihat jelas terjadi kenaikkan jumlah trip
setiap  tahun  secara  signifikan.    Jumlah  trip  penangkapan  menunjukkan  besarnya aktivitas penangkapan dari setiap alat penangkapan dalam beroperasi.
Fluktuasi jumlah trip disesuaikan dengan keadaaan iklim dan cuaca pada setiap tahunnya.  Perubahan-perubahan cuaca dan iklim yang tidak seragam setiap
tahun  membuat  kesempatan  melaut  juga  berbeda  setiap  tahun.    Sekalipun demikian  diharapkan  dunia  perikanan  tangkap  di  Kabupaten  Halmahera  Utara
dapat  menjawab  tantangan  peningkatan  taraf  hidup  masyarakat  di  waktu  yang akan datang.
4.4.2  Perkembangan armada perikanan