Imbauan Pesan Organisasi Pesan Rekreatif

kata lain, pidato kita adalah pidato persuasif yang dijadikan burlesque. Berikut ini penjelasan Monroe tentang keduanya. 22

a. Teknik Satu Pokok

Bila menggunakan teknik ini maka pidato yang digunakan untuk serangkaian ilustrasi, anekdot, dan kontras-kontras humor yang disampaikan secara cepat. Setiap satuan humor harus dipusatkan pada satu gagasan utama. Berikut ini rumusan sederhana untuk organisasi pesan seperti itu. 23 1 Kisahkan cerita atau berikan ilustrasi. 2 Tunjukkan gagasan pokok atau pandangan yang menjadi pijakan untuk mempersatukan rincian pembicaraan Anda. 3 Ikuti dengan serangkaian cerita dan ilustrasi tambahan. Setiap cerita memperluas atau memperjelas gagasan utama. Susun setiap ilustrasi begitu rupa sehingga minat atau humor itu disebutkan secara merata. Jangan mengelompokkan bahan-bahan paling lucu hanya pada satu bagian pidato saja. Hindari “kedodoran” pada akhir pembicaraan. Simpan anekdot yang sangat “menyolok” atau lucu pada bagian terakhir. 22 Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, h. 134. 23 Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, h. 135. 4 Tutup dengan mengulang kembali gagasan utama yang telah Anda jelaskan. Pada bagian ini masukkan pertimbangan serius yang melandasi cerita-cerita lucu itu.

b. Urutan Bermotif Burlesque

Ketika Anda menggunakan metode kedua ini, pidato ceramah Anda hanya mengandung tahap perhatian saja, ditinjau dari reaksi psikologis pendengar. Tetapi struktur pembicaraan dapat disusun berdasarkan pada urutan bermotif, yang mempermainkan tahap-tahap yang digunakan dalam persuasi yang serius. 24 a Tahap Perhatian. Mulailah pembicaraan Anda dengan salah satu diantara empat cara ini: hubungkan dengan kejadian lucu yang aktual, buat kelucuan yang diarahkan pada pembawa acara atau siapa saja tetapi hati-hati, Anda harus menunjukkan bahwa Anda hanya main-main, kisahkan cerita atau anekdot. Kemudian, dengan cara tertentu, hubungkan permulaan pembicaraan Anda dengan; b Tahap kebutuhan dan pemuasan. Sajikan masalah serius seperti kesulitan mengatur pendapatan untuk menutup pengeluaran, perbesar tingkat keseriusannya melebihi proporsinya, kemudian tawarkan pemecahan yang absurd, atau 24 Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, h. 135. sajikan masalah yang absurd seperti bahaya yang disebabkan makan dengan menggunakan pisau, uraikan sejumlah cerita fiktif untuk menggambarkannya, kemudian berikan metode pemecahan masalah yang juga absurd. Masukkan sejumlah anekdot lucu untuk menegaskan kejanggalan-kejanggalan. c Tahap visualisasi. Perbesar kejanggalan itu dengan menambahkan lagi gambaran kondisi yang dilebih-lebihkan. d Tahap tindakan. Tutup pembicaraan Anda secara cepat dengan mempermainkan tuntutan tindakan yang juga dibesar-besarkan. Atau ceritakan sebuah kisah untuk menggambarkan ironi dari argumentasi Anda, atau dengan membuat ikhtisar hal- hal “vital” dari argumentasi Anda. Buatlah sentuhan terakhir ini pendek dan lucu.

4. Karakteristik Pesan Rekreatif

Dalam kategori pesan rekreatif atau pesan yang menghibur, hal tersebut bukan hanya dilihat dari pesan yang dapat membuat orang lain tertawa saja. Karena sebagai seorang pembicara atau seorang da‟i harus memahami yang menjadi kebutuhan manusia akan need entertainment kebutuhan akan hiburan. 25 Maka berdasarkan hal tersebut untuk memahami lebih dalam tentang karakteristik rekreatif, banyak jenis-jenis atau model orang yang terhibur 26 , diantaranya: 1 Orang terhibur jika dia merasa senang, dihormati, dihargai, dan dibuatnya tertawa. 2 Orang terhibur jika dia dipenuhi kebutuhannya dengan mendapatkan solusi dari setiap permasalahannya. 3 Orang terhibur jika dia telah disadarkan akan kekurangan dan kesalahan yang dimilikinya. Sebagai contoh orang disadarkan dan mendapat ketenangan pada saat muhasabah proses introspeksi dan perenungan. 4 Orang terhibur jika ia ditakut-takuti dengan sebuah fakta, dsb. Setelah mengetahui tentang model-model orang terhibur diatas. Maka dalam pembahasan karakteristik pesan rekreatif dalam dakwah ini, penulis mengklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: unsur-unsur pesan rekreatif dalam perspektif dakwah, dan unsur-unsur pesan rekreatif dalam perspektif komunikasi. 25 Tubagus Wahyudi, The Secret Of Public Speaking Era Konseptual Jakarta: BBC Publisher, 2013, hal. 29. 26 Tubagus Wahyudi, The Secret Of Public Speaking Era Konseptual, hal. 29.