2 Teori Bisosiasi.
Teori  ini  dirumuskan  oleh  Arthur  Koestler,  tetapi  berasal  dari filusuf-filusuf  besar  seperti  Pascal,  Kant,  Spence
r, Schopenhauer. “Kita tertawa”, kata filusuf yang saya sebut terakhir, “bila secara tiba-tiba kita
menyadari  ketidaksesuaian  antara  konsep  dengan  realitas  yang sebenarnya”.  Ia  memberikan  contoh  dengan  kisah  ini:  Beberapa  orang
sipir  penjara  mendapat  kesempatan  bermain  kartu  dengan  seorang  napi. Ternyata  napi  itu  mengecoh  mereka.  Para  sipir  marah  dan  menendang
napi itu ke luar penjara. Menurut  teori  ini,  humor  timbul  karena  kita  menemukan  hal-hal
yang  tidak  diduga,  atau  kalimat  juga  kata  yang  menimbulkan  dua macam  asosiasi.  Yang  pertama  kita  sebut  teknik  belokan  mendadak
unexpected turns; dan yang kedua, asosiasi ganda puns. 3
Teori Pelepasan Inhibisi. Ini  adalah  teori  yang  paling  “teoritis”,  sehingga  tidak  begitu
banyak manfaatnya buat kita. Seperti yang kita lihat dari istilah inhibisi, teori  ini  diambil  dari  Sigmund  Freud.  Kita  banyak  menekan  ke  alam
bawah  sadar  kita,  salah  satu  diantara  dorongan  yang  kita  tekan  adalah dorongan  agresif.  Bila  dorongan  ini  dilepaskan  dalam  bentuk  yang  bisa
diterima  oleh  masyarakat,  kita  melepaskan  inhibisi.  Kita  merasa  senang dan karena itu kita tertawa.
6. Teknik-teknik Humor
Untuk  menyampaikan  sebuah  humor  ada  teknik-teknik  khusus  yang harus kita ketahui, diantaranya
38
: a.
Exaggeration Exaggeration berarti melebihkan sesuatu secara tidak proporsional.
Exaggeration  dilakukan  untuk  membongkar  kejelekan  sejelas-jelasnya dengan  maksud  mengoreksinya.  Sebagai  contoh  dikutip  dari  Majalah
Humor 22 Juli, 11 Agustus 1992, dengan judul “Kiat Berhenti Merokok”:
a Olah raga secara rutin. Pagi lari marathon, siang angkat besi, sore
tinju,  malam  yoga,  pagi  lari,  dst.  Dijamin  tidak  akan  ada  waktu untuk merokok.
b. Parodi
Parodi  berasal  dari  Bahasa  Yunani  “para-“,  disamping  dan  “- oide”,  lagu  adalah  sejenis  komposisi  dimana  gaya  suatu  karya  seperti
prosa,  puisi  atau  prosa  liris  yang  serius  ditiru  dengan  maksud  melucu. Sebagai contoh:
Guru kencing berdiri Murid mengencingi guru
38
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, h. 128.
c. Ironi
Ironi berasal dari kata Yunani eiron “seseorang yang mengatakan
lebih  sedikit  dari  apa  yang  dipikirkan”  adalah  menggunakan  kata-kata untuk menyampaikan makna yang bertentangan dengan makna harfiahnya.
Sebagai contoh berikut ini saya kutipkan tulisan Emha Ainun Najib dalam Secangkir Kopi Jon Pakir:
Fatwa Jenggot
Seluruh  lapisan  ambtenaar  Jawa  Barat  mulai  sekarang  musti meningkatkan  ketertiban,  keamanan  dan  kerapian,  dengan  cara
membabat habis jenggot, sampai ke antek-anteknya dan akar-akarnya. Saya berpikir larangan jenggot saja tidak cukup
Kalau    kita  ingin  menjadi  bangsa  besar,  kita  musti  cermat mengurus  hal-hal  yang  kecil.  Seluruh  rambut  manusia
–  yang namanya berbeda-beda  berdasarkan  lokasinya
–  sebaiknya  diterbitkan.  Baik potongannya, arah cuatan-cuatannya, maupun jumlahnya. Jangan pernah
berpikir bahwa sehelai rambut tidak bisa melakukan tindak subversif. ………………………………………………………………..........
Negara  yang  santun  kepada  warganya  memang  perlu  mengurusi nasib  seluruh  bagian  kehidupan  di  wilayahnya  sampai  yang  sekecil-
kecilnya.  Kita  butuh  fatwa  jenggot,  fatwa  panjang  pendeknya  kuku, fatwa tentang gincu merk apa yang mesti dipakai…
d. Burlesque
Burlesque  berasal  dari  bahasa  Itali  “burlesco”,  lelucon,  hal-hal yang menggelikan adalah teknik membuat humor dengan memperlakukan
hal-hal  yang  seenaknya  secara  serius  atau  hal-hal  yang  serius  secara seenaknya. Sebagai contoh:
Keanehan Pesawat Terbang
1. Tidak memerlukan kaca spion samping dan persneling mundur.
2. Tempat duduk dilengkapi dengan ikat pinggang, jadi sangat cocok
bagi Anda yang pergi belum sempat makan.