Program Acara “Cerita Hati Spesial Ramadhan” Kompas TV

72

BAB IV ANALISIS DAKWAH REKREATIF USTADZ WIJAYANTO

DALAM PROGRAM “CERITA HATI SPESIAL RAMADHAN” KOMPAS TV

A. Pandangan Ustadz Wijayanto Terhadap Dakwah Rekreatif

Dakwah rekreatif menurut Ustadz Wijayanto adalah dakwah yang disampaikan kepada mad‟u yang didalamnya tidak terlepas dari unsur atau prinsip “Yassiruu Wa laa Tu‟assiru, Basysyiru Wa laa Tunaffiruu.” 1 Prinsip diatas sebenarnya merupkan prinsip dakwah yang diambil dari hadits Rasulullah Saw., yang berbunyi: ْيّع ها َّص ها لْوسر لاق راخب اور اْورِّ تاو اْورِّب اْورِّعت او اْورِّي : مَّسو Rasulullah Saw. Bersabda: Mudahkanlah jangan dipersulit, buatlah kebahagiaan jangan lahirkan kecemasan. HR. Bukhari Beliau menjadikan hadits tersebut sebagai asas dasar dakwah rekreatif, karena menurut beliau dakwah itu memang harus dengan bahasa yang mudah agar mudah dipahami dengan baik oleh mad‟u. Dan juga dakwah itu harus menghibur agar mad‟u tidak merasa bosan dengan dakwah yang kita sampaikan sehingga dakwah yang kita sampaikan pun dapat diterima dengan baik dihati pendengar. Menurut beliau, Prinsipnya adalah “pah leadil but midi” ambil dulu hatinya, maka agama akan masuk didalamnya. Kalo orang sudah tegang siapa 1 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto yang berlokasi di Jl. DI Panjaitan Kav-73 Jatinegara Jak- Tim Evo Studio Kompas TV pada hari Juma‟at, 22 Mei 2015, jam 17.30 sd Selesai. yang mau mendengarkan?, Maka orang lain dibikin senang terlebih dahulu agar mau mendengarkan, dan salah satu hal yang membuat orang lain itu senang dalam konteks dakwah yaitu dengan menggunakan humor. 2 Karena menurutnya, humor dalam dakwah itu sangat penting, disebabkan bahwa humor ini sudah menjadi konsumsi masyarakat umum yang mereka tunggu dan mereka butuhkan. Karena dengan humor tersebut masyarakat merasa terhibur dan antusias dalam memperhatikan dakwah kita sehingga dakwah yang kita sampaikan pun bisa mengena dan sampai kepada mereka. 3 Berdasarkan hadits diatas yang telah menjadi perinsip dakwah rekreatif. Maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan diketahui bagi setiap da‟i ketika melakukan dakwah rekreatif, yang kemudian diuraikan dalam penjelasan berikut:

a. Yassiruu Wa laa Tu’assiruu Mudahkan jangan dipersulit

Penyampaian pesan rekreatif dalam dakwah, tentunya seorang da‟i harus menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti oleh mad‟u audience. Karena menurut pendapat Ustadz Wijayanto: “Bagaimana mau menghibur atau sampai pesan dakwah kita, jika kita menggunakan bahasa yang rumit dan sulit untuk dimengerti? .” 4 Maka berdasarkan hal tersebut, beliau menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang da‟i ketika menyampaikan dakwah rekreatif, yang kemudian penulis klasifikasikan sebagai berikut: 2 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto 3 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto 4 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto a Pemilihan Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menjelaskan pesan yang kita sampaikan dengan tujuan agar orang lain paham dan mengerti dari maksud yang kita sampaikan. Seorang da‟i harus pandai memilih kata-kata dan mengemasnya dengan bahasa yang tepat dan baik agar jamaah mudah menerimanya. Menurut Ustadz Wijayanto dalam menyampaikan pesan dakwah, kita harus mengetahui dan memahami psikologi audience, dengan indikator yang beliau klasifikasikan sebagaimana berikut: 5 1 Biqodri ‘uqulihim Sesuai dengan Kadar Kemampuan Akalnya. Dalam berdakwah bahasa yang kita sampaikan harus sesuai dengan segmentasi mad‟u audience yang kita hadapi. Sebagai contoh: jika mad‟u yang kita hadapi anak-anak tentu kita harus menggunakan bahasa sesuai dengan kemampuan pemahaman anak- anak. Jika audience kita ibu-ibu tentu kita juga harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh kaum ibu-ibu, dst., jangan sebaliknya audience kita anak-anak tetapi cara penyampaian kita menggunakan bahasa yang kadar kemampuan pemahamannya untuk orang dewasa. 5 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto Karena Rasuullah SAW. pun bersabda, “Khotibunnaas „ala Qodri „Uquulihim” yang artinya “berbicaralah kalian menurut kadar kemampuan mereka ”. Maka dengan demikian sebagai seorang da‟i harus mengetahui dan menyesuaikan diri dengan kondisi mad‟u yang dihadapi. Karena dengan demikian audiencepun akan mudah memahami pesan dakwah yang kita sampaikan. Sehingga pesan dakwah yang kita sampaikanpun akan sampai kepada audience. 2 Taysiirul Lugah Bahasa yang mudah. Memang sudah menjadi syarat mutlak, dalam penyampian pesan dakwah harus dengan bahasa yang mudah dan ringan agar mudah dipahami dan diterima dengan baik oleh mad‟u. Menurut ustadz wijayanto dalam berdakwah haruslah dengan bahasa yang ringan yang mudah dimengerti oleh audience agar pesan dakwah yang disampaikan mengena dihati audience. 6 Maka menurut hemat penulis pendapat ustadz Wijayanto tersebut sesuai berdasarkan teori dakwah yang telah dibahas pada bab sebelumnya mengenai unsur pesan rekreatif dalam perspektif dakwah yaitu Qaulan Maysuran perkataan yang ringan. Karena dalam penjelasannya Qaulan Maysuran atau kata maisuran merupakan perkataan yang mudah diterima, ringan, pantas dan tidak berbelit-belit. Dalam artian pesan yang disampaikan itu 6 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ustadz Wijayanto