Pengertian pesan rekreatif Pesan Rekreatif dalam Dakwah Tablighul Busyro

lebih dapat menggerakkan orang untuk bertindak melakukan yang kita sampaikan, atau untuk sependapat dengan kita dibanding perkataan dan tulisan yang berat. Namun, dalam upaya menyenangkan orang lain ketika berdakwahpun tentu harus memiliki kaidah dan tidak keluar dari kontrol. Artinya, tetap merujuk pada rambu-rambu Al- Qur‟an dan hadits sehingga guyonan yang disampaikan pun tidak hanya sekedar menghibur tetapi juga dapat mencerdaskan orang lain. Maka dari itu, umat Muslim harus dapat menyampaikan pesan- pesan dalam Al- Qur‟an dan hadits secara menggembirakan bukan menakut-nakuti, bahkan mengancam. Karena tujuan adanya Al- Qur‟an dan hadis turun ke dunia ini adalah untuk membahagiakan hamba-hamba Allah yang beriman. Dalam komunikasi antar pribadi, kata-kata yang menggembirakan dan menghibur sebenarnya ditujukan untuk menjalin hubungan tingkat pribadi yang lebih intens dan dekat dengan orang lain. Meskipun canda kita tidak selalu lucu unutk didengar, suasana dapat menjadi lebih menyenangkan fatik karena kita melibatkan unsur-unsur ketulusan, keterbukaan, persahabatan, kasih sayang, perhatian, ketertarikan, kepercayaan, tidak egoistis, dan kejenakaan. Inilah yang disebut dengan swirls yang merupakan ucapan-ucapan yang membuat komunikasi dapat lebih menyenangkan seperti tertawa, memberikan kejutan aha, oh ya, Anda hebat sekali kalau begitu?, alhamdulillah saya dapat kerja sekarang, Subhanallah cantiknya anak ini, berbaur dengan hadirin, bermain drama, bergaya saat berbicara, melakukan bahasa tubuh yang membuat orang lain terhibur, dan sebagainya.

3. Organisasi Pesan Rekreatif

Dalam teori retorika modern, terdapat beberapa aliran dan salah satu aliran yang berkaitan dengan penyusunan pesan dan penggunaan bahasa adalah aliran retorika modern kedua yang dikenal sebagai gerakan belles lettres Bahasa Prancis: tulisan yang indah. Retorika belletrist sangat mengutamakan keindahan bahasa, segi-segi estetis pesan, kadang-kadang dengan mengabaikan segi informatifnya. 17 Retorika mengenal enam macam organisasi pesan, yaitu deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal. Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti. Sebaliknya, dalam urutan induktif kita mengemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik kesimpulan. 18 Dalam urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya kejadian. Urutan logis, pesan disusun berdasarkan urutan sebab ke akibat, akibat ke sebab. Urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat. 17 Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis Bandung: PT Rosda Karya, 2011, h. 13. 18 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh Jakarta: AMZAH, 2012, h. 261.