Teknik Satu Pokok Organisasi Pesan Rekreatif

memahami yang menjadi kebutuhan manusia akan need entertainment kebutuhan akan hiburan. 25 Maka berdasarkan hal tersebut untuk memahami lebih dalam tentang karakteristik rekreatif, banyak jenis-jenis atau model orang yang terhibur 26 , diantaranya: 1 Orang terhibur jika dia merasa senang, dihormati, dihargai, dan dibuatnya tertawa. 2 Orang terhibur jika dia dipenuhi kebutuhannya dengan mendapatkan solusi dari setiap permasalahannya. 3 Orang terhibur jika dia telah disadarkan akan kekurangan dan kesalahan yang dimilikinya. Sebagai contoh orang disadarkan dan mendapat ketenangan pada saat muhasabah proses introspeksi dan perenungan. 4 Orang terhibur jika ia ditakut-takuti dengan sebuah fakta, dsb. Setelah mengetahui tentang model-model orang terhibur diatas. Maka dalam pembahasan karakteristik pesan rekreatif dalam dakwah ini, penulis mengklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: unsur-unsur pesan rekreatif dalam perspektif dakwah, dan unsur-unsur pesan rekreatif dalam perspektif komunikasi. 25 Tubagus Wahyudi, The Secret Of Public Speaking Era Konseptual Jakarta: BBC Publisher, 2013, hal. 29. 26 Tubagus Wahyudi, The Secret Of Public Speaking Era Konseptual, hal. 29.

a. Unsur-Unsur Pesan Rekreatif dalam Perspektif Dakwah

Ada beberapa unsur pesan rekreatif dalam perspektif dakwah yang menjadi karakteristik dakwah rekreatif itu sendiri, diantaranya: 1 Mauizoh hasanah Menurut para pakar bahasa, nasehat al- wa‟zh atau mau‟izdhah mengandung arti teguran atau peringatan. Ashfahani, dengan mengutip pendapat imam Khalil, menyatakan bahwa nasehat adalah memberikan peringatan al-tadzkir dengan kebaikan yang dapat menyentuh hati. Jadi makna terpenting dari nasehat adalah mengingatkan tadzkir dan membuat peringatan dzikra kepada umat manusia. 27 Sesuai makna diatas, maka menurut Quthub nasihat yang baik adalah nasehat yang dapat masuk ke dalam jiwa manusia serta dapat menyejukkan hati, bukan nasehat yang dapat memerahkan telinga karena penuh kecaman dan caci maki yang tidak pada tempatnya. Menurutnya, nasihat yang baik bukan pula dengan membuka dan membeberkan aib dan kesalahan-kesalahan orang lain yang terjadi karena tidak mengerti atau karena motif yang baik. Nasihat yang baik adalah nasihat yang lemah lembut yang dapat melunakkan hati yang keras dan menyejukkan hati yang gersang. 28 27 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Jakarta: PT Penamadani, 2006, h. 249. 28 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, h. 249-250.