Teori-teori Humor dalam Perspektif Retorika Komunikasi
c. Ironi
Ironi berasal dari kata Yunani eiron “seseorang yang mengatakan
lebih sedikit dari apa yang dipikirkan” adalah menggunakan kata-kata untuk menyampaikan makna yang bertentangan dengan makna harfiahnya.
Sebagai contoh berikut ini saya kutipkan tulisan Emha Ainun Najib dalam Secangkir Kopi Jon Pakir:
Fatwa Jenggot
Seluruh lapisan ambtenaar Jawa Barat mulai sekarang musti meningkatkan ketertiban, keamanan dan kerapian, dengan cara
membabat habis jenggot, sampai ke antek-anteknya dan akar-akarnya. Saya berpikir larangan jenggot saja tidak cukup
Kalau kita ingin menjadi bangsa besar, kita musti cermat mengurus hal-hal yang kecil. Seluruh rambut manusia
– yang namanya berbeda-beda berdasarkan lokasinya
– sebaiknya diterbitkan. Baik potongannya, arah cuatan-cuatannya, maupun jumlahnya. Jangan pernah
berpikir bahwa sehelai rambut tidak bisa melakukan tindak subversif. ………………………………………………………………..........
Negara yang santun kepada warganya memang perlu mengurusi nasib seluruh bagian kehidupan di wilayahnya sampai yang sekecil-
kecilnya. Kita butuh fatwa jenggot, fatwa panjang pendeknya kuku, fatwa tentang gincu merk apa yang mesti dipakai…
d. Burlesque
Burlesque berasal dari bahasa Itali “burlesco”, lelucon, hal-hal yang menggelikan adalah teknik membuat humor dengan memperlakukan
hal-hal yang seenaknya secara serius atau hal-hal yang serius secara seenaknya. Sebagai contoh:
Keanehan Pesawat Terbang
1. Tidak memerlukan kaca spion samping dan persneling mundur.
2. Tempat duduk dilengkapi dengan ikat pinggang, jadi sangat cocok
bagi Anda yang pergi belum sempat makan.
e. Perilaku Aneh Para tokoh
Sesuai dengan teori superioritas, kita memperoleh kesenangan bila kita melihat hal-hal yang ganjil atau menyimpang pada perilaku orang lain.
Tentu saja kesenangan kita itu menjadi luar biasa, bila objek yang kita tertawakan itu adalah orang-orang besar.
Tidak selalu kelucuan itu berasal dar i “cacat”, tokoh-tokoh besar
itu boleh jadi kelucuan itu timbul dari kehebatan mereka dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya, kisah Edison berikut ini:
“Dalam suatu pertemuan untuk menghormati penemuan mesin bicara gramofon dari Edison, seseorang memperkenalkan siapa
Edison. Pidato pengantarnya sangat panjang dan bertele-tele. Para pendengar melihat bahwa pembicara sepert ini tidak bisa
berhenti dalam bahasa komputer, ia tidak bisa exit. Setelah pemberi pengantar, Edison berpidato. Ia memulai pidatonya
dengan berkata, “Saya menghaturkan terima kasih kepada bapak pembicara terdahulu atas pujiannya. Tetapi saya ingin
memberikan koreksi. Tuhanlah yang menciptakan mesin bicara. Saya hanyalah orang yang pertama kali menemukan mesin bicara
yang bisa disuruh diam”. f.
Perilaku Orang Aneh Perilaku bangsa-bangsa yang aneh atau orang-orang aneh selalu
dijadikan bumbu-bumbu humor. Tetapi penggunaannya dalam pidato rekreatif ceramah rekreatif harus dilakukan sangat hati-hati. Bila kita
agak ceroboh, kita bisa dihukum karena SARA. Sebagai Contoh: “Abdurrahman Wahid pernah memberi kata pengantar untuk
Mati Ketawa Cara Rusia. Seperti judulnya buku itu berisi guyonan Rusia. Tetapi Gus Dur mempunyai perbendaharaan humor yang
kaya, mencakup berbagai bangsa. Ia sendiri sebetulnya orang aneh.
Karena itu, saya hanya ingin bercerita tentang dirinya saja. Ia mempunyai anak yang belajar di Fakultas Psikologi. Ketika ditanya
mengapa anak kiyai belajar psikologi psikologi klinis lagi, Gus Dur menjawab, “Di NU banyak yang gendeng”. Saya bertanya
lagi.”Apakah bukan karena ia ingin berkhidmat pada bapaknya?.” g.
Belokan Mendadak
Teknik ini dirumuskan Monroe sebagai berikut: bawalah khalayak Anda untuk meyakini bahwa akan berbicara yang biasa: kemudian
katakanlah sebaliknya. Sebagai contoh: “Sekali waktu saya mengambil program S3 doctor di UNPAD.
Saya menghadiri kuliah dengan rajin, di samping mengajar mahasiswa S2. Saya sangat dekat dengan para profesor dan pimpinan Fakultas
Pascasarjana. Otak saya juga rasanya lumayan. Karena itu, setelah bekerja keras selama bertahun-tahun, saya mendapat hasil yang membahagiakan.
Saya di-DO. Kata terakhir ini disebut dengan istilah belokan mendadak
”. h.
Puns
Puns adalah teknik mempermainkan kata-kata yang mempunyai makna ganda. Jalaludin Rakhmat pernah memberikan contohnya pada kata
“conceive” dan “deliver” dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia, kita memiliki banyak sekali kata yang seperti itu. Perhatikan kalimat-
kalimat dibawah ini: Pemilu betul-betul membuat saya pilu.
Saya menolak dia karena pertimbangan kepribadian. Ia tidak mempunyai kendaraan pribadi, sopir pribadi, perusahaan
pribadi, rumah pribadi.