konsep EVA berorientasi pada kinerja operasional akan tetapi sangat berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategi perkembangan portofolio
perusahaan. Dengan demikian konsep EVA mampu mendorong manajer untuk
memaksimumkan EVA jika ingin meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu sebagai pengukur kinerja perusahaan, EVA juga secara langsung menunjukkan
seberapa besar perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal, hal ini juga berkaitan dengan meningkatnya kesadaran manajer bahwa tugasnya adalah
untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta meningkatkan nilai pemegang saham dan bukannya untuk mencapai tujuan lain.
2.6.1. Net Operating Profit After Tax NOPATLaba Bersih Setelah pajak
sebagai Komponen EVA
Menurut pendekatan operasional, NOPAT merupakan laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setalah dikurangi pajak penghasilan. Sedangkan
menurut pendekatan keuangan, NOPAT didapat dari laba bersih setelah pajak ditambah beban bunga. Perhitungan NOPAT tidak mengikutsertakan kegiatan
operasional rutin perusahaan yang tidak ada keterangan jelas dalam catatan laporan keuangan Tunggal dalam Budiharti, 2006.
2.6.2. Cost of Capital COCBiaya Modal sebagai Komponen EVA
Semua sumber dana yang digunakan perusahaan baik berasal dari hutang maupun modal sendiri ekuitas yang digunakan untuk investasi atau
membiayai operasional perusahaan dikenakan suatu biaya disebut modal. Baik hutang maupun modal sendiri memiliki biaya modal. Hanya saja kalau dalam
modal sendiri biaya tersebut bersifat implicit atau opportunistic, sedangkan untuk hutang yang bersifat eksplisit karena memang benar-benar dikeluarkan oleh
perusahaan dalam bentuk pembayaran bunga. Biaya tersebut harus mencerminkan rata-rata tertimbang berbagai sumber dana yang digunakan Husnan dalam
Budiharti, 2006. Total biaya modal menunjukan besarnya tingkat dari pengembalian
yang diharapkan oleh penyedia dana atas modal yang diinvestasikan perusahaan. Besarnya kompensasi tergantung pada tingkat resiko perusahaan yang
bersangkutan. Semakin tinggi tingkat resiko perusahaan, maka semakin tinggi
pula tingkat pengembalian yang dituntut oleh investor Utama dalam Budiharti, 2006.
Weighted Average Cost of Capital WACC Biaya Modal Rata- Rata Tertimbang
Biaya modal rata-rata tertimbang WACC adalah tingkat pengembalian minimum yang dibobot berdasarkan proporsi masing-masing instrument
pembiayaan dalam struktur permodalan perusahaan yang harus dihasilkan perusahaan untuk memenuhi ekspektasi kreditor dan pemegang saham.
Pembobotan perlu karena setiap bentuk pembiayaan yang berbeda baik jangka pendek maupun jangka panjang tidak sama resikonya bagi investor. Maka tiap-
tiap bentuk pembiayaan yang dipergunakan perusahaan bermacam-macam, ettapi secara umum dapat diklasifikasikan dalam dua bagian besar yaitu hutang dan
ekuitas Tunggal dalam Budiharti 2006. Menurut Rousana dalam Budiharti 2006, WACC terdiri dari
komponen biaya hutang dan biaya ekuitas. Biaya hutang Kd adalah rate yang harus dibayar perusahaan di dalam pasar sekarang untuk mendapatkan hutang
jangka panjang yang baru. Biaya hutang terjadi pada perusahaan akibat adanya penggunaan dana pinjaman. Hutang disini mencakup semua hutang baik jangka
pendek maupun jangka panjang yang di dapat dari kelompok di luar perusahaan. Perusahaan memiliki beberapa paket surat hutang dengan beban bunga
yang beragam dan cara tepat menghitungnya adalah secara tertimbang weighted. Adanya pembayaran bunga oleh perusahaan akan mengurangi besarnya
pendapatan kena pajak, maka Kd harus dikoreksi dengan factor 1-T, dengan T adalah tingkat pajak yang dikenakan. Hal tersebut serupa dengan pernyataan
Brigham dan Houston 2001 yang menyatakan bahwa adanya biaya bunga yang wajib dibayarkan dikurangi dengan penghematan pajak yang timbul. Bunga dalam
perhitungan pajak ini bersifat tax deductible sehingga dikalikan dengan 1-T, dimana T adalah tariff pajak marjinal dari perusahaan.
Sedangkan biaya ekuitas Ke adalah biaya yang timbul akibat investor menyerahkan dananya berupa ekuitas kepada perusahaan. Mereka berhak untuk
mendapatkan pembagian deviden di masa mendatang sekaligus berkedudukan sebagai pemilik parsial perusahaan tersebut. Besarnya deviden tidak ditentukan
pada saat investor menyerahkan dananya, tetapi bersifat tidak tentu tergantung pada kinerja perusahaan tersebut di masa yang akan dating. Hal ini sangat berbeda
dengan modal hutang yang sudah memperhitungkan kepastian tingkat suku bunga yang disetujui. Untuk menghitung Ke perlu pendekatan berdasarkan return yang
diharapkan oleh pemegang saham. Untuk itu harus berdasarkan nilai pasar yang berlaku dan bukan nilai buku.
Struktur Modal
Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi financial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka
panjangdan modal sendiri yang menjadi pembiayaan suatu perusahaan. Kebutuhan dana untuk memperkuat struktur modal suatu perusahaan dapat bersumber dari
internal dan ekternal, dengan ketentuan sumber dana yang dibutuhkan tersebut bersumber dari tempat-tempat yang dianggap aman safety position dan jika
dipergunakan memiliki nilai dorong dalam memperkuat struktur modal keuangan perusahaan. Dalam artian ketika dana tersebut dipakai untuk memperkuat struktur
modal perusahaan, maka perusahaan mampu mengendalikan modal tersebut secara efektif dan efisien serta tepat sasaran Fahmi, 2011.
Invested Capital IC Modal yang Diinvestasikan
Menurut Tunggal dalam Budiharti 2006, Invested Capital IC adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan di luar pinjaman jangka pendek tanpa bunga
atau non interest bearing liabilities. Yang termasuk dalam kategori non interest bearing liabilities yaitu hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang
pajak dan uang muka pelanggan. Ada dua cara untuk menentukan IC, yaitu dengan pendekatan
operasional dan pendekatan keuangan. Menurut pendekatan operasional, IC diperoleh dari penjumlahan aktiva tetap, kas dan working capital requirement,
yaitu total aktiva dikurangi hutang dagang dan hutang beban lainnya. Sedangkan menurut pendekatan keuangan, IC diperoleh dari penjumlahan interest bearing
liabilities pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dengan ekuitas pemegang saham.
Adapun teori-teori yang telah dijelaskan tersebut sebelumnya memiliki hubungan antara satu dengan lainnya. Secara ringkas dapat digambarkan dalam
Gambar 2.
22
Gambar 2. Bagan Economic Value Added EVA
EVA
NOPAT COC
IC WACC
Asset
Hutang Beban
Proporsi Hutang Wd
Biaya Hutang Kd
Proporsi Investasi Thdp Modal We
Tingkat Pengembalian Ke
Hutang Biaya Bunga
Ekuitas Laba Bersih
2.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan