KERANGKA PEMIKIRAN Integrating Forest Resource and Carbon Accounting into the Calculation of Gross Regional Domestic Product of Forestry Sector of Blora Regency

17 lain-lain dibandingkan modal yang diberikan oleh alam natural made kapital seperti kerusakan hutan, penurunan mutu lingkungan, pencemaran air, dan lain-lain. c PDBPDRBPDRB konvensional tidak merefleksikan barang dan jasa yang diberikan oleh sumber daya alam dan lingkungan hidup karena tidak tercatat di mekanisme pasar Sumberdaya hutan memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian di samping mengahasilkan kayu dan hasil hutan lain yang memiliki harga pasar, hutan juga mengahasilkan jasa lingkungan seperti manfaat dari fungsi pengaturan air, penahan erosi dan sedimentasi, penyerapan dan penyimpanan karbon dan manfaat lain yang dikelompokan sebagai nilai bukan guna tidak langsung indirect use value.Sumbangan sektor kehutanan terhadap penciptaan pendapatan daerah dihitung dari nilai hasil hutan yang diektraksi atau dipanen di mana produk tersebut memiliki harga pasar, sedangkan aliran manfaat yang tidak memiliki harga pasar tidak diperhitungkan. Sebagaimana dibahas sebelumnya bahwa perhitungan PDRB yang demikian itu memiliki kelemahan untuk mengukur kontribusi sebenarnya dari sumberdaya hutan karena tidak diketahui apakah dengan nilai ouput yang disumbangkan tersebut terjadi pengurangan stok dan penurunan kualitas lingkungan atau tidak sehingga tidak dapat dipastikan mengenai keberlanjutannya. Penelitian ini mengadopsi dan mengaplikasikan kerangka kerja akuntansi sumberdaya alam NREA=Natural Resources and Environmental Accounting untuk mengukur kontribusi sektor kehutanan terhadap perekonomian di Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah. Penelitian berupaya untuk mengkoreksi kontribusi sektor kehutanan dalam pembentukan PDRB dengan memasukkan nilai akumulasi neto stok kayu dan sediaan karbon di dalam hutan. Gambar 3.1 Diagram Alir Kerangka Pikir Penelitian

4. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi mempertimbangkan Kabupaten Blora memiliki kawasan hutan yang paling luas dan produksi kayu terbesar, terutama kayu jati di Pulau Jawa. Dari sisi kontribusi terhadap PDRB Kabupaten, sebagaimana dipaparkan pada Bab I, pangsa sektor kehutanan terhadap PDRB Kabupaten Blora relatif besar, rata-rata sebesar 14. Namun demikian di samping besarnya potensi dan kontribusi sumberdaya hutan, kabupaten Blora juga mengalami permasalahan degradasi sumberdaya hutan. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan September 2012.

4.2 Jenis, Sumber dan Teknik Pengambilan Data

Penelitian menggunakan data sekunder yang sudah dikumpulkan atau dipublikasikan oleh berbagai instansi yaitu Perum Perhutani, Dinas Kehutanan Kabupaten Blora, Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Tengah dan Badan Pusat Statistik. Data utama yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil inventariasi menyeluruh berkala untuk penyusunan rencana pengelolaan tegakan pada awal jangka tahun 2003 dan hasil inventarisasi tegakan untuk evaluasi potensi tegakan tahun 2010, 2. Luas dan volume pemanenan menurut jenis kayu 3. Kerusakan dan kehilangan tegakan akibat gangguan keamanan, kebakaran hutan dan bencana alam 4. Harga jual dan biaya produksi kayu tebangan 5. Statistik Produk Domestik Bruto Kabupaten Blora menurut harga berlaku maupun harga konstan 6. Harga karbon merupakan benefit transfer dari hasil penelitian yang sudah ada. 20 Tabel 4.1 Matriks Tujuan Penelitian, Jenis dan Sumber Data Tujuan Penelitian Jenis Data yang diperlukan Sumber data 1. Menyusun neraca tegakan dan karbon yang merupakan ikhtisar persediaan volume tegakan dan karbon beserta perubahannya 1. Luas dan Klasifikasi Hutan 2. Sediaan Tegakan Berdasarkan Hasil Inventarisasi Berkala 3. Luas Penanaman 4. Luas dan Volume pemanenan menurut jenis kayu 5. Pertumbuhan Tegakan 6. Perubahan Hutan untuk penggunaan lain 7. Kerusakan Tegakan Akibat Pencurian, Kebakaran Dan Penggembalaan 8. Kerapatan Kayu Menurut Jenis Kayu Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Perum Perhutani 2. Mengestimasi Nilai moneter sediaan volume tegakan dan karbon beserta nilai depresiasi sumberdaya hutan sebagai salah satu bentuk kapital alami 1. Biaya Pembangunan Tegakan menurut Jenis Kayu 2. Biaya Ektraksi Menurut Jenis Kayu 3. Harga Jual Kayu 4. Biaya Sosial Akibat Emisi Karbon Perum Perhutani Benefit Transfer untuk Harga Karbon 3. Mengestimasi konstribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Kabupaten Blora yang berkelanjutan dengan memasukkan nilai deplesi tegakan dan degradasi kemampuan hutan dalam menyimpan karbon 1. Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap PDRB 2. PDRB Kabupaten Blora Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan BPS Kabupaten Blora

4.3 Metode Analisis

Dua parameter yang mencirikan pemanfaatan sumberdaya alam, yakni persediaan stock dan arus flow. Arus sumberdaya alam didefinisikan sebagai jumlah pengurangan atau penambahan terhadap persediaan di alam lokasi tertentu selama periode waktu tertentu, sedangkan persediaan stock sumberdaya alam adalah jumlah unit SDA yang tersedia di alam lokasi tertentu pada suatu saat waktu tertentu. Apabila S t+1 adalah jumlah persediaan sumberdaya alam pada saat akhir periode t tertentu, A t adalah penambahan neto selama periode t terhadap stock, serta D t adalah pengurangan stok selama periode t, maka hubungan antara arus dan persediaan tersebut oleh Repetto 1989 dinyatakan dalam suatu identitas sebagai: 1 t t t t D A S S     2 Dengan demikian, persediaan pada akhir tahun tertentu adalah juga merupakan persediaan awal tahun berikutnya. Hubungan identitas inilah yang mendasari perumusan aljabar akunting sumberdaya alam termasuk sumberdaya hutan. Berdasarkan persamaan identitas sebagaimana ditunjukkan pada persamaan 2 selanjutnya akan dijabarkan ke dalam a NeracaAkun Fisik Tegakan, b NeracaAkun Fisik Karbon, c NeracaAkun Moneter Tegakan dan d NeracaAkun Moneter Karbon.