13
perekonomian dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah baik menurut sektor maupun secara total.Namun sesungguhnya tidak demikian karena sumberdaya
alam yang hilang karena ekploitasi deplesi dan penurunan kualitas lingkungan degradasi akibat kegiatan perekonomian itu sendiri belum diperhitungkan
sebagai nilai kerugian yang harus dibayar.
2.7 Penelitian Sebelumnya
Foy 1991 melakukan studi mengenai nilai deplesi sumberdaya minyak sebagai komponen Produk Domestik Regional Bruto negara bagian Lousiana,
Amerika Serikat selama periode waktu tahun 1963-1987. Kajian Foy berupaya untuk membandingkan secara kuantitatif pengaruh penggunaan metode
pengurangan rente total yang dikembangkan oleh Repetto et.al 1989 dan metode penerimaan berkelanjutan atau metode biaya penggunaan user cost
method yang diajukan oleh El Serafy 1989. Hasil studi Foy menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto negara bagian Lousiana, Amerika
Serikat berkurang sebesar 3,3 dengan metode pengurangan rente total dan berkurang sebesar 13,8 dan 8,7 dengan menggunakan metode El Seraffy pada
tingkat diskonto 5 dan 10. Hasil studi ini berkebalikan dengan dugaan secara intuisi yang menyatakan bahwa dengan metode El Serafi pengurangannya akan
lebih rendah dibandingkan dengan metode Repetto.Foy berargumen bahwa adanya hasil yang berlawanan tersebut disebabkan oleh 2 faktor, yaitu: i dengan
metode pengurangan rente total akan memberikan hasil yang besar yang dihasilkan dari penilaian terhadap penambahan cadangan ekonomis, ii metode
pengurangan rente total melibatkan perhitungan selama daur hidup life cycle dari sumberdaya yang bersangkutan, sedangkan pada metode El Serafy hanya
melibatkan perhitungan penerimaan bersih dalam tahun berjalan, yaitu penerimaan total dikurangi dengan nilai faktor input termasuk penggantian untuk
konsumsi kapital
Repetto et. al 1989 membahas pertanyaan bagaimana deplesi
sumberdaya alam dapat mempengaruhi perkiraan pendapatan nasional Indonesia. Metode yang dipergunakan oleh Reppetto et al 1989 meliputi penyusunan akun
stock dan flow sumberdaya alam sepanjang waktu yang secara khusus disusun akun untuk sumberdaya hutan kayu, minyak dan sumberdaya tanah. Studi
Repeto et al 1989 mengukur besaran agregat untuk penyesuaian perekonomian Indonesia dari tahun 1971 sampai dengan 1984. Hasil studi menunjukkan bahwa
GDP perekonomian Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 7 per tahun selama periode 1971 sampai 1984, dengan memperhitungkan deplesi sumberdaya alam,
koreksi pertumbuhan GDP adalah sebesar 4.
Gundimeda et al 2007 melakukan studi mengenai akuntansi sumberdaya alam di India dengan mengambil contoh kasus untuk sumberdaya hutan. Dalam
studinya Gundimeda et al 2007 menganalisis empat komponen dalam pembentukan nilai sumberdaya hutan, yaitu: produksi kayu, penyimpanan
karbon, pemanfaatan kayu bakar dan hasil hutan bukan kayu. Nilai aset hutan yang berupa kayu dan kayu bakar dinilai dengan metode net price, sedangkan
penilaian rosot karbon carbon sink didasarkan pada pendekatan biaya kerusakan
14
marjinal sosial marginal social damage yang dikembangkan oleh Atkinson dan Gundimeda 2006.Penilaian hasil hutan bukan kayu dilakukan dengan dua
pendekatan. Pendekatan pertama adalah nilai royalti yang dibebankan kepada pemanfaat dan pendekatan kedua dengan opportunity cost atau biaya imbangan
yang diperlukan mengumpulkan hasil hutan bukan kayu tersebut.Hasil studi menunjukkan bahwa akumulasi neto dari deplesi sumberdaya hutan adalah
sebesar -1,05 dari GDP untuk kayu dan -0,31 dari GDP untuk karbon.Sedangkan untuk kayu bakar dan hasil hutan bukan kayu tidak
dimasukkan ke dalam perhitungan terhadap GDP, namun ditunjukkan besarnya nilai ekonomi yang disumbangkan oleh keduanya terhadap pendapatan rumah
tangga masyarakat.
Goio et al 2007 melaporkan hasil studinya mengenai integrasi nilai sumberdaya hutan ke dalam perhitungan pendapatan regional untuk propinsi
Trento, Italia. Dalam studinya Goio, et al, mengestimasi nilai manfaat hutan yang tidak memiliki harga pasar, yaitu: nilai bentang lahan nilai rekreasi alami, nilai
penambatan karbon dan nilai perlindungan hidrogeologis. Hasil studi menunjukkan bahwa dengan memasukkan semua nilai manfaat dari hutan,
kontribusi sektor kehutanan meningkat dari semula 25 juta euro per Ha hanya memasukkan nilai manfaat kayu yang dipanen menjadi sebesar 136 juta euro per
Ha.
Hasan dan
Ngwenya 2006
mengembangkan studi
untuk mengintegrasikan kerangka kerja akuntansi sumberdaya hutan yang bertujuan
untuk memberikan koreksi terhadap ukuran kesejahteraan dan kinerja ekonomi konvensional yang diturunkan dari System of National Account SNA, yaitu
Gross Saving di negara Swaziland. Dalam studinya Hasan dan Ngwenya memasukkan perubahan nilai aset tegakan kayu dan nilai manfaat penyimpanan
karbon di kawasan hutan untuk menghasilkan indikator yang disebut net saving atau geunine saving Kapitalisasi nilai aset tegakan dinilai dengan tiga pendekatan
yaitu : Change in Value CAV Method, Net Price Method NP dan El Seraffy User Cost Method ESUC.Sedangkan untuk perubahan penyimpanan karbon
diestimasi dengan pendekatan model dinamik densitas penyimpanan karbon yang dikembangkan oleh Hassan 2000. Nilai satuan karbon yang dipergunakan
diperoleh dari hasil studi yang dilakukan oleh orang lain, sehubungan dengan Swaziland belum memiliki estimasi untuk nilai karbon yang tersimpan di dalam
hutan. Berdasarkan pendekatan tersebut, temuan-temuan penting yang dihasilkan dari studi tersebut adalah: a rata-rata akumulasi neto dari stok tegakan
meningkatan rata-rata net saving Swaziland sebesar 56 b penyimpanan karbon menyumbangkan rata-rata tambahan terhadap net saving sebesar 36,
selama periode waktu dari tahun 1988 sampai dengan 1999.
Suparmoko 2008
melakukan studi
yang bertujuan
untuk mengembangkan ukuran yang dapat dipercaya yang dapat digunakan sebagai
indikator terhadap pembangunan ekonomi daerah. Ukuran tersebut dikenal dengan Produk Domestik Regional Bruto Ramah Lingkungan dengan kasus
sektor kehutanan. Dalam studinya Suparmoko memasukkan nilai deplesi sumberdaya hutan dan degradasi lingkungan akibat penebangan hutan di
Kabupaten Blora selama periode tahun 2002 sampai dengan 2004. Nilai deplesi