Pengertian Deplesi, Degradasi dan Depresiasi Kapital Alami

11 kepada indeks harga konsumen yang berlaku untuk setiap komoditi sumber daya alam Fauzi dan Anna 2004.

2.5 Akuntansi Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Akuntansi sumberdaya alam dan lingkungan muncul dari adanya kebutuhan untuk memahami secaralebih baik mengenai hubungan antara sistem manusia, sosial dan ekonomi serta patrimoni alami. Hubungan tersebut terdiri dari penyediaan berbagai jasa lingkungan untuk manusia dalam bentuk: 1 barangjasa konsumtif yang pada umumnya merupakan sumberdaya yang dipasarkan sumberdaya biologis dan sumberdaya tidak pulih,2 jasa asimilasi yang umumnya dicirikan dengan ketiadaan pasar atau pasar yang tidak lengkap,3 sumberdaya kualitas lingkungan, di mana beberapa di antaranya sangat penting bagi kehidupan manusia tetapi hanya sedikit yang memiliki kejelasan hak kepemilikan dan pasar. Kerangka kerja akuntansi sumberdaya alam memiliki dua tujuan dalam menyusun struktur guna penyediaan informasi mengenai penggunaan sumberdaya alam. Tujuan pertama adalah untuk mengkoreksi kelemahan SNA yang merupakan versi kerangka kerja yang disusun oleh PBB pada tahun 1968 dan sampai sekarang masih tetap digunakan, terutama pada perolehan pendapatan income yang berasal dari konsumsi sumberdaya alam dan jasa lingkungan lain yang tidak berkelanjutan. Tujuan yang kedua adalah semata-mata untuk menyediakan informasi dan tidak ditujukan sebagai komponen dari akuntansi ekonomi makro yang diperluas Sejak dikeluarkan SNA pada tahun 1968, perhatian diarahkan menuju evaluasi indikator ekonomi makro, khususnya GDP dan GNP. Inti dari perdebatan terletak pada kecukupan ukuran tersebut GDP dan GNP sebagai indikator kemakmuran ekonomi economic well being. Salah satu kelemahan mendasar terkait dengan kegagalan indikator agregat untuk mencerminkan kontribusi input lingkungan terhadap output ekonomi dan kegagalan untuk merefleksikan implikasi terhadap kesejahteraan generasi mendatang karena penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas perekonomian. Mayoritas upaya yang dilakukan untuk merevisi perlakuan deplesi sumberdaya alam dan degradasi lingkungan dalam akun ekonomi makro dicurahkan terhadap pendekatan akun satelit yang mana di dalamnya penciptaan pendapatan dan konsumsi kapital di mana aset alami yang bersangkutan harus dibedakan secara eksplisit. Kerangka kerja akuntansi sumberdaya alam dan lingkungan dirancang untuk memonitor pemanfaatan sumberdaya alam oleh manusia. Secara umum kerangka kerja tersebut mencakup serangkaian pengujian dari tiga fungsi utama lingkungan alami yang terkait dengan populasi manusia, yaitu: a Penyediaan barang konsumsi, umunya sumberdaya alam yang dipasarkan sebagai input pada produksi ekonomi b Kemampuan asimilasi alami atau penguraian limbah c Penyediaan barang non konsumsi, umumnya berupa sumberdaya kualitas lingkungan yang tidak dipasarkan. 12 Kerangka kerja akuntansi sumberdaya alam umumnya mencatat stock dan flow dari sumberdaya dan laju pemanenan. Untuk sumberdaya biologis, ektraksi yang melebihi laju penggantian alami diklasifikasikan sebagai deplesi. Dalam struktur akuntansi yang memusatkan pada integrasi akun sumberdaya dengan SNA, nilai deplesi tersebut dapat diestimasi dengan menggunakan sejumlah metode dan koreksi terhadap akun pendapatan dapat dilakukan sebagai contoh, Peskin 1989.Untuk sumberdaya alam tidak pulih, semua bentuk ektraksi atau pengambilan merupakan deplesi meskipun cadangan ekonomis dapat meningkat melalui penambahan atau penemuan dan penyesuaian harga.

2.6 Green Accounting Sebagai Penyesuaian Ukuran Agregat Makroekonomi

Produk Domestik Bruto PDB Hijau atau yang sering juga disebut dengan Green NDP atau Eco Domestic Product merupakan agregasi makroekonomi yang disesuaikan adjusted macroeconomic aggregate yang paling popular di bawah kerangka kerja akuntansi hijau green accounting. PDB hijau sebenarnya merupakan PDB konvensional yang dikurangi dengan semua bentuk depresiasi kapital kapital buatan, kapital alami dan kapital insani. Dengan menggunakan standar kerangka kerja SEEA System of Environmental and Economic yang dikembangkan oleh PBB, Eco Domestic Product didefinisikan sebagai PDB dikurangi dengan depresiasi kapital depresiasi dari aset tetap dan biaya lingkungan Alisjahbana dan Yusuf 2004. Sebagaimana halnya PDB konvensional dan pertumbuhannya yang menjadi sangat populer sebagai indikator untuk mengukur kinerja makroekonomi, PDB hijau juga merupakan indikator yang populer sebagai ukuran agregat makroekonomi hijau. PDB hijau telah dikaitkan dengan pembangunan berkelanjutan. Vincent dan Castaneda 1997 menyatakan bahwa PDB hijau dapat memprediksi dampak dari deplesi sumberdaya alam terhadap kemungkinan konsumsi jangka panjang di suatu negara dengan melihat apakah kecenderungan nilai PDB hijau mengalami kenaikan atau penurunan. Produk Domestik Regional Bruto Hijau sebenarnya merupakan perkembangan dari Produk Domestik Regional Bruto yang konvensional yang disebut juga sebagai Produk Domestik Regional Bruto Coklat. Dalam perhitungan PDRB konvensional tersebut aktivitas perekonomian yang dimasukkan ke dalamnya hanyalah output atau produk yang diperdagangkan dan memiliki harga pasar, sedangkan faktor sumberdaya alam dan lingkungan masih diabaikan peranannya. Suparmoko 2008 menyatakan bahwa pada dasarnya PDRB merupakan seluruh jumlah nilai barang dan jasa akhir final product yang dihasilkan dari kegiatan perekonomian daerah propinsi,kabupatenkota dalam waktu satu tahun. Dalam konsep PDRB konvensional tidak diperhitungkan dimensi sumberdaya alam dan lingkungan, artinya hilangnya nilai sumberdaya alam dan kerusakanlingkungan tidak diperhitungkan sebagai bentuk pengurangan kapital. Sebagai akibatnya maka nilai PDRB konvensional tersebut hanya mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang belum dikurangi penyusutan kapital alami yaitu kapital sumberdaya alam dan lingkungan alami. Nilai PDRB konvensional yang dihasilkan dianggap memberikan gambaran struktur