Neraca Sediaan Karbon Tersimpan di Hutan
40
mengikuti dengan perubahan volume tegakan yang ada, sehingga akun-akun yang terdapat dalam neraca karbon juga sama dengan akun yang ada dalam neraca
volume tegakan.
Tabel 5.13 Neraca Akumulatif Karbon Tersimpan di Dalam Hutan Menurut Jenis Tegakan di Kabupaten Blora Tahun 2003-2010
Uraian
Kuantitas Karbon tC
Jati Mahoni
Sonokeling RBC
Jumlah
Stok Awal 915.906,38
24.998,75 4.807,27
21.031,95 966.744,35
Perubahan Karena Kegiatan Perekonomian: -
Pemanenan 204.889,30
4.690,47 2.059,59
7.369,88 219.009,24
Pencurian dan Perusakan hutan 12.716,41
320,6 33,93
294,07 13.365,02
Penggembalaan 1.120,00
29,54 2,99
25,9 1.178,43
Perubahan Karena Penyebab Alami: -
RiapPertumbuhan 170.763,88
16.737,23 2.578,18
5.589,09 195.668,38
Bencana Alam 984,77
25,98 2,63
22,77 1.036,15
Perubahan Karena Penyebab Lain: -
Kebakaran hutan 7.192,55
189,73 19,19
166,33 7.567,80
Lain-lain dan penyesuaian 91.280,43
16.207,74 3.216,63
970,57 111.675,37
Perubahan Neto -147.419,57
-4.726,85 -2.756,78
-3.260,43 -158.163,63
Stok Akhir 768.486,80
20.271,90 2.050,50
17.771,52 808.580,72
Sumber: Rekapitulasi Lampiran 6
Sebagaimana halnya dalam neraca volume tegakan, perubahan neto karbon tersimpan dalam bentuk biomassa pohon juga menunjukkan besaran yang sama, di mana
perubahan neto yang terbesar adalah untuk jenis tegakan jati 94,01 dan sisanya sebesar 5,99 terrdistribusi pada jenis tegakan yang lain.
Sebagaimana dijelaskan pada Bab Metode Penelitian bahwa pendugaan kandungan karbon yang ada di
hutan dihitung setengah dari berat biomassa pohon. Berat biomassa pohon penyusun tegakan hutan dihitung dengan menggunakan perkalian antara
kerapatan kayu wood density dengan volume kayu batang. Dengan demikian kandungan karbon yang tersimpan di dalam tegakan hutan memiliki kaitan secara
langsung dengan volume tegakan.
Tabel 5.14 Ringkasan Tahunan Neraca Sediaan Karbon di Dalam Hutan
Tahun Stok Awal
tC Stok Akhir
tC Perubahan Neto
tC 2003
966.744,35 950.893,47
15.850,88 2004
950.893,47 923.906,82
26.986,65 2005
923.906,82 898.392,35
25.514,47 2006
898.392,35 876.980,15
21.412,20 2007
876.980,15 855.161,91
21.818,25 2008
855.161,91 839.363,18
15.798,73 2009
839.363,18 826.205,32
13.157,86 2010
826.205,32 808.580,72
17.624,59 Jumlah
158.163,62
Sumber Rekapitulasi Lampiran 6
Total perubahan stok karbon yang tersimpan di dalam hutan selama jangka waktu 2003-2010 adalah sebesar 158.163,63 tC, atau rata-rata setiap tahun
41
terjadi pengurangan sebesar 19.770,45 tCtahun.Perubahan yang terjadi sebagai akibat kegiatan perekonomian yang mencakup pengurangan sediaan karbon
karena pemanenan, kerusakankehilangan tegakan karena pencurian dan akibat penggembalaan mencapai 233.525,69 tC atau 24,16 dari stok awal karbon
tersimpan di dalam hutan.
5.4 Neraca Moneter Tegakan dan Karbon Tersimpan di Hutan 5.4.1 Neraca Moneter Tegakan
Sebelum menyusun neraca moneter yang merupakan ikhtisar persediaan sumber daya hutan dan perubahannya dalam bentuk moneter dalam suatu periode
waktu tertentu, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung rente sumberdaya per unitnya unit rent terlebih dahulu. Unit rent adalah nilai rente
ekonomi dibagi dengan jumlah volume kayu untuk tiap-tiap jenis tegakan yang ada. Rente ekonomi adalah nilai produksi dikurangi biaya produksi dan laba
layak perusahaan.
Unit rent merupakan pengurangan antara harga jual dengan biaya
marjinal untuk menghasilkan suatu komoditas atau produk tertentu. Data mengenai biaya marjinal untuk menghasilkan produk kayu atau tegakan
merupakan hal yang sulit untuk ditemukan dan oleh karenanya biaya rata-rata atau average cost dipergunakan sebagai pengganti untuk biaya marjinal
marginal cost tersebut. Data unit rent tidak tersedia secara langsung dan oleh karenanya harus dihitung tersendiri. Suparmoko 2008 menyatakan bahwa
rumus untuk mencari unit rent adalah sebagai berikut:
i i
i i
L C
H P
di mana:
i
P : unit rent untuk suatu jenis tergakan i
i
H : Harga jual untuk jenis tegakan i
i
C : Jumlah semua biaya yang diperlukan untuk menghasilkan tegakan i
i
L : Laba atau keuntungan untuk jenis tegakan i
Tabel 5.15 Unit Rent Tegakan Jati, Mahoni, Sonokeling dan Rimba Campur
Jenis Tegakan Unit Rent Rpm
3
2003 2004
2005 2006
1. Jati 1.003.138
1.042.113 1.105.104
1.183.322 2. Mahoni
421.165 437.528
463.975 496.814
3. Sonokeling 552.875
574.355 609.073
652.182 4. Rimba Campur
122.010 126.751
134.412 143.926
42
Tabel 5.15 lanjutan
Jenis Tegakan Unit Rent Rpm
3
2007 2008
2009 2010
1. Jati 1.240.639
1.359.903 1.446.397
1.572.000 2. Mahoni
520.879 570.951
607.266 660.000
3. Sonokeling 683.772
749.504 797.175
866.400 4. Rimba Campur
150.897 165.403
175.923 191.200
Sumber: Buku Sub Sistem Keuangan dan Tarif Upah KPH Randublatung Tahun 2003-2010,
data diolah
Berdasarkan tabel 5.15 di atas maka rata-rata unit rent dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2010 tertinggi dimiliki oleh tegakan jenis jati yaitu sebesar
R1.244.077m
3
berikutnya adalah jenis sonokeling dan sonobrit sebesar Rp 685.667m
3
, jenis mahoni sebesar Rp 522.322m
3
dan unit rent yang paling rendah adalah untuk jenis rimba campur sebesar Rp 151.315m
3
. Unit rent untuk masing-masing jenis sebagaimana ditampilkan pada tabel 5.15 di atas merupakan
nilai rata-rata dari keseluruhan kelas diameter sortimen, kelas panjang dan kelas kualitas.
Komponen biaya yang diperhitungkan untuk perhitungan unit rent mencakup 5 komponen biaya yaitu : a Biaya produksi yang mencakup biaya
perencanaan, biaya penanamanreboisasi, biaya pemeliharaan dan pembinanaan hutan, biaya pengendalian kebakaran dan keamanan hutan,biaya pemungutan
hasil hutan, biaya pemeliharaan saranaprasarsana, biaya penyusutan aktiva tetap dan biaya produksi kayu tebangan lainnya, b Biaya Lingkungan yang mencakup
biaya pengelolaan lingkungan dan biaya pemantauan lingkungan, c Biaya Sosial yang meliputi biaya pengelolaan sosial dan pemantauan sosial, d biaya umum
dan admisnistrasi yang mencakup biaya gaji, biaya perjalanan dinas, biaya diklat, biaya kantor, e Kwajiban Finansial kepada negara yang mencakup pembayaran
Provisi Sumberdaya Hutan PSDH dan Pajak Bumi dan Bangunan PBB. Apabila dianalisis lebih lanjut,maka dalam perhitungan unit rent untuk tiap-tiap
jenis tegakan terdapat 3 tiga komponen utama yang mencakup:
a Biaya yang diperlukan untuk membangun tegakan sampai tegakan tersebut mencapai umur rotasinya atau yang disebut dengan stumpage
cost b Biaya untuk mengektraksi tegakan yang mencakup biaya pemanenan,
pengangkutan dan pemasaran harvesting, transportation and marketing cost
c Harga jual kayu selling price, yang merupakan harga penjualan kayu untuk tiap-tiap jenis di lokasi tertentu log yard. Lokasi penjualan kayu
di Perum Perhutani disebut dengan TPK Tempat Penimpunan Kayu, yang merupakan area di mana kayu dari petak-petak tebangan
dikumpulkan, dilakukan pengukuran dan pengujian grading and scaling dan ditata sesuai dengan karakteristik tertentu kapling yang siap
dipasarkan.