Hama HASIL DAN PEMBAHASAN

terkontrol. Curah hujan yang cocok bagi perkembangan buah mangga ini berkisar antara 1000-2000 mm pertahun, karena kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh terhadap produksi buah mangga. Dampak negatif yang dapat dihasilkan karena curah hujan yang tinggi dan musim pancaroba antara lain adalah bunga banyak berguguran terkena terpaan air hujan sehingga dapat dipastikan jumlah produksi buah mangga akan berkurang. Timbulnya jamur pada buah sehingga buah akan lebih cepat membusuk serta buah yang dihasilkan tidak mulus, dan pada umumnya pada musim hujan serangan penyakit akan lebih banyak. Sampai saat ini cara yang digunakan oleh petani responden masih sangat konvensional yaitu dengan cara membungkus buah mangga dengan pelastik, dan penggunaan jerami untuk mencegah erosi tanah. Terbatasnya teknologi yang digunakan petani responden untuk meminimalisir dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca khususnya musim hujan kurang maksimal karena mayoritas petani responden belum menemukan cara yang tepat untuk meminimalisir dampak dari curah hujan yang tinggi tersebut.

b. Hama

Mangga merupakan buah yang sangat rawan terhadap serangan hama, menurut hasil wawancara di lapangan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di atas menunjukan nilai sebanyak 16 persen, nilai ini menunjukkan bahwa risiko yang disebabkan oleh hama tidak terlalu besar dibandingkan dengan risiko yang disebabkan oleh curah hujan. Ada beberapa jenis macam hama yang sering menyerang tanaman mangga milik petani budidaya mangga di Kabupaten Indramayu adalah: 1. Kutu putih Rastrococcus Spinosus, hama ini menghisap cairan sel dan umumnya menyerang pada musim penghujan, pengendalian yamg dilakukan oleh para petani adalah dengan cara pengendalian kultur teknis yaitu memotong cabang daun yang terserang dan membakarnya. Sedangkan pengendalian secara kimiawi yang dilakukan oleh petani adalah dengan cara memberikan insektisida berbahan aktif. 2. Ulat perusak daun Ortega Melanopolaris Hamson hama ini merusak daun dan kadangkala pucuk muda, akibat serangan hama ini daun menjadi patah, layu dan akhirnya mati, biasanya menyerang pada peralihan masim hujan dan musim kemarau, yang dilakukan petani untuk meminimalisir hama ini adalah dengan cara pengasapan dengan membakar sampah kering yang bagian atasnya ditutupi dengan sampah basah agar dapat dihasilkan asap dan tidak sampai terbakar. Selain itu cara meminimalisir hama ini adalah dengan melakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif. 3. Lalat buah Dacus Dorsalis, akibat dari serangan hama ini adalah timbulnya titik hitam pada kulit buah, titik-titik hitam tersebut akibat tusukan lalat buah, akibatnya daging buah menjadi busuk dan pada akhirnya buah tidak dapat dipanen karena rusak atau gugur, untuk meminimalkan hama ini petani melakukan pengendalian secara kultur teknis yaitu mengumpulkan buah-buah yang terserang, baik yang sudah jatuh maupun yang masih berada di pohon lalu ditimbun di dalam tanah, selain itu petani meminimalisir hama ini dengan cara menanam tanaman perangkap, yaitu menanam tanaman selasih disekeliling kebun. 4. Penggerek buah Noorda Albizonalis Hampson dampak dari serangan ini hampir mirip dengan hama lalat buah bedanya hama penggerek buah biasa menyerang pada saat buah sebesar bola pingpong, cara pemberantasan yang dilakukan oleh petani pun sama seperti apa yang dilakukan terhadap hama lalat buah, selain yang disebutkan diatas, petani juga melakukan pemberantasan hama dengan pengendalian fisik yaitu dengan cara membungkus buah setelah buah mangga sebesar bola pingpong dan dilakukan dengan pengendalian secara biologi yaitu dengan memanfaatkan predator larva Rhynchium attrisium. Pengendalian hama yang dilakukan banyak petani responden selama ini masih terbatas pada penggunaan insektisida, sebagai langkah pencegahan dan penanggulangan hama tanaman buah mangga. Penggunaan insektisida sebagai upaya pengendalian hama memang dibenarkan, akan tetapi menurut Samsu 2011, pencegahan hama dengan penyemprotan insektisida sering kali memboroskan biaya, terlebih harga insektisida yang semakin hari kian tinggi. Disamping itu penggunaan insektisida maupun obat-obatan pembasmi hama yang berlebihan akan merusak lingkungan dan tentu saja membuat hama menjadi resisten terhadap insektisida tersebut. Pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif daripada mengobati, selain tidak menimbulkan efek samping, tindakan pencegahan juga tidak memerlukan biaya yang terlalu besar. Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum kegiatan pemeliharaan dimulai, oleh karena itu para petani setidaknya harus memahami dan mengetahui daur hidup hamanya.

c. Penyakit