BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Sumber-sumber Risiko Pada Usahatani Buah Mangga di Kabupaten Indramayu
Risiko yang dihadapi oleh petani mangga akan mempengaruhi produktivitas dan pendapatan usahatani buah mangga. Variasi yang terjadi dalam
jumlah produksi pada petani mangga di Kabupaten Indramayu menunjukan bahwa petani mangga menghadapi adanya berbagai risiko dalam kegiatan produksi
usahatani mangga. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerugian pada usahatani mangga
yang mereka jalankan disebabkan oleh kondisi alam yang sulit diprediksi dan tidak dapat dikontrol, antara lain curah hujan, hama penyakit yang sulit diprediksi
selain itu adanya faktor-faktor kesalahan dari sumberdaya manusia SDM pun menjadi faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya risiko. Antara lain
kesalahan dikarenakan pemberian pupuk yang tidak sesuai dengan takaran, kerusakan fisik pada produk dikarenakan adanya kesalahan dalam proses
pemanenan, dan kerusakan fisik pada produk yang disebabkan adanya kesalahan dalam proses pengepakan pada saat produk akan dipasarkan.
Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas tersebut, penyebab kerugian pada usahatani buah mangga tidak terbatas pada faktor alam serta kerusakan yang
disebabkan karena kesalahan SDM saja, akan tetapi juga disebabkan oleh karena adanya fluktuasi harga output maupun input. Peningkatan harga input pada
usahatani buah mangga berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden, terjadi karena adanya peningkatan harga tenaga kerja, adanya peningkatan harga
pupuk, serta adanya peningkatan pada harga obat-obat pertanian. Pada penelitian ini akan mengkaji mengenai besaran risiko berdasarkan persepsi petani terhadap
sumber-sumber risiko dan tingkat risiko, guna menekan risiko pada usahatani buah mangga di Kabupaten Indramayu.
6.1.1. Sumber-sumber Risiko Produksi Yang Disebabkan Oleh Alam
Faktor alam merupakan salah satu sumber risiko atau faktor penyebab kerugian yang sulit untuk diatasi oleh petani hal ini disebabkan karena pada
umumnya faktor alam ini tidak dapat dikendalikan, diprediksi maupun dikontrol oleh petani, faktor risiko alam ini datang begitu saja dan tidak dapat dicegah. Di
Kabupaten Indramayu sendiri usaha budidaya mangga masih sangat tergantung pada faktor alam seperti curah hujan, temperatur udara, kelembaban udara, cahaya
matahari dan lain-lain. Kenyataannya bahwa usaha budidaya mangga yang ditekuni petani sangat tergantung pada faktor alam membuat ketidakstabilan alam
menjadi sumber-sumber atau faktor yang dapat menimbulkan kerugian pada budidaya mangga di Kabupaten Indramayu menurut hasil wawancara dengan
beberapa petani responden, dapat diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah dapat dilihat dari Tabel 13.
Tabel 13. Persentase Risiko yang Disebabkan Oleh Faktor Alam
Sumber risiko yang disebabkan alam
Jumlah petani responden orang
Persentase
Curah hujan 20
66 Hama
5 17
Penyakit 5
17
Total 30
100 a.
Curah Hujan
Tabel di atas menjelaskan bahwa hasil wawancara bersama 30 responden sebaran persepsi petani buah mangga di Kabupaten Indramayu berdasarkan faktor
alam sebesar 66 persen menyatakan bahwa curah hujan merupakan faktor alam yang memberikan dampak kerugian paling tinggi. Kondisi cuaca dan iklim
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ketidakpastian dalam usaha budidaya buah mangga. Perubahan cuaca yang drastis dan sulit diprediksi akan
sangat mempengaruhi secara langsung terhadap pertumbuhan buah yang
diusahakan.
Terkait dengan perubahan cuaca yang sulit diprediksi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa petani mangga mengalami kesulitan untuk
menanggulangi risiko yang satu ini, secara teknis tanaman mangga akan berkembang baik disaat musim kemarau, karena kebutuhan air akan lebih
terkontrol. Curah hujan yang cocok bagi perkembangan buah mangga ini berkisar antara 1000-2000 mm pertahun, karena kekurangan atau kelebihan air akan
berpengaruh terhadap produksi buah mangga. Dampak negatif yang dapat dihasilkan karena curah hujan yang tinggi dan musim pancaroba antara lain
adalah bunga banyak berguguran terkena terpaan air hujan sehingga dapat dipastikan jumlah produksi buah mangga akan berkurang. Timbulnya jamur pada
buah sehingga buah akan lebih cepat membusuk serta buah yang dihasilkan tidak mulus, dan pada umumnya pada musim hujan serangan penyakit akan lebih
banyak. Sampai saat ini cara yang digunakan oleh petani responden masih sangat
konvensional yaitu dengan cara membungkus buah mangga dengan pelastik, dan penggunaan jerami untuk mencegah erosi tanah. Terbatasnya teknologi yang
digunakan petani responden untuk meminimalisir dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca khususnya musim hujan kurang maksimal karena
mayoritas petani responden belum menemukan cara yang tepat untuk meminimalisir dampak dari curah hujan yang tinggi tersebut.
b. Hama