bekerja sama dengan mereka, sudah terpercaya dalam hasil kerjanya, dan merupakan orang-orang terdekat mereka. Pada dasarnya tidak ada tekhnik khusus
dalam pemanenan buah mangga ini tetapi ada hal-hal yang harus diperhatikan seperti tangkai buah yang diikutkan, usahakan getah tidak mengotori buah serta
peletakan buah setelah dipetik, ini banyak sedikitnya akan mempengaruhi kondisi buah yang telah dipanen.
Risiko kerusakan yang dihasilkan pada saat panen tersebut dapat dikatakan murni disebabkan karena kelalaian individu, dan untuk meminimalisir hal ini,
upaya petani buah mangga adalah dengan menggunakan tenaga kerja yang sudah sering melakukan pemanenan.
b. Kerusakan Pada Saat Pengiriman Hasil
Kerusakan yang ditimbulkan pada saat pengiriman hasil sebesar 43 persen. Kerusakan produk pada tahap ini juga memiliki tingkat risiko yang tinggi, ini
dikarenakan sebagian petani mengangkut hasil panennya hanya dengan keranjang yang terbuat dari bambu yang kemudian akan diangkut ke pengepul dengan
menggunakan motor, pada tahap ini sering kali produk yang telah dipanen ini mengalami berbagai benturan sehingga menyebabkan buah mangga yang telah
dipanen akan cepat mudah busuk, oleh karenanya proses ini harus benar-benar diperhatikan, dan pada kenyataannya di lapangan proses ini masih jauh dari kata
baik, sedangkan para petani juga tidak dapat berbuat lebih. Upaya yang mereka lakukan untuk meminimalisir terjadi kerusakan pada saat pengangkutan adalah
dengan memasang alas Koran debagian dasar keranjang bambu, pemasangan koran sebagai alas ini adalah untuk meminimalisir benturan yang terjadi
diperjalanan, dikarenakan medan jalan yang dilalui menuju tempat pengepul tidak seluruhnya bagus. Hal inilah yang menyebabkan tingginya kerusakan pada buah
mangga dan mengakibatkan tinggi juga risiko yang terjadi.
6.2. Sumber-sumber Risiko Harga
Berdasarkan survey yang dilakukan USDA United State Department of Agricultur pada tahun 1996, risiko produksi dan risiko harga merupakan tipe
risiko yang sering dihadapi oleh petani. Risiko harga adalah jenis risiko yang ditimbulkan karena adanya fluktuasi harga input dan harga output Harwood,
1999. Pada kasus petani buah mangga sering ditemui risiko harga yang disebabkan oleh fluktuasi harga output, ini terjadi karena para petani buah mangga
tidak membuat perjanjian dengan para pembeli mengenai harga yang akan diterima untuk buah mangga yang mereka hasilkan, karena pada kenyataannya
setiap petani buah mangga akan langsung menjual produknya kepada pembeli, dimana apabila buah mangga yang dihasilkan bagus maka tingkat penerimaan
petani akan naik, tetapi jika kondisi buah mangganya terdapat cacat kemungkinan dipastikan harga yang diterima para petani akan mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil wawancara bersama pihak petani harga yang diterima untuk buah mangga jenis gedong gincu dengan kondisi baik biasa dihargai oleh
pengepul Rp 15000,- Kg, sedangkan buah mangga gedong gincu dengan kualitas tidak terlalu baik dihargai Rp10.000,- Kg. Hal ini sebenarnya harus dijadikan
sebagai acuan untuk para petani agar supaya meningkatkan kualitas produksi buah mangga yang dihasilkan. Tabel menunjukkan berapa besar nilai persentase dari
faktor-faktor yang mempengaruhi harga dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Persentase yang Disebabkan Oleh Kenaikan Harga
Risiko yang disebabkan oleh faktor
harga Jumlah petani
responden orang Persentase
Peningkatan harga obat- obatan
15 33
Peningkatan harga
pupuk 10
50 Peningkatan harga upah
kerja 5
17
Total 30
100 a.
Peningkatan Harga Obat-obatan
Peranan para penyuluh pertanian sangat dibutuhkan dalam melakukan pembinaan manajemen produksi, hal tersebut akan sangat berguna bagi tingkat
efisiensi penggunaan input produksi. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani di lapangan, peningkatan harga obat-obatan merupakan harga input yang cukup
tinggi, yaitu sebesar 33 persen. Petani menganggap bahwa peningkatan harga obat-obatan ini banyak sedikitnya dapat mengakibatkan kerugian. Hal tersebut
dikarenakan upaya penanggulangan hama dan penyakit yang dilakukan oleh
petani buah mangga masih sangat bergantung kepada penggunaan obat-obatan. Kenaikan harga obat-obatan sebesar 33 persen.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada pembahasan hama dan penyakit, tanaman mangga merupakan tanaman yang rentan terhadap hama dan
penyakit setiap frase pertumbuhannya, kerugian yang diderita akan sangat tinggi apabila obat-obatan hama dan penyakit tidak tersedia. Upaya petani untuk
meminimalisir dampak kerugian apabila terjadi peningkatan harga obat-obatan yang terlalu tinggi adalah dengan cara mengurangi pengunaan obat-obatan dengan
risiko serangan hama dan penyakit akan lebih tinggi, dan tindakan pencegahan adalah menjadi prioritas utama untuk meminimalisir dampak serangan hama dan
penyakit. Selain itu cara untuk meminimalisir pengunaan obat-obatan untuk memberantas hama dan penyakit yang dilakukan oleh petani adalah
pemberantasan hama dan penyakit dengan cara pengendalian secara fisik, pengendalian secara kultur teknis, pengendalian secara biologi, serta pengolahan
lahan yang baik.
b. Peningkatan harga pupuk