2.5. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan konsep risiko dan berkaitan dengan penelitian ini yaitu penelitian mengenai risiko portofolio,
manajemen risiko operasional dan mengenai risiko produksi. Penelitian mengenai manajemen risiko operasional dilakukan oleh Trangjiwani 2008, Secara umum
penelitian ini bertujuan menganalisis risiko-risiko yang terdapat di CV Bina Mandiri terhadap berbagai jenis sayuran, serta menganalisis alternatif penanganan
risiko di CV Bina Mandiri. Identifikasi risiko di CV Bina Mandiri menggunakan analisis sekuen, dan hasil identifikasi risiko yang sudah terdaftar kemudian diukur
dengan menggunakan metode aproksimaksi dalam penilaian risiko. Dan pemetaan risiko menggunakan matriks frekwensi dan signifikansi yang
memberikan alternatif penanganan risiko berdasarkan hasil pemetaan. Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa risiko
operasional yang
teridentifikasi dapat dikelompokkan menjadi risiko sistem, proses, SDM, dan risiko eksternal. Penanganan risiko berdasarkan nilai status risiko diutamakan
untuk komoditi tomat dibandingkan dengan keempat komoditi lainnya. Alternatif penanganan risiko dengan mitigasi atau detect and monitor dilakukan untuk: a
risiko sistem, SDM, proses dan eksternal pada tomat, b risiko sistem dan eksternal pada kol, c risiko sistem, proses dan eksternal pada lettuce head dan d
risiko sistem, proses, dan eksternal pada cabai merah. Penanganan risiko secara low control dapat dilakukan untuk risiko yang memiliki nilai kemungkinan dan
dampak risiko yang rendah, yaitu a risiko sistem dan SDM pada kentang, b risiko proses dan SDM pada kol, c risiko SDM pada lettuce head dan d risiko
SDM pada cabai merah. Penelitian mengenai analisis risiko produksi dilakukan juga oleh Tarigan
2008, yang bertujuan untuk menganalisis risiko produksi dalam pengolahan
sayur organik yang dilakukan permata organic farm, serta menganalisis alternatif yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi permata hati organic farm dalam
menjalankan usahanya. Analisis yang dilakukan menggunakan analisis risiko dengan menggunakan variance, standard deviation, coefficient variation pada
kegiatan spesialisasi dan portofolio. Komoditas yang dianalisis pada spesialisasi
adalah brokoli, bayam hijau, tomat dan cabai keriting, sedangkan kegiatan portofolio adalah tomat dengan bayam hijau dan cabai keriting dengan brokoli.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis spesialisasi risiko produksi berdasarkan produktifitas pada brokoli, bayam hijau, tomat, dan cabai
keriting diperoleh risiko yang paling tinggi dari ke empat komoditas adalah bayam hijau yaitu 0.225 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka
risiko yang dihadapi akan sebesar 0.225. sedangkan yang paling rendah adalah cabai keriting yakni 0.048 yang artinya setiap satu satuan yang yang dihasilkan
maka risiko yang akan dihadapi sebesar 0.048. hal ini dikarenakan bayam hijau sangat rentan terhadap penyakit terutama pada musim penghujan.
Berdasarkan pendapatan bersih diperoleh risiko yang paling tinggi dari keempat komoditi tersebut adalah cabai keriting yaitu 0.80 yang artinya setiap
satu satuan rupiah yang dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0.80. sedangkan yang paling rendah adalah brokoli yakni 0.16 yang berarti setiap satu
rupiah yang dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0.16. hal ini karena penerimaan yang diterima lebih kecil sedangkan biaya yang dikeluarkan
tinggi. Analisis risiko produksi yang dilakukan pada kegiatan portofolio
menunjukkan bahwa kegiatan diversivikasi dapat meminimalkan risiko. Penanganan untuk mengatasi risiko produksi permata hati organic farm dapat
dilakukan dengan pengembangan difersifikasi pada lahan yang ada. Difersifikasi menghindari kegagalan pada salah satu kegiatan usahatani masih dapat ditutupi
dari kegiatan usahatani lainnya. Oleh karena itu, difersifikasi usaha tani merupakan alternatif yang tepat untuk meminimalkan risiko sekaligus melindungi
dari fluktuasi produksi. Selain itu, untuk penanganan risiko juga dapat dilakukan kemitraan produksi dengan petani sekitar yang memproduksi sayuran organik
serta kemitraan dalam penggunaan input. Selain itu juga perlu adanya peningkatan manajemen pada perusahaan dengan melakukan fungsi-fungsi
manajemen yang terarah dengan baik Abdul Aziz, 2009 meneliti tentang analisis risiko dalam usaha ternak
ayam broiler. Dimana risiko usaha peternakan ayam broiler yang dihadapi peternak ayam broiler di peternakan X tersebut memiliki risiko tinggi, dalam hal
ini risiko harga, risiko produksi, dan risiko sosial. Risiko-risiko tersebut sangat berpengaruh terhadap keuntungan atau pendapatan bersih yang diterima peternak,
kemampuan dalam meminimalkan risiko sangat dibutuhkan usaha peternakan X dalam menjalankan produksinya. Manajemen risiko adalah alat bantu bagi
peternak untuk meminimalkan atau menghindari risiko yang dihadapinya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh risiko terhadap
pendapatan usaha ternak, dan menganalisis alternatif manajemen risiko yang diterapkan untuk mengatasi risiko yang dihadapi oleh usaha peternakan X. data
yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data primer diperoleh melalui kuisioner, observasi, dan wawancara, sedangkan data
sekunder diperoleh melalui studi literatur dari instansi yang terkait dengan penelitian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis risiko
dan analisis deskriptif, analisis risiko digunakan untuk menganalisis tingkat risiko yang dihadapi usaha peternakan X. Analisis risiko yang digunakan adalah dengan
menghitung expected return, ragam variance, simpangan baku standard deviation, koevisien variasi coefficient variation, dan batas bawah pendapatan.
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis manajemen risiko yang diterapkan oleh usaha peternakan X.
Nilai expected return yang diterima usaha peternakan X adalah sebesar Rp 5.768.199. nilai ini menggambarkan bahwa pendapatan bersih yang diharapkan
dapat diperoleh dari usaha peternakan X setiap periode di masa yang akan datang adalah sebesar Rp 5.768.199 cateris paribus. Nilai standar deviasi yang
diperoleh usaha peternakan x adalah sebesar RP 10.095.088, nilai tersebut menunjukkan bahwa risiko yang dihadapi usaha peternakan X setiap periode
dimasa yang akan datang adalah sebesar Rp 10.095.088 cateris paribus. Nilai coefficient variation yang diperoleh usaha peternakan X adalah sebesar 1,75. nilai
ini menunjukkan bahwa risiko yang ditanggung oleh peternak sebesar 175 persen dari nilai return yang diperoleh peternak. Nilai coefficient variation yang lebih
besar dari 0,5 menunjukkan bahwa usaha peternakan X akan menghadapi peluang merugi pada setiap periode di masa yang akan datang cateris paribus. Nilai
batas bawah pendapatan yang diperoleh usaha peternakan X adalah sebesar Rp 14.421.977 cateris paribus. Berdasarkan analisis, risiko yang dihadapi usaha
peternakan X yaitu risiko harga, risiko produksi, dan risiko sosisl sangat berpengaruh terhadap pendapatan usaha peternakan X. risiko-risiko tersebut
menyebabkan usaha pendapataan usaha peternakan X berfluktuasi tajam. Pada periode ke
–6 dan ke-12 usaha peternakan X mengalami kerugian masing-masing sebesar Rp 3.326.570 dan Rp 21.213.029.
Hasil kuisionernya menunjukkan bahwa manajemen risiko yang diterapkan diusaha peternakan X adalah manajemen risiko harga, manajemen
risiko produksi, dan manajemen risiko sosial. Alternatif manajemen risiko yang diterapkan oleh usaha peternakan X, diantaranya adalah mendatangkan tim medis
yang dikepalai oleh seorang dokter hewan yang bertanggung jawab penuh terhadap kesehatan ayam secara keseluruhan. Adanya tim medis, diharapkan
dapat meminimalkan tingkat mortalitas akibat penyakit yang mewabah diusaha peternakan X. Alternativ lain yang diterapkan oleh usaha peternakan X adalah
memperbaiaki tekhnologi dalam hal pengaturan sirkulasi kandang.
Penelitian tentang manajemen risiko juga dilakukan oleh Lestari 2009,
studi kasus di PT. Suri Tani Pemuka, Kabupaten Serang Provinsi Banten. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari manajemen risiko PT.
Suri Tani Pemuka dalam mengendalikan sumber-sumber risiko yang dihadapi baik risiko operasional maupun pasar yang di dalamnya terdapat tujuan khusus
yaitu mengidentifikasi sumber-sumber risiko operasional dan pasar yang dihadapi oleh PT. Suri Tani Pemuka dan menganalisis tingkat dan dampak risiko yang
disebabkan oleh sumber-sumber risiko pada kegiatan pembenihan udang vannamei terhadap PT. Suri tani Pemuka.
Sumber-sumber risiko yang ada di PT. Suri Tani Pemuka dalam kegiatan pembenihan udang Vannamei dapat diklasifikasikan ke dalam empat kuadran
risiko berdasarkan tingkat kemungkinan terjadinya dan dampak yang ditimbulkan oleh risiko tersebut. Strategi yang dilakukan oleh PT Suri tani Pemuka untuk
mengurangi terjadinya risiko yaitu dengan melakukan persiapan bak pemeliharaan, pemeliharan induk, pemeliharaan larva, pengelolaan kualitas air,
pengelolaan pakan, pengepakan dan pemanenan benur, serta pelatihan sumber daya manusia. Hasil pemetaan menunjukan bahwa risiko penurunan derajat
ke;angsungan hidup berada pada kuadran 2. risiko produksi benur dan risiko
penerimaan terdapat pada kuadran 3 dan risiko produksi naupli berada pada kuadran 4, sedangkan untuk kuadran 1 tidak terisi risiko.
Penelitian tentang analisis pemasaran mangga yang dilakukan oleh Rachmiyanti 2006 diketahui bahwa mangga di Indonesia mempunyai peluang
untuk mengisi pasar luar negeri, karena mangga Indonesia memiliki kekhasan tersendiri dapat disimpulkan bahwa dari penelitian yang dilakukan oleh
Rachmiyanti, bahwa usahatani mangga gedong gincu yang dilakukan oleh petani di daerah Pasir Muncang Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka secra
ekonomis menunjukkan kelayakan. Selama satu tahun produksi membutuhkan pembiayaan sebanyak Rp 5.079.547,- dan total penerimaan yang didapat
mencapai Rp 36.000.000,- per hektar pertahun. Usahatani ini sangat layak secara ekonomi karena memberikan nilai RC rasio sebesar 7,1 yang artinya setiap satu
rupiah biaya usahatani akan memberikan penerimaan sebanyak Rp7,1,- Penelitian ini bertujuan menggambarkan aspek ekonomi dari budidaya
mangga gedong gincu, tingkat produksi dan pendapatan usahataninya. Selain itu untuk mengidentifikasi saluran pemasaran, struktur dan perilaku pasar serta
permasalahan yang terjadi disetiap pelaku pemasaran. Selain Rachmiyanti, penelitian tentang analisis daya saing usahatani juga
dilakukan oleh Dhiany 2008. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa usahatani mangga gedong gincu di Desa Sliyeg Lor
Kabupaten Indramayu diindikasikan usahatani yang dilakukan perani mangga tersebut menghasilkan keuntungan baik secara finansial , maupun secara ekonomi.
Nilai PCR dan DRCR kurang dari 1 yaitu masing-masing sebesar 0,55 dan 0,31, dimana nilai tersebut mengindikasikan usahatani memiliki daya saing
keunggulan komparatif dan kompetitif.
Tabel 4. Studi Terdahulu Yang Berkaitan Dengan Penelitian
Nama penulis
tahun judul
Metode analisis
Wukir Trangjiwani
2008 Manajemen risiko operasional CV
Bina Mandiri di lembang kabupaten bandung
Analisis sekuen,metode
aproksimasi,pemetaan risiko
Putri Eva Sari 2009
Analisis risiko produksi sayuran organic pada permata hati organic
farm di bogor jawa barat Analisis
deskriptif, analisis risiko
Abdul Aziz 2009
Analisis risiko dalam usaha ternak ayam broiler studi kasus di usaha
peternakan X desa tapos,kecamatan tenjo kabupaten bogor
Menghitung expected
return, variance,
dan standard deviation
Siti R obi‟ah
2006 Manajemen risiko usaha peternakan
broiler pada sunan kudus farm di kecamatan ciampea kabupaten bogor
Analisis deskriptif,analisis risiko
Sry Wisdya 2009
Analisis risiko produksi anggrek phalaenopsis pada PT akakarya
graham flora di cikampek jawa barat Menghitung
expected return,variance, standard
deviation, portofolio Mira
Rachmiyanti 2006
Analisis Pemasaran Mangga Gedong Gincu Di Kecamatan Panyingkiran
Kabupaten Majalengka JawaBarat Menghiting
margin pemasaran,
Nilai BC
rasio Shilvia Agung
Dhiany 2008
Analisis Daya Saing Usahatani
Mangga Gedong Gincu Di Desa Sliyeg
Lor Kecamatan
Sliyeg Kabupaten Indramayu JawaBarat
Menghitung nilai PCR dan DRCR
Tabel 4. Di atas merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan dan berkaitan dengan mangga serta risiko yang terjadi pada agribisnis,
dapat dipastikan beberapa penelitian tersebut mengolah data dengan berbagai macam alat olah data, tetapi pada penelitian ini khususnya metode alat analisis
yang digunakan adalah dengan menghitung variation, coefficient variation dan standard deviation, yang berdasarkan atas kegiatan usaha spesialisasi.
Dari beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya, yang berkaitan dengan risiko usahatani buah mangga yang telah dipaparkan di atas, dapat
diketahui bahwa perkembangan budidaya dan pemasaran mangga sangat berpotensi untuk lebih dikembangkan menjadi komoditas ekspor, karena mangga
di Indonesia khususnya untuk wilayah Jawa Barat memiliki daya saing keunggulan komperatif dan kompetitif, di Kabupaten Indramayu sendiri
usahatani mangga merupakan usaha yang berpotensi untuk dapat dikembangkan sebagai komoditi ekspor ke luar negeri. Begitu juga untuk saat ini produksi
mangga di kabupaten Indramayu masih sangat berpotensi untuk dikembangkan, meskipun masih sering ditemui hasil produksi yang tidak masuk kedalam standar
SNI. Namun demikian dengan melakukan identifikasi dan mitigasi risiko diharapkan produksi mangga di Kabupaten Indramayu dapat memenuhi standar-
standar ekspor yang telah ditentukan.
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN