Perkembangan Komoditi Tanaman Pangan dan Hortikultura

Tabel 5. Tata Guna Lahan di Kabupaten Indramayu tahun 2009 Tata guna lahan Luas ha Persentase Sawah beririgasi 92,370 45.28 Sawah tadah hujan 26,493 12.99 Hutan 40,653 19.76 Kebun 8,809 4.28 Permukiman 17,837 8.74 Empang 14,488 7.10 Lainnya 5,107 2.50 Total 204,011 100.00 Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Indramayu 2009

5.2. Perkembangan Komoditi Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Indramayu merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang merupakan daerah sentra pertanian. Sektor pertanian menyumbang 13,21 persen dari total produk domestik regional bruto Kabupaten Indramayu, penyumbang kedua terbesar setelah sektor industri migas. Beberapa jenis tanaman yang diusahakan di Kabupaten Indramayu antara lain padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai. Produksi terbanyak adalah padi sebanyak 1.557.552.30 ton. Disamping tanaman padi, Kabupaten Indramayu memiliki tanaman unggulan seperti mangga, pisang, cabai merah, bawang merah, jagung dan kedelai. Tanaman perkebunan seperti kelapa, kelapa hibrida, kapuk, cengkeh, jambu mete, kopi, tebu, dan melinjo diusahakan pula di Kabupaten Indramayu. Produksi tanaman palawija sebanyak 10.153.36 ton, sayuran 186.284.85 ton dan buah-buahan sebanyak 717.942.98 ton. Selain itu melalui upaya penerapan tekhnologi intensifikasi belakangan ini berkembang budidaya bunga kol dan jamur merang yang sudah memperlihatkan produksi dan produktivitas yang signifikan.

5.2.1. Potensi Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Mangga di

Kabupaten Indramayu Pengembangan usaha mangga sudah dilakukan oleh masyarakat secara swadaya di lahan sawah dan lahan pekarangan skala luas yang relativ kecil. Pada tahun 2006 di Kabupaten Indramayu memiliki luas areal mangga 403.159 Ha. Sejak tahun anggaran 1997 1998 sampai dengan tahun anggaran 20002001 pemerintah pusat Ditjen Hortikultura dengan dibantu oleh pemerintah daerah Kabupaten Indramayu merancang proyek pengembangan usaha tani mangga. Proyek pengembangan produksi agribisnis hortikultura P2AH. Proyek ini bertujuan menopang ketersediaan pangan, menunjang pembangunan wilayah serta menumbuh kembangkan kelembagaan ditingkat petani dalam peningkatan posisi tawar dan daya saing produk hortikultura. Proyek P2AH ini dikelola oleh bagian proyek dinas pertanian Kabupaten Indramayu. Kordinator pemandu lapangan selaku pelaksana teknis bertugas sebagai pembimbing teknis, manajemen pelaksanaan, pemeliharaan perkebunan, dan mendorong pengembangan kelompok tani. Adapun potensi mangga di kabupaten Indramayu yaitu dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Potensi Mangga di Kabupaten Indramayu 2009 No Jenis Mangga Jumlah Penanaman per Pohon Persentase Jumlah Penanaman Pohon 1 Gedong gincu 152.362 11 2 Cengkir 695.963 50 3 Harumanis 250.450 18 4 Lain-lain 293.151 21 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu 2009 Pada tahun 2006 dan 2009 telah dilakukan usaha penggalangan SOP standard operating prosedur kepada para petani mangga,dimana isi dari SOP tersebut adalah menjelaskan mengenai tekhnologi ramah lingkungan, pengendalian OPT, peremajaan tanaman, budidaya, hingga bagaimana cara pemanenan buah mangga yang baik. Penggalangan SOP ini bertujuan untuk melindungi petani, meningkatkan produksi, efisiensi,meningkatkan kesuburan lingkungan serta sebagai alat kompetisi bagi petani mangga di Kabupaten Indramayu. Sedangkan target dari SOP ini diharapkan mendapat mutu dan kualitas mangga yang baik. Selain itu selalu diadakan peremajaan pohon tiap tahunnya pada tahun 2009 APBD provinsi member bibit pohon mangga sebanyak 2000 batang dari jumlah 5000 yang direkomendasikan, pada tahun 2010 sebanyak 7000 batang pohon mangga dan diberikan ke desa Cikedung, Bongas, dan Haurgeulis dengan jenis mangga Gedong gincu dan Lali jiwo. Peremajaan dialokasikan di tempat atau di daerah yang terdapat kebun mangga, pembagian pohon mangganya sendiri dilihat dari potensi daerah masing- masing, dan untuk rencana kedepan akan ada perluasan area perkebunan mangga ± sekitar 50 hektar, dan selain itu untuk rencana ke depan akan diadakan program pengelompokan sentra jenis mangga.

5.2.2. Usahatani Mangga di Kabupaten Indramayu

Mangga dominan yang diusahakan petani ada tiga jenis yaitu cengkir, gedong gincu dan harumanis, sedangkan yang lainnya termasuk mangga runcah yaitu jenis golek, bapang, gajah, manalagi, apel dan lain-lain. Banyak ditemukan petani yang memiliki pohon mangga merupakan warisan dari orang tua sehingga mereka tidak mengenal jelas umur pohon mangganya. Usahatani mangga merupakan salah satu sumber mata pencaharian penduduk di Kabupaten Indramayu. Disamping bertanam padi dan sayuran. Usahatani di beberapa kecamatan di Kabupaten Indramayu Masih bersifat tradisional mulai dari penanaman, perawatan, hingga panen dan pasca panen. Kegiatan budidaya mangga terdiri atas penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan, pengendalian HPT, pemanenan dan pemangkasan. Kegiatan penyiangan dan pemupukan dilakukan ahir musim penghujan setelah panen dan awal musim penghujan buah muda. Pemupukan pada tanaman mangga dibedakan menjadi dua yaitu 1. Pemupukan untuk tanaman yang belum menghasilkan 2. Pemupukan tanaman yang sudah menghasilkan Adapun tujuan dari pemupukan ini adalah untuk mendapatkan pertumbuhan, produksi tanaman optimal serta mempertahankan status hara tanah. Secara bertahap, pemberian pupuk organik pupuk kandang akan ditingkatkan untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang harganya terus melambung tinggi, keuntungan yang akan diperoleh dari peningkatan penggunaan pupuk organik tersebut adalah berkurangnya biaya produksi dan mencegah terjadinya kejenuhan tanah akan zat organik. Dosis pupuk yang diberikan tergantung dari diameter batang atau besar tajuk pohonnya. Pedoman perkiraan dosis pemupukan mangga dapat dilihat pada Table 7. Tabel 7. Perkiraan Dosis Pemupukan Mangga Perpohon. Umur tahun Pupuk organic liter Urea gram TSP gram KCL, ZK gram 1 10 250 100 250 2 15 300 150 300 3 20 350 200 350 4 25 400 250 400 5 30 450 300 450 6-8 35 500 350 500 8 40 600 400 600 Ket : = diberikan 1-2 kali setahun : = diberikan 4kali setahun masing-masing seperempat dosis sampai umur 2 tahun, dan menjadi 2 kali setahun masing-masing setengah dosis sesudahnya Sumber : Ditjen Bina Produksi Hortikultura,2004 Kegiatan pemangkasan dilakukan setelah berakhirnya masa panen, pemangkasan dilakukan pada cabang dan ranting tua serta benalu yang menempel di batang pohon, tujuannya untuk membentuk kerangka dasar tanaman agar tumbuh baik, memudahkan pemeliharaan tanaman, mengurangi risiko serangan OPT, serta untuk mengoptimalkan produktivitas buah dan kontinuitas pembuahan. Penjarangan buah dilakukan pada saat buah berumur 2-3 minggu. Buah yang dipetik adalah buah yang dinilai berada pada posisi kurang mendapat sinar matahari dan bergerombol lebih dari tiga buah. Buah yang dipertahankan maksimal tiga buah dalam satu tangkai dan dilakukan pembungkusan pada buah- buah tersebut. Pembungkusan bertujuan untuk meningkatkan kualitas penampilan buah, melindungi buah dari benturan, sengatan sinar matahari dan gesekan antar buah, melindungi buah dari serangan hama dan penyakit, serta melindungi buah dari kerusakan dan gesekan pada saat panen dan melindungi permukaan kulit buah dari getah. Dengan cara-cara tersebut diatas diharapkan buah pilihan akan tumbuh besar secara optimal dan dapat memenuhi standar mangga gedong gincu berkualitas ekspor. Penyakit yang kerap menyerang tanaman gedong gincu adalah rontoknya bunga. Penyakit ini menyebabkan turunnya produksi buah mangga gedong gincu hingga sekarang, petani belum menemukan penanggulangan yang tepat untuk mengatasi penyakit tanaman ini sehingga langkah yang ditempuh hanya sebatas memberikan obat-obatan dan zat perangsang tumbuhan. Sedangkan hama yang sering menyerang tanaman mangga antara lain : kutu putih, ulat perusak daun, wereng mangga, lalat buah dan penggerek buah. Sama halnya dengan di atas, pengendalian terhadap hama ini hanya sebatas memberikan insektisida berbahan kimia aktif serta pengendalian cara kultur teknis. Buah mangga dapat dipanen setelah buah berumur 3-4 bulan. Buah dinilai matang apabila lapisan lilin pada permukaan kulit buah sudah menebal dan bentuk buah bulat berisi. Pemetikan buah dilakukan dengan menyisakan sebagian tangkai dengan tujuan mengurangi getah yang keluar. Buah mangga yang telah dipanen diletakkan pada posisi tangkai menghadap ke bawah agar getah pada tangkai buah tidak mengotori permukaan kulit buah, serta alasi permukaan keranjang buah dengan daun pisang kering atau dengan kertas Koran. Waktu pemetikan mangga yang baik pada pukul 11.00 keatas karena pada pukul tersebut getah akan berkurang. Kegiatan selanjutnya adalah penanganan buah hasil panen, meliputi sortasi, grading, pencucian, pengemasan, dan penyimpanan. Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah yang baik dan tidak baik kualitasnya, setelah itu adalah melakukan grading, dengan ketentuan yang telah disebutkan yaitu grade A buah yang memiliki bobot rata daiatas 250 gram, grade B bobot buah antara 200-250 gram, sedangjkan grade C memiliki bobot kurang dari 200 gram perbuah. Setelah itu dilakukan pencucian yang bertujuan untuk membersihkan buah dari kotoran seperti getah, tanah, cendawan dan sebagainya. Air yang digunakan untuk mencuci buah ditambakan detergen atau klorin dengan takaran satu sendok teh per satu liter air, lama perendaman kurang lebih tiga menit dan setelah itu dibilas kembali dengan menggunakan air bersih dan buah digosok dengan menggunakan spon atau kain yang lembut. Kegiatan pengepakan dilakukan apabila buah telah kering yaitu dengan memasukkan buah kedalam wadah dengan posisi punggung buah menghadap bawah dan wadah sudah dilengkapi dengan lapisan kertas, penyimpanan buah dalam peti kardus harus disimpan pada gudang yang bersih dengan temperatur 8-10 derajat celcius dengan kelembaban ruangan lebih dari 90 persen. Upaya pemasaran yang dilakukan diantaranya bekerjasama dengan pedagang besar yang akan mendistribusikan hasil panen ke pedagang-pedagang pengecer pasar tradisional di luar kota seperti Jakarta. Saat ini pun telah ada eksportir yang berminat memasarkan mangga gedong gincu dengan tujuan pasar singapura. Namun selain itu masih ada kendala yang dihadapi untuk memenuhi permintaan ekspor diantaranya adalah: ukuran buah yang dihasilkan belum memenuhi standar, standar bobot buah mangga gedong gincu berkualitas ekspor adalah 250 gr untuk ukuran mangga gedong gincu dan 400 gr untuk mangga cengkir.

5.3. Karakteristik Responden