Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

2. Badan Pusat Statistik BPS yang banyak menerbitkan data, baik data bulanan maupun data tahunan. 3. Dokumen-dokumen instansi lain yang memberikan data profil Kabupaten Indramayu.

4.3. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data. Data dan informasi yang telah terkumpul diolah dengan bantuan Excel windows, spss dan kalkulator. Selain itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan metode analisis risiko. Metode deskriptif ini digunakan untuk menganalisis alternatif manajemen yang diterapkan, untuk meminimalkan risiko dan ketidakpastian yang dihadapi. Analisis risiko digunakan untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu menganalisis risiko yang dihadapi, dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produksi buah mangga di Kabupaten Indramayu. Penilaian risiko dapat dilakukan dengan mengukur nilai penyimpangan terhadap return dari suatu aset, terdapat beberapa ukuran risiko diantaranya adalah ragam variance, simpangan baku standart deviation, dan koefisien variasi coefficient variation. Nilai ragam variance, merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan ekspektasi return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian. Nilai variance menunjukan bahwa semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha, dan semakin besar nilai variance maka semakin besar penyimpangannya, sehingga semakin besar risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha. Nilai standar deviasi merupakan akar dari variance. Nilai standard deviation menunjukan bahwa semakin kecil nilai standard deviation maka semakin kecil risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha, semakin besar nilai standard deviation maka semakin besar pula tingkat risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Coefficient variation diukur dari rasio standard deviasi dengan return yang diharapkan, semakin kecil nilai coefficient variation maka semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha, dan semakin besar nilai coefficient variation maka semakin besar risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha. Ukuran risiko yang dapat dijadikan sebagai ukuran paling tepat dalam memilih alternatif dari beberapa kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yang dihadapi dari setiap kegiatan usaha tersebut untuk setiap return yang diperoleh adalah koefisien fariasi coefficient variation. Coefficient variation merupakan ukuran risiko yang telah membandingkan alternatif dari beberapa kegiatan usaha.

4.3.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam penelitian status, kelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan ke lapangan atau ke tempat penelitian yaitu di desa Krasak Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu, menemui 30 orang responden, yaitu dalam hal ini adalah petani yang tergabung dalam kelompok tani, untuk mengetahui secara langsung tentang budidaya usahatani mangga hingga mengamati tentang risiko-risiko yang dihadapi petani budidaya buah mangga tersebut. Selain itu penulis melakukan pendekatan terhadap para petani yang dibantu oleh anggota Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu untuk mengetahui seluruh proses budidaya hingga pemasaran buah mangga di Kabupaten Indramayu. Yang pada akhirnya penulis dapat menyimpulkan dan dapat mendeskripsikan tentang budidaya buah mangga di Kabupaten Indramayu khususnya di Desa Krasak Kecamatan Jatibarang. 4.3.2. Analisis Risiko 4.3.2.1. Analisis Risiko Pada Kegiatan Usaha Spesialisasi Penentuan peluang berdasarkan suatu kejadian pada kegiatan budidaya yang dapat diukur dari satu titik waktu. Peluang dari masing-masing kegiatan budidaya akan diperoleh pada setiap kondisi yakni tertinggi, normal dan terendah. Pengukuran peluang P pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung, dan secara sistematis dapat dituliskan : P= f T Keterangan : f : frekuensi produksi panen dari 30 orang petani kondisi tertinggi, normal, terendah T : periode waktu proses produksi Peluang yang dihitung berdasarkan komoditas buah mangga jenis Gedong gincu dan cengkir. Total peluang dari beberapa kejadian berjumlah satu, dan secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: n p ij = 1 i=1 Penelitian ini mengunakan peluang berdasarkan tiga kondisi yaitu kondisi tertinggi, normal, dan kondisi terendah. Hal ini dilakukan berdasarkan acuan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Fariyanti 2008 dan Putri 2009. Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan dengan menggunakan expected return. Expected return adalah jumlah dari nilai-nilai yang diharapkan terjadi peluang masing-masing dari suatu kejadian tidak pasti. Rumus expected return dituliskan sebagai berikut: m R i = p ij R ij j = 1 Dimana : p ij = Peluang dari suatu kejadian i=aset, j =kejadian R ij = Return R i = Expected return Untuk mengukur sejauh mana risiko yang dihadapi dalam menjalankan usaha terhadap hasil atau pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha digunakan pendekatan sebagai berikut : Variance Ragam atau Variance σ 2 , pengukuran ragam dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari rerturn dan expected return dikalikan dengan peluang dari setiap peluang. Elton dan Gruber 1995 m σ i 2 = p ij R ij – Rj j = 1 Dimana : σ i 2 = Variance dari Return p ij = Peluang dari suatu kejadian R ij = Return R j = Expected Return Dari nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut. Standard Deviation Standard deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance. Semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Rumus standard deviation secara sistematis dapat dituliskan sebagai berikut : σ = σ 2 Dimana : σ = Simpangan baku atau Standard Deviation RpPeriode σ 2 = Ragam atau Variance RpPeriode Coefficient Variation Coefficient Variation dapat diukur dari rasio standard deviation dengan return yang diharapkan expected return. Semakin kecil nilai coefficient variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus coefficient variation adalah : CV = σ i R i Dimana : CV = coefficient fariation σ i = standard deviation R i = expected return Rumus-rumus di atas berfungsi untuk mengukur sejauh mana risiko yang dihadapi petani buah mangga di Kabupaten Indramayu, dalam menjalankan usaha terhadap hasil atau pendapatan yang diperoleh oleh petani buah mangga. Misalnya dari pengukuran variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi petani dalam melakukan usaha budidaya mangga tersebut. Untuk nlai standard deviation dapat menentukan semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi petani buah mangga dalam menjalankan usahanya. Sedangkan nilai coefficient variation dapat diartikan, semakin kecil nilai coefficient variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi oleh petani buah mangga dalam menjalankan usahanya.

4.3.3. Analisis pendapatan

Analisis pendapatan dapat diperoleh dari penerimaan total return TR usaha dikurangi biaya-biaya total cost TC input, tenaga kerja, operasional, pemasaran dan lain-lain yang dikeluarkan selama masa periode usaha berlangsung, secara sistematis dapat dituliskan sebagai berikut Kadarsan, 1992 : π TR TC Dimana : π = laba TR = total return total penerimaan TC = total cost total biaya-biaya 4.3.4. Analisis Usahatani Pengolahan data secara kuantitatif silakukan dalam analisis usahatani ini. Data yang diperlukan adalam analisis ini adalah data tentang penerimaan, biaya, dan pengeluaran usaha tani. Analisis ini berguna untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diperoleh petani buah mangga. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya penerimaan yang didapat dalam usahatani. Menurut Soekartawi 2002, penerimaan atau pendapatan kotor adalah seluruh pengeluaran yang digunakan dalam suatu usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Maka dapat disimpulkan penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan tersebut secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut: π Y x Py Dimana: π = penerimaan total usahatani Rp Y = Hasil produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Kg Py = Harga jual produk per unit Rp Kg Selanjutnya analisis ini digunakan untuk mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usahatani buah mangga. Dalam analisis ini dibedakan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya non tunai diperhitungkan. Biaya tunai pada usahatani buah mangga meliputi biaya pupuk dan obat-obatan, serta biaya tenaga kerja luar keluarga TKLK. Sedangkan biaya tidak tunai pada usahatani buah mangga meliputi biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK, biaya sewa lahan dan biaya penyusutan alat. Perhitungan biaya penyusutan menggunakan metode garis lurus straight line yang dapat diperoleh dengan membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai yang ditafsirkan dibagi umur ekonomis dari alat tersebut. Adapun rumusan matematisnya adalah sebagai berikut : Biaya penyusutan = Nb – Ns N keterangan : Nb = Nilai pembelian Ns = Nilai sisa N = Umur ekonomis alat Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pendapatan pada usahatani buah mangga. Pendapatan usahatani dapat diperoleh dari pengurangan antara biaya- biaya cost dari semua penerimaan revenue, biaya-biaya tersebut yang telah dikeluarkan selama periode usahatani. Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi antara biaya dan penerimaan yaitu: 1. Jika biaya usahatani lebih besar dari penerimaan maka usahatani dikatakan rugi, 2. Jika biaya usahatani sama dengan penerimaan maka usahatani berada pada titik impas dan 3. Jika biaya usahatani lebih kecil dari penerimaan maka usahatani dikatakan untung. Selisih antara penerimaan usahatani dan biaya usahatani merupakan biaya total usahatani yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: P = TP – BT + BTt Keterangan : P = pendapatan total usahatani Rp TP = total penerimaan usahatani nilai produksi Rp BT = biaya tunai Rp BTt= biaya tidak tunai Rp

4.4. Definisi operasional