Sikap pembuat keputusan dalam menghadapi risiko menurut Robinson dan Barry 1987, dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu:
1. Pembuat keputusan yang takut pada risiko risk aversion. Sikap ini
menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan
yang diharapkan yang mrupakan ukuran tingkat kepuasan. 2.
Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko risk taker. Sikap ini menunjukkan bahwa, jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan
maka pembuat keputusan akan mengimbangi dan menurunkan keuntungan yang diharapkan.
3. Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko risk neutral. Sikap ini
menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan maka, pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan atau
menaikkan keuntungan yang diharapkan.
3.5 Identifikasi Risiko
Pengertian identifikasi risiko secara singkat adalah suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan secara sistematis dan terus menerus dalam
mengidentifikasi properti dan liabilitas. Terdapat tiga unsur penting dalam proses identifikasi risiko, yakni mengetahui keberadaan risiko, mengetahui penyebab
timbulnya risiko dan mengetahui metode yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan dan penyebab risiko. Metode-metode pengidentifikasian risiko antara
lain: a.
Laporan keuangan, dengan menganalisis neraca, laporan laba rugi, dan catatan-catatan lain yang mendukung, melalui penggabungan laporan
keuangan inilah akan menemukan risiko yang bakal dihadapi, karena transaksi bisnis pada akhirnya akan menyangkut uang ataupun hak milik.
b. Kuesioner analisis risiko, semua harus mempertimbangkan sumber informasi
yang digunakan dalam kuesioner yang menjurus pada penyelidikan sebelumnya.
c. Flow-chart aliran barang
d. Metode interaksi adalah metode yang digunakan dalam mengidentifikasi
keberadaan maupun penyebab risiko melalui: observasi, wawancara dan studi dokumen.
e. Inspeksi langsung
f. Interaksi eksternal
g. Analisis lingkungan
h. Brainstorming
i. Pengalaman pribadi dan intuisi
Sedangkan langkah-langkah pengidentifikasian antara lain: Pembentukan tim, Pengumpulan informasi, analisis sumber penyebab risiko,
analisis permasalahan dan skenario alternatif.
3.6 Ukuran Risiko
Risiko dapat ditunjukan dengan indikator adanya fluktuasi dari return atau
hasil yang diharapkan. Menurut Elton dan Gruber 1995 terdapat ukuran risiko
yang dapat dianalisis yaitu nilai ragam, simpangan baku, dan koefisien variasi. Ketiga ukuran tersebut saling berkaitan satu sama lain. Semakin bervariasi hasil
return maka semakin besar risiko. Ukuran acak yang digunakan adalah ukuran simpangan baku standard deviation yang menggambarkan rata-rata perbedaan
penyimpangan atau kecenderungan. Semakin bervariasi hasil return maka semakin besar risiko. Coefficient variation merupakan ukuran yang sangat tepat
bagi pengambil keputusan khususnya dalam memilih salah satu alternatif dari beberapa kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yang dihadapi dari
setiap kegiatan usaha untuk setiap return yang diperoleh. Coefficient variation merupakan ukuran risiko yang telah membandingkan alternatif dari beberapa
kegiatan usaha dengan satuan yang sama. Menurut Batuparan 2001, pengukuran risiko dibutuhkan sebagai dasar
tolak ukur untuk memahami signifikansi dari akibat kerugian yang akan ditimbulkan oleh terealisasinya suatu risiko, baik secara individual maupun
portofolio terhadap kesehatan dan kelangsungan usaha. Signifikasi suatu risiko individu maupun portofolio dapat disimpulkan atau diketahui dalam melakukan
pengukuran terhadap dimensi risiko yaitu: 1 kuantitas risiko adalah jumlah
kerugian yang mungkin muncul dari terjadinya risiko, 2 kualitas risiko yaitu probabilitas dar kualitas risiko yaitu probabilitas dari terjadinya risiko.
Yang akan diketahui dari pengukuran risiko adalah:1 nilai rata-rata dari kerugian selama satu periode anggaran, 2 mengetahui variasi nilai kerugian satu
periode anggaran ke periode anggaran lain, 3 mengetahui dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut terutama kerugian yang ditanggung sendiri.
3.7 Kerangka Pemikiran Operasional