Penyakit HASIL DAN PEMBAHASAN

tindakan pencegahan juga tidak memerlukan biaya yang terlalu besar. Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum kegiatan pemeliharaan dimulai, oleh karena itu para petani setidaknya harus memahami dan mengetahui daur hidup hamanya.

c. Penyakit

Begitu juga dengan penyakit, dari hasil wawancara dengan petani responden, factor risiko yang disebabkan oleh penyakit tidak terlalu besar dengan risiko yang diakibatkan oleh curah hujan, dapat dilihat dari tabel bahwa risiko yang disebabkan oleh penyakit menurut pendapat petani responden sebesar 16 persen. Sesuai dengan pernyataan sebelumnya bahwa, tanaman mangga sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit pada setiap pertumbuhannya. Selain hama penyakit tanaman juga merupakan salah satu sumber risiko dalam budidaya mangga ini, sehingga hal tersebut merupakan penyebab tidak optimalnya produksi buah mangga yang dihasilkan. Penyakit yang sering menyerang tanaman maupun buah mangga menurut kebanyakan petani responden pada umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, dan cendawan. Penyakit yang biasa menyerang diungkapkan oleh petani antara lain penyakit layu benih menyerang tanaman pada saat pembibitan akibat dari serangan penyakit ini antara lain daun menjadi lemah, lalu akan mengering dan setelah itu mati dengan akar yang membusuk, cara pengendalian yang dilakukan biasanya dengan penyemprotan fungisida, selain itu pengendalian yang biasa dilakukan oleh petani adalah menjaga jarak antar tanam dalam polybag agar tidak terlalu rapat, sehingga benih mendapat sinar matahari. Penyakit embun jelaga merupakan jenis penyakit berikutnya yang sering menyerang tanaman mangga di Kabupaten Indramayu. Akibat dari penyakit ini adalah timbulnya lapisan tipis berwarna hitam pada permukaan daun dan ranting, selain dengan penyemprotan fungisida hal lain yang biasanya dilakukan oleh petani untuk menanggulangi penyakit ini dengan cara memotong cabang yang terinfeksi dan setelah itu dilakukan pembakaran. Selain kedua penyakit diatas penyakit kudis buah sering dialami oleh para petani akibat dari penyakit ini adalah pada permukaan buah timbul struktur yang tidak beraturan berwarna coklat seperti yang dijelaskan petani, dan setelah buah dipanen akan meninggalkan bercak coklat yang keras dan mengering sehingga mengurangi tampilan buahnya. Selain upaya pencegahan yang telah dijelaskan diatas, upaya lainnya yang dilakukan untuk meminimalisir dampak kerugian yang disebabkan oleh infeksi penyakit antara lain dengan cara pengolahan lahan secara baik dan benar, penyiangan, serta pemberian obat-obatan secara teratur upaya- upaya tersebut merupakan upaya untuk mencegah dan meminimalisir penyebaran penyakit.

6.1.2. Kerugian Yang Disebabkan Oleh Faktor Sumberdaya Manusia

Kerusakan produk dikarenakan kelalaian atau kesalahan SDM, merupakan salah satu sumber risiko yang harus diperhatikan selain faktor alam. Keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja akan mempengaruhi secara langsung pada efektifitas dan efesiesi usaha tani. Faktor ini merupakan salah satu penyebab yang mempengaruhi variasi produktifitas. Tidak adanya standart operasional yang jelas dan baik dari penyuluh maupun petani membuat kemungkinan terjadi penyimpangan yang semakin besar. Berdasarkan fakta di lapangan dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan petani responden dapat dilihat pada tabel . Faktor kerugian yang disebabkan oleh kesalahan manusia terjadi pada kegiatan pemanenan dan pengiriman hasil. Nilai persentasenya dapat dilihat pada Tabel 14. di bawah ini. Tabel 14. Persentase Risiko yang Disebabkan Oleh SDM Risiko yang disebabkan oleh SDM Jumlah petani responden orang Persentase Kerusakan pada saat pemanenan 17 57 Kerusakan pada saat pengiriman hasil 13 43 Total 30 100 a. Kerusakan Pada Saat Pemanenan Buah Dilihat dari tabel di atas persepsi petani terhadap risiko yang ditimbulkan pada saat pemanenan buah sebesar 57 persen. Pemanenan merupakan tahapan paling penting dalam seluruh kegiatan usahatani, kesalahan kecil yang dibiarkan akan berdampak besar untuk kedepannya. Adapun upaya yang dilakukan oleh petani untuk meminimalisir dampak kerugian yang diakibatkan kerusakan pada saat pemanenan adalah dengan menggunakan tenaga kerja yang sudah sering bekerja sama dengan mereka, sudah terpercaya dalam hasil kerjanya, dan merupakan orang-orang terdekat mereka. Pada dasarnya tidak ada tekhnik khusus dalam pemanenan buah mangga ini tetapi ada hal-hal yang harus diperhatikan seperti tangkai buah yang diikutkan, usahakan getah tidak mengotori buah serta peletakan buah setelah dipetik, ini banyak sedikitnya akan mempengaruhi kondisi buah yang telah dipanen. Risiko kerusakan yang dihasilkan pada saat panen tersebut dapat dikatakan murni disebabkan karena kelalaian individu, dan untuk meminimalisir hal ini, upaya petani buah mangga adalah dengan menggunakan tenaga kerja yang sudah sering melakukan pemanenan.

b. Kerusakan Pada Saat Pengiriman Hasil